Ternyata Ini Sejarah Istilah Halalbihalal dan Makna Ucapan Minal Aizin Wal Faizin
SabangMerauke News - Momentum Hari Raya Idul Fitri dimanfaatkan oleh umat Islam untuk bersilaturahmi dengan berkunjung ke rumah sanak saudara dan kerabat. Tak hanya menanyakan kabar, Idul Fitri digunakan untuk ajang bermaaf-maafan dan menyuguhkan hidangan untuk para tamu yang datang.
Selalu tampak pada hari raya, anak-anak akan melakukan sungkem pada orang tuanya. Sementara teman, kerabat, dan tetangga saling berjabat tangan. Momentum saling meminta maaf tersebut dikenal dengan sebutan halalbihalal.
Mengutip situs Nahdlatul Ulama (NU), penyebutan halalbihalal berasal dari bahasa Arab. Namun, di Saudia Arabia tidak mengerti esensi dari halalbihalal. Hal itu karena halalbihalal dijadikan tradisi oleh masyarakat umat Islam Indonesia. Pencetusnya adalah KH Wahab Chabullah, tokoh NU yang mencetuskan istilah tersebut pada sekitar pertengahan Ramadan 1948.
Saat tengah berjabat tangan, umat Islam Indonesia terbiasa mengucapkan satu kalimat yang sama, “Minal Aidin Wal Faizin”. Lantas, apa maknanya?
Melansir dari laman MUI, Minal Aidin Wal Faizin merupakan istilah yang populer di Indonesia dan menjadi tradisi Islam. Menurut Cholil Nafis, Ketua Bidang Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Minal Aidin dan Wal Faizin memiliki arti masing-masing yang tergabung menjadi satu.
“Minal Aidin, artinya termasuk orang-orang yang kembali ke fitrah. Fitrah manusia yang sejati, nuraninya menyala, punya sifat baik dan peduli. Wal Faizin artinya orang yang beruntung. Itulah makna dari Minal Aidin Wal Faizin,” kata Cholil.
Selain itu, ucapan Minal Aidin Wal Faizin juga mengandung harapan supaya umat Islam amalan-amalan selama di bulan Ramadan bisa menjadi ibadah yang baik. Sehingga penyebutan Minal Aidin Wal Faizin terus dilakukan oleh umat Islam Indonesia di sepanjang tahun saat Idul Fitri. (*)