Kacau! Cuma 34 Persen Rakyat Tahu kalau Indonesia Presidensi G-20
SabangMerauke News - Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan 60 persen masyarakat tidak mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi mengatakan, baru 34 persen saja yang mengetahui posisi Indonesia di Konferensi Tingkat Tinggi tersebut.
“Yang tahu Indonesia sebagai Presidensi G20 Cuma 34 persen. Padahal hebohnya udah minta ampun tapi cuma sepertiga warga yang tahu bahwa Indonesia ketua Presidensi G20,” ujarnya saat konferensi pers virtual melalui kanal YouTube Indikator Politik Indonesia, Minggu, 15 Mei 2022.
Presidensi G20 adalah posisi sebuah negara menjadi tuan rumah penyelenggaraan pertemuan G20. Untuk tahun 2022, Indonesia terpilih dan tengah mempersiapkan penyelenggaraan forum yang akan berlangsung sejak 1 Desember 2021 nanti.
Angka tersebut berdasarkan survei dari 5-10 Mei 2022 yang melibatkan 1.228 responden. Metode yang digunakan adalah random digit dialing (RDD) dan margin of error 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Setuju Indonesia Undang Rusia
Kemudian, sebanyak 70 persen responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju terhadap undangan untuk Rusia agar tetap hadir. Sedangkan yang kurang setuju atau tidak setuju sebanyak 17,2 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sebanyak 7,7 persen.
“Saya tidak tahu mengapa di media sosial banyak yang mendukung Rusia. Padahal buat saya, langkah invasi Rusia ke Ukraina gak dibenarkan dengan alasan apapun,” tuturnya.
Lalu ada 67,5 responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju agar Indonesia mengundang Rusia dan Ukraina. Bagi yang menjawab kurang setuju dan tidak setuju sama sekali sejumlah 21,9 persen dan yang tidak menjawab atau tidak tahu sejumlah 10,6 persen.
Survei tersebut juga bertanya kepada responden tentang kemungkinan Indonesia kehilangan hubungan baik dengan negara yang menentang kehadiran Rusia dalam G20. Ada 51,3 responden yang mengetahui Indonesia sebagai Presidensi G20 setuju dan sangat setuju dengan perkiraan tersebut.
Bagi yang kurang setuju dan tidak setuju sama sekali berjumlah 37,2 persen. Responden yang tidak menjawab atau tidak tahu berjumlah 11,6 persen.
“Sebagian besar setuju, tetapi buat publik gak apa-apa. Risiko itu ditempuh, jadi artinya memang publik tahu bahwa risiko mengundang Rusia itu akan mengundang kemarahan dari negara barat dan mempunyai implikasi terhadap hubungan dengan Indonesia,” tutur Burhanuddin. (*)