Puluhan Rekening Nasabah Bank Riau Kepri Dibobol Rp 800 Juta, DPRD: Audit Internal Manajemen, Bongkar Tuntas!
SabangMerauke News, Pekanbaru - Aksi pembobolan rekening dengan total Rp 800 juta diduga dengan modus skimming (pencurian data) di mesin ATM menerpa puluhan nasabah Bank Riau Kepri (BRK) diminta untuk dituntaskan. Kasus ini merupakan perkara serius yang menunjukkan masih lemahnya sistem pengawasan dan keamanan IT bank milik daerah tersebut. Audit internal manajemen BRK harus dilakukan.
"Ini adalah kejadian yang sungguh mengagetkan. Bank yang seharusnya menjadi tempat yang aman untuk menyimpan uang, justru seakan menjadi tempat yang rawan terjadi pembobolan. Kasus ini harus diusut tuntas," kata Wakil Ketua DPRD Pekanbaru, Tengku Azwendi Fajri (TAF) kepada SabangMerauke News, Sabtu (14/5/2022).
BERITA TERKAIT: Gawat! Puluhan Rekening Nasabah Bank Riau Kepri Dibobol, Diduga Skimming Mesin ATM
TAF mendukung aparat kepolisian untuk membongkar kasus ini secara terang benderang. Di sisi lain, evaluasi terhadap manajemen BRK harus segera dilakukan.
Menurutnya, pembobolan rekening puluhan nasabah telah menimbulkan citra dan persepsi negatif BRK di tengah masyarakat. Selain itu, BRK juga mengalami kerugian secara materi karena harus mengganti kerugian nasabah yang menjadi korban kejahatan.
BERITA TERKAIT: Puluhan Rekening Nasabah Dibobol, OJK Panggil Manajemen Bank Riau Kepri
Apalagi, saat ini BRK kerap dikampanyekan segera berkonvensi menjadi bank syariah. Menurutnya, peristiwa ini harus menjadi catatan dalam proses konversi yang sedang berjalan saat ini.
"Apa jadinya kalau nanti kejahatan yang sama kembali terulang ketika BRK telah menjadi bank syariah. Ini akan lebih memprihatinkan. Oleh karenanya, perlu dilakukan audit independen terhadap kasus ini yang menyasar pada internal manajemen bank," kata Tengku.
TAF, sapaan populer politisi Partai Demokrat ini mempercayakan penanganan tindak kriminal pembobolan rekening nasabah BRK ke kepolisian. Ia berharap, penyelidikan dapat mengungkap secara jelas aktor-aktor yang terlibat. Baik yang dilakukan oleh pihak luar atau kemungkinan dugaan adanya aktor internal.
BERITA TERKAIT: Bank Riau Kepri Diterpa Kejahatan Skimming, Ini Defenisi Skimming dan Cara Mencegahnya
Soalnya, pemasangan alat skimming (pencurian data) seharusnya dapat dipantau pada ruangan mesin ATM yang memiliki kamera rekam (CCTV). Pemantauan aktivitas dan gerak-gerik pelaku seharusnya bisa terlihat, jika pengawasan berjalan efektif.
"Perbaikan sistem keamanan IT, pengawasan lapangan dan evaluasi tata kerja BRK harus dilakukan. Direksi bertanggung jawab soal ini," kata TAF.
BRK Dipanggil OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memanggil manajemen BRK terkait kasus pembobolan dana nasabah lewat mesin ATM di BRK cabang Batam ini.
"OJK telah melakukan pemanggilan terhadap manajemen BRK terkait hal tersebut. Saat ini dalam penelitian," kata Kepala OJK Perwakilan Riau, M Lutfi lewat keterangan tertulis kepada SabangMerauke News, Rabu (11/5/2022) lalu.
Lutfi menerangkan, kasus tersebut selanjutnya oleh manajemen BRK dilaporkan ke pihak kepolisian untuk pengusutan lebih lanjut.
Ditanya soal kelemahan sistem pengamanan IT Bank Riau Kepri sehingga pembobolan terjadi, Lutfi menepisnya. Ia menjelaskan, kasus kejahatan dengan modus skimming telah banyak terjadi pada sejumlah perbankan, tidak hanya terjadi terhadap BRK.
Kasus skimming katanya, juga dapat menimpa sistem informasi teknologi (IT) perbankan yang bagus sekalipun.
"Kita bisa melihat bank-bank besar sekalipun tidak luput dari permasalahan dan musibah ini," jelas Lutfi seraya menerangkan kalau BRK telah siap bertanggungjawab dalam mengganti kerugian nasabah korban skimming.
Diwartakan sebelumnya, geger pembobolan rekening nasabah dengan modus skimming di mesin ATM dialami sejumlah nasabah BRK di Batam. Pembobolan diduga terjadi saat momen perayaan Idul Fitri 1443 H. Sejak Senin (9/5/2022) kemarin, sejumlah nasabah mendatangi kantor BRK cabang Batam melaporkan pencurian uang dalam rekeningnya.
Salah satu nasabah yang meminta identitasnya disamarkan menyebut dirinya kehilangan uang sebesar Rp 12 juta dari rekening Bank Riau Kepri miliknya.
"Saya kehilangan uang sebesar Rp12 juta dari rekening saya. Sementara saya tidak ada melakukan transaksi apapun," katanya saat ditemui media, Senin (9/5/2022) lalu.
Nasabah tersebut mengaku melakukan transaksi keuangan di salah satu ATM yang berada di kawasan Sekupang, sebelum perayaan Idul Fitri 1443 Hijriah lalu.
Namun, sejak tanggal 5 hingga 6 Mei 2022, terjadi 4 kali transaksi penarikan uang sebesar Rp 2,5 juta dari rekening miliknya. Dan transaksi terakhir terjadi pada tanggal 7 Mei dengan penarikan uang sebesar Rp 2 juta dari rekening miliknya.
Transaksi ini sendiri diketahuinya dari aplikasi mobile banking, setelah mendengar informasi beberapa nasabah Bank Riau Kepri mengalami kehilangan uang di rekening, yang diduga sudah terjadi sebelum Idul Fitri 1443 Hijiriah.
"Hari ini saya baru dengar kabarnya. Makanya saya langsung cek m-banking. Dan benar bahwa rekening saya dikuras sebesar Rp 12 juta," paparnya.
Sejauh ini belum ada penjelasan resmi kantor pusat Bank Riau Kepri atas dugaan pembobolan rekening nasabah diduga dengan modus skimming di mesin ATM tersebut. Humas BRK, Dwi belum menjawab pesan konfirmasi yang dilayangkan media ini sejak kasus terbongkar. (cr1)