Dugaan 'Jalur Tak Resmi' Rekrutmen Honorer Pemkab Kepulauan Meranti, Ada yang Mengaku Direkrut Tim Sukses
SabangMerauke News, Selatpanjang - Penerimaan tenaga honorer yang tidak melalui seleksi di Pemkab Kepulauan Meranti mengemuka. Sejumlah tenaga honorer diduga direkrut secara diam-diam.
Sementara bekas honorer yang sudah bekerja belasan tahun justru dirumahkan. Rekrutmen honorer dengan istilah 'jalur tak resmi' tanpa melalui seleksi ini, diduga terjadi di sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD).
Salah seorang mantan pegawai honorer di salah satu bagian Sekretariat Daerah Kepulauan Meranti yang sudah diberhentikan menuturkan, dirinya tidak dipekerjakan lagi karena berlatar belakang sarjana pendidikan. Padahal dia sudah bekerja sejak tahun 2012 lalu.
"Setelah pengumuman hasil seleksi, saya dinyatakan lulus. Namun tak lagi dipekerjakan. Hanya karena saya lulusan sarjana pendidikan. Katanya tidak linier. Janjinya saya mau diberdayakan sebagai guru, namun sampai saat ini, tidak juga ada panggilan," kata eks pegawai honorer yang tak mau disebutkan namanya itu, Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, hasil seleksi yang diumumkan beberapa waktu lalu, diduga ada terjadi kecurangan. Ia mendapat cerita dari rekannya di salah satu dinas, kalau ada semacam sisipan tenaga honorer baru.
"Padahal mereka tidak pernah terlihat sebelumnya. Dan juga tidak terlihat mengikuti ujian. Ini tentu membuat miris bagi kami yang sudah berjuang ikut seleksi, tapi tak ada kejelasan," bebernya.
Salah seorang pegawai 'jalur tak resmi' yang enggan disebutkan namanya, mengakui jika dirinya direkrut tanpa proses seleksi ujian. Dia bahkan mengakui 'dititipkan' oleh salah seorang tim sukses untuk bekerja di Kantor Bupati.
"Saya awalnya sebagai staf di kantor desa. Waktu itu salah seorang tim sukses membawa saya untuk bergabung menjadi honorer di Kantor Bupati. Saya memang tidak ikut ujian seleksi waktu itu. Namun karena dia menjamin di sana, makanya saya ikut saja," ungkap seorang pegawai honorer yang mengaku masih berkuliah di salah satu perguruan tinggi di Selatpanjang.
Bantah Honorer Siluman
Sementara itu, salah seorang Kepala OPD yang juga enggan disebutkan namanya, juga mengakui jika di tempatnya juga ada dititipkan pegawai honorer di luar proses seleksi. Namun ia menyanggah jika itu disebut sebagai 'honorer siluman'.
"Memang ada honorer di luar proses seleksi yang dititipkan di kantor. Namun ada juga honorer yang tidak lulus kemarin, juga ikut dipanggil. Itu sudah kita laporkan ke Bupati. Mereka itu bukan honorer siluman, tapi dipekerjakan karena ada kegiatan yang bersumber dari dana pusat," katanya memberi alasan.
Plt Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kepulauan Meranti, Bakharudin saat dikonfirmasi, tidak membantah adanya perekrutan secara diam-diam sejumlah honorer. Menurutnya kondisi tersebut juga sudah mendapatkan 'restu' dari Bupati.
"Iya, itu benar adanya. Dan itu juga masih bagian dari kerjanya tim evaluasi. Namun hal itu juga sudah mendapatkan sinyal dari Pak Bupati," ujar Bakharuddin.
Diakuinya, saat ini kebutuhan pegawai honorer di setiap OPD jumlahnya masih kurang. Ini disebabkan rumus saat melakukan pemetaan kebutuhan hononer ketika seleksi beberapa bulan lalu, tidak lagi sesuai dengan kondisi saat ini.
"Waktu dilakukan evaluasi, kebutuhan pegawai honorer di setiap OPD sudah cukup sesuai dengan kebutuhan. Namun seiring waktu berjalan hal itu tidak sesuai lagi," kata Bakharuddin.
Hal tersebut kata Bakharuddin, dikarenakan banyak terjadi pergeseran staf yang menyebabkan komposisinya pegawai berubah.
Diwartakan sebelumnya, pada 5 April 2022 lalu Pemkab Kepulauan Meranti mengumumkan hasil seleksi tenaga honorer. Sebanyak 2.385 orang dinyatakan lolos dan 1.602 orang pegawai honorer lainnya dirumahkan.
Adapun pertimbangan dan penilaian yang ditetapkan dalam evaluasi tersebut meliputi tiga aspek yakni penilaian kinerja, administrasi dan hasil ujian evaluasi.
Rumusan penetapan jumlah tenaga honorer yang digunakan tim evaluasi untuk kebutuhan setiap OPD yakni jumlah struktur bidang yang ada di OPD dikali 2 dan ditambahkan dengan 6.
"Setiap OPD misalnya ada tiga struktur bidang dikalikan dua dan ditambah 6 orang. Berarti jumlahnya sebanyak 12 orang, dimana 6 orang itu meliputi tenaga kebersihan, keamanan dan sopir. (R-01)