Luar Biasa! Kota Pekanbaru Seperti Kolam Ikan
Kondisi genangan air di Jalan Ahmad Dahlan, Sukajadi, Senin (25/4/2022). Foto: Istimewa
SabangMerauke News, Pekanbaru - Sejumlah titik di wilayah Kota Pekanbaru tergenang air, Senin (25/4/2022). Warga menyebut kondisi pagi Kota Pekanbaru seperti kolam ikan.
Hujan yang mengguyur 'Kota Bertuah Smart City Madani' menyebabkan air meluap sampai ke jalan umum. Kondisi drainase dan sistem aliran air lumpuh.
"Pekanbaru sudah seperti kolam ini. Genangan air dimana-mana. Jalan macet orang malas ke luar rumah. Seperti kota yang tak diurus," kata Maya, warga Pekanbaru di daerah Sigunggung, Payung Sekaki.
BERITA TERKAIT: Walhi: Kampanye Riau Hijau yang Digadang-gadang Gubernur Syamsuar Cuma Simbolis!
Ironisnya, genangan air juga menerpa daerah perumahan yang selama ini tak pernah terjadi banjir.
"Kompleks rumah kami biasanya halamannya gak pernah tergenang air. Tapi sekarang ngeri kondisinya," kata Mak Syifa kepada wartawan SabangMerauke News, Senin pagi ini. Mak Syifa terpaksa menuruti keinginan dua anaknya bermain-main di genangan air di depan rumahnya.
BACA JUGA: Waduh! Laba Bank Riau Kepri Anjlok Hingga Rp 82 Miliar, Gimana Nih?
Pantauan media, genangan air juga terjadi di kawasan Kecamatan Sukajadi, tepatnya di Jalan Ahmad Dahlan, Pelajar. Ketinggian air mencapai 20 hingga 30 sentimeter pagi ini. Kendaraan khawatir menembus jalanan tersebut.
Warga lain di Jalan Guru Sulaiman juga mengirimkan foto-foto banjir yang menggenangi jalan itu hingga ketinggian 30 sentimeter.
Kondisi Pekanbaru yang saban waktu jika hujan turun deras memang selalu langganan banjir dan genangan air. Tidak berfungsinya sistem drainase dan penyumbatan di selokan air membuat hal ini selalu berulang.
Genangan air terkesan telah menjadi hal yang biasa dan terpaksa harus dinikmati. Tak ada langkah sistematis terencana pemerintah untuk memperbaiki kondisi yang sudah berlangsung cukup lama ini.
"Ya, mau gimana lagi. Berteriak-teriak juga gak ada gunanya lagi. Terus saja begini. Entah ke siapa lagi mau mengadu," kata Lia, warga Payung Sekaki. (*)
