Disebut Calon Kuat Rektor Unri, Karir Cemerlang Dekan FISIP Tersandung 'Pipi Mahasiswi'
SM News, Pekanbaru - Dekan FISIP Universitas Riau (Unri) Syafri Harto telah ditetapkan sebagai tersangka dugaan perbuatan cabul terhadap mahasiswi bimbingan skripsinya LB (20) oleh Polda Riau, Kamis (18/11/2021). Ia terancam hukuman 9 tahun penjara berdasarkan pasal pidana perbuatan cabul yang disematkan penyidik.
Terlepas kasus yang tengah menjeratnya, Syafri Harto adalah dosen yang memiliki karir cemerlang. Ia memulai karir akademik dari jalur bawah di jurusan Hubungan Internasional FISIP Unri.
Di usia 47 tahun, ia sudah menjabat sebagai Dekan FISIP Unri untuk periode pertama, hingga pada 2018 lalu terpilih kembali melanjutkan kepemimpinannya di fakultas tertua di kampus tersebut.
Di tangannya, seluruh jurusan dan program studi FISIP mendapat akreditasi A dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT). Bahkan, baru tiga pekan lalu FISIP Unri resmi mendapat izin penyelenggaraan program doktoral (S3) Administrasi Publik.
FISIP adalah cikal bakal awal mula berdirinya Universitas Riau (Unri) pada 1 Oktober 1962 lalu. Dari fakultas tersebut kini Unri terus berkembang sampai saat ini. Namun, meski menyandang fakultas tertua di Unri, FISIP agak tertinggal dari fakultas lain yang lebih dulu memiliki program pendidikan doktoral (S3).
"Saya membangun FISIP dengan hati. FISIP adalah Rumah Kita," kata Syafri Harto dalam pembicaraan dengan SM News beberapa waktu lalu.
"FISIP Rumah Kita" adalah tagline ciptaan Syafri Harto. Ia pula yang mengusung slogan "Universitas Riau: Jantung Hati Masyarakat Riau" saat dirinya menjadi ketua panitia dies natalis Unri tahun yang lalu.
Hampir 7 tahun dipimpin Syafri Harto sebagai dekan, kampus FISIP mengejar ketertinggalan dengan fakultas lain di Unri. Mulai dari penataan infrastruktur dan fasilitas fakultas serta layanan akademik fakultas. Jika berkunjung ke FISIP Unri, suasana hijau tertata rapi disuguhkan kepada kita.
"Dari lingkungan yang hijau, asri dan indah maka tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi akan bisa lebih maksimal. Civitas kampus akan betah dan nyaman untuk belajar dan berkarya" kata Syafri.
Pria kelahiran Kuantan Singingi (dulunya merupakan wilayah Indragiri Hulu) ini memang disebut-sebut merupakan calon kuat Rektor Universitas Riau. Pemilihan rektor akan dilakukan mulai Juni 2022. Ia digadang-gadang menjadi suksesor Rektor Unri saat ini, Prof Aras Mulyadi.
Soal target menjadi rektor ini, kepada SM News beberapa waktu lalu, Syafri Harto tak membantahnya. Menurutnya, wajar jika setiap pimpinan fakultas memiliki harapan bisa menjadi pimpinan universitas.
"Tapi itu semua biar mengalir saja. Tentu harus ada persiapan. Modal saya dua periode menjabat Dekan FISIP. Dan sebagai alumni, saya tentu harus mengabdi ke almamater saya Unri," kata Syafri.
Tapi, semua catatan karir cemerlang yang diukir Syafri Harto terkesan 'sirna' seketika, sejak viralnya video pengakuan seorang mahasiswi bimbingan skripsinya, LB (20) pada awal November lalu. Pengakuan LB bahwa Syafri mencium pipinya pada 27 Oktober lalu di ruang dekan seolah membuat karya dan dedikasi Syafri Harto jadi berantakan.
"Moral dan karakter saya terbunuh oleh viralnya video tersebut. Marwah FISIP juga jadi rusak," kata Syafri sesaat video tersebut merebak di jagat media sosial.
Kini, Syafri Harto agaknya harus memfokuskan dirinya menghadapi sangkaan penyidik Polda Riau. Meski pihak Rektorat Universitas Riau belum menon-aktifkannya, namun pikiran dan tenaga Syafri pasti akan tersita menghadapi kasus ini.
"Sebagai anak bangsa, saya patuh dan taat hukum," kata Syafri yang mengaku siap menghadapi proses hukum kasus ini. (*)