Tukang Becak Tinggalkan Acara Buka Puasa Bersama Bupati Kepulauan Meranti: Tempatnya Gak Layak!
SabangMerauke News, Selatpanjang - Puluhan tukang becak kecewa dengan acara buka puasa bersama Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil, Selasa (26/4/2022). Mereka memilih meninggalkan acara karena tempatnya dinilai tak layak.
"Kami memilih membubarkan diri karena dalam hal ini mereka tidak siap untuk menggelar acara. Tempat yang disediakan bukan seperti tempat untuk mengundang orang-orang tua, namun seperti memanggil kaum duafa, fakir miskin dan anak yatim-piatu," kata Ketua Becak Meranti Wisata (BMW), Syaiful.
Awalnya ratusan pembecak yang terhimpun dalam sejumlah organisasi yakni Federasi Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (FSPTI),
Becak Ojek Terminal Selatpanjang (BOTS) dan Becak Meranti Wisata (BMW) memadati halaman pendopo tepatnya di belakang rumah dinas bupati, Jalan Dorak.
Saiful menjelaskan mereka yang diundang adalah pengurus organisasi dan bertanggung jawab terhadap anggota yang dibawa.
Menurutnya, tenda yang disediakan panitia tidak sesuai dengan kapasitas yang diundang. Sehingga banyak dari mereka yang hanya bisa berdiri karena tidak mendapatkan tempat.
Tempat yang dipakai tidak ada kursi dan meja, hanya duduk di lapangan yang dialasi terpal biasa. Para pembecak terpaksa duduk di tengah hujan yang gerimis.
"Secara kasat mata, kawan-kawan yang membubarkan diri itu memandang tempat itu tidak layak. Kite orang Selatpanjang ini gengsi agak tinggi sedikit, mereka tak pandang masalah makan, karena kita bukan orang kebulur (lapar, red)," kata Saiful.
Diceritakan Saiful, bahwa pihaknya bersama FSPTI dan BOTS diundang oleh pemerintah Kabupaten Kepulauan Meranti untuk menghadiri acara berbuka puasa bersama Bupati. Undangan itu pun mereka terima melalui pesan WhatsApp.
"Ketika melihat tempat berbuka puasa itu tidak layak, yang pulang pertama itu
adalah anggota FSPTI dan disusul anggota BOTS yang juga ikut membubarkan diri," tuturnya.
Ia berharap agar tukang becak tidak dipandang sepele.
"Kita datang kesini bukan karena makan, tapi karena kita hanya menghargai pemimpin. Kalau pemimpin tidak menghargai yang diundang macam mana rakyat mau memandang dia sebagai bupati," kata Saiful kesal.
Klaim Miskomunikasi
Kepala Bagian Humas dan Protokol Pimpinan (Prokopim) Setdakab Kepulauan Meranti, Afrinal Yusran mengatakan kejadian tersebut terjadi karena miskomunikasi.
"Sebenarnya hanya miskomunikasi, sehingga salah pengertian," kata Yusran.
Ia menjelaskan, keberadaan tenda sebenarnya untuk tempat transit pembagian paket sembako. Sedangkan untuk berbuka puasa posisinya, dilakukan di dalam pendopo, dilanjutkan sholat magrib berjamaah.
"Penyaluran paket sembako dilakukan sampai tadi malam sebelum waktu Isya. Bantuan tersebut bertujuan meringankan sedikit beban masyarakat dalam bulan suci Ramadan dan menyambut hari raya Idul Fitri," kata Yusran. (R-01)