Langka! Anjing Ajag Mirip Serigala Terekam Kamera di Hutan Riau, Tersisa 2 Ribu Ekor Lagi di Dunia
SabangMerauke News, Pekanbaru - Secara mengejutkan, kamera rekam (trap) memantau masih adanya keberadaan satwa langka Anjing Ajag di hutan Riau. Kabar tersebut diumumkan oleh Balai Besar Konservasi Sumberdaya Alam (BBKSDA) Riau dalam akun Facebook-nya, Jumat (27/5/2022) kemarin.
Walau hanya terekam sekitar 4 detik, namun munculnya sosok anjing hutan mirip serigala tersebut, membuat dunia konservasi sedikit lega dan berbangga. Soalnya, selama ini Anjing Ajag jarang sekali terlihat di hutan Riau dan dikira sudah punah.
"Walaupun sedetik kau memandangku. Namun cukup mengobati kerinduan akan dirimu. Dengan tertangkapnya engkau di camera trap, telah membuktikan keberadaanmu masih ada di bumi melayu," demikian tulisan admin Facebook BBKSDA Riau.
Postingan tersebut tidak mencantumkan di hutan Riau mana anjing ajag itu terekam. Dalam video yang dibagikan itu, munculnya anjing ajag hanya dalam hitungan detik. Terlihat seekor anjing ajag menatap ke arah kamera, lalu berbalik ke arah belakang kamera. Video itu mengesankan anjing ajag itu tahu ia sedang direkam.
Jika dilihat sepintas, anjing ajag itu mirip seperti serigala. BBKSDA Riau menyebut keberadaannya kini cukup langka.
Hewan liar ini masuk dalam jenis satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor P.106/MENLHK/SETJEN/ KUM.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa Dilindungi.
Bahkan, satwa ini masuk dalam kategori terancam punah (endangered) berdasarkan daftar merah IUCN dengan tren populasi yang terus menurun serta termasuk dalam daftar Apendiks II dalam CITES.
Terdapat di Sumatera dan Jawa
Di Indonesia, terdapat dua jenis anjing ajag, yaitu anjing hutan jawa (Cuon alpinus javanicus) dan anjing hutan sumatera (Cuon alpinus sumatrensis). Di beberapa daerah Jawa, anjing ajag sering disebut asu kikik.
Populasi anjing ajag tersebar di kawasan Asia mulai dari Bangladesh, Bhutan, Kamboja, China, India, Indonesia, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Malaysia, Mongolia, Myanmar, Nepal, Russia, Tajikistan, Thailand, dan Vietnam.
Anjing ajag memiliki lolongan keras dan jelas. Biasanya hidup berkelompok dalam lima hingga dua belas ekor, tergantung lingkungannya.
Dalam kondisi tertentu, ia dapat hidup sendiri (soliter). Jenis ini merupakan pemburu yang menyukai kelinci, kancil, babi hutan, kijang, dan rusa.
Jumlahnya Tinggal 2.200 Ekor di Seluruh Dunia
Populasi anjing ajag pada habitat alami saat ini di seluruh dunia berdasarkan data IUCN, diperkirakan tidak lebih dari 2.200 ekor dan diprediksi terus menurun. Satu hal penyebab menurunnya populasi anjing ajag adalah adanya anggapan masyarakat bahwa jenis ini merupakan satwa yang merugikan, sehingga dijadikan satwa buruan untuk dimusnahkan.
Selain itu, kerusakan habitat satwa mangsa juga memberikan pengaruh terhadap berkurangnya populasi. Data mengenai sebaran spasial aktivitas anjing ajag sangat diperlukan untuk mengetahui pengaruh ancaman tersebut. (*)