BMKG Gagal Lihat Hilal, Tapi Idul Fitri Tetap Hari Ini 2 Mei
SabangMerauke News, Jakarta - Tim pengamat hilal dari Observatorium Bosscha di Lembang gagal melihat hilal 1 Syawal 1443 Hijriah pada Minggu petang, 1 Mei 2022. Di Subang, tim pengamat hilal dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) juga mengalami hal serupa.
Menurut Yusuf, staf peneliti dari Observatorium Bosscha, sejak siang cuaca di Lembang mendung hingga turun hujan pada sore harinya. “Hilal tidak terlihat di sini karena cuaca tidak mendukung,” katanya. Sebelumnya Yusuf telah menyatakan pengamatan hilal pada 1 Mei tergolong sulit dideteksi.
Dalam keterangannya, Kepala Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Bandung, Teguh Rahayu, mengatakan pengamatan tim hilal dimulai dari pukul 14.00 sampai 18.10 WIB. Lokasinya di menara masjid SMA Plus Astha Hannas, Subang, Jawa Barat.
Di lokasi itu waktu terbenam matahari pada pukul 17.42 kemudian bulan tenggelam pada pukul 18.05 WIB. “Hilal tidak teramati, karena ufuk barat tertutup awan,” ujar Rahayu.
Seperti dikutip dari Antara, posisi hilal juga dilaporkan tidak terlihat karena awan yang tebal di Bengkulu. Pemantauan dilakukan saat Matahari terbenam pukul 18.07 WIB dan dilakukan selama 24 menit. Ketinggian hilal yang hendak dikonfirmasi adalah 5 derajat dengan posisi Bulan berada 6 derajat 5 menit 34 detik sebelah atas utara Matahari.
Beberapa daerah melaporkan sebaliknya, mampu melihat hilal. Di antaranya adalah pengamatan dari Gresik, Jawa Timur. Tim dari Lembaga Falakiyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama mengatakan melakukan pemantauan sejak pukul 17.13.34 WIB, dan mulai terlihat 17.25.34 sampai 17.33.50. Bulan sabit muda disebutkan berada di ketinggian 4 derajat 3 menit 31 detik di atas ufuk, dengan sudut elongasi 6 derajat 34 menit 45 detik.
Sidang Isbat Kementerian Agama kemudian memutuskan 1 Syawal 1443 Hijriah atau Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Senin, 2 Mei 2022. “Dari 99 titik di 34 provinsi ada yang melaporkan melihat hilal sebagaimana tadi dilaporkan oleh Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah,” kata Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, usai sidang itu.
Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang, menerangkan posisi hilal awal Syawal 1443 H di Indonesia pada 1 Mei cukup kritis. Alasannya, ketinggian hilal sudah memenuhi kriteria MABIMS yang baru, lebih besar dari 3 derajat. Tetapi, hanya Aceh satu-satunya provinsi yang elongasi hilalnya dapat mencapai 6,4 derajat saat ketinggian hilal masih lebih besar dari 3 derajat.
Itupun, dari 23 ibukota kabupaten/kota di Aceh, hanya empat yang dapat menyaksikan hilal dengan ketinggian dan elongasi sesuai kriteria MABIMS terbaru tersebut, yakni Sabang, Banda Aceh, Jantho (Aceh Besar) dan Calang/Krueng Sabee (Aceh Jaya). Tidak ada penjelasan spesifik hasil pengamatan di wilayah-wilayah ini dari Sidang Isbat. (*)