Waduh! Laba Bank Riau Kepri Anjlok Hingga Rp 82 Miliar, Gimana Nih?
SabangMerauke News, Pekanbaru - Di tengah panas-panasnya akan melakukan konversi menjadi bank syariah, laba Bank Riau Kepri tahun buku 2021 dilaporkan mengalami penurunan secara tajam. Laba anjlok mencapai Rp 82 miliar bila dibanding dengan tahun 2020.
Demikian informasi yang diperoleh SabangMerauke News berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham (RUPS) Tahunan yang digelar Sabtu (23/4/2022) di Menara Dang Merdu Bank Riau Kepri.
BERITA TERKAIT: Digoyang Isu Rekayasa Laporan Keuangan, Berapa Sih Sebenarnya Laba Bank Riau Kepri?
RUPS Tahunan digelar dengan agenda penyampaian laporan tahunan tahun buku 2021 yang telah diaudit oleh kantor akuntan publik. Tercatat, laba bersih Bank Riau Kepri tahun 2021 setelah dipotong pajak sebesar Rp 381,01 miliar. Angka tersebut jauh di bawah laba yang dicatatkan Bank Riau Kepri di tahun 2020 sebesar Rp 463,96 miliar.
Laporan keuangan tersebut telah disetujui oleh pemegang saham BRK yang merupakan pemda di jajaran Pemprov Riau dan Pemprov Kepulauan Riau.
BERITA TERKAIT: Bank Riau Kepri Diterpa Isu Rekayasa Laporan Keuangan, Ini Kata Pejabat Humas
Pihak Bank Riau Kepri mengakui terjadinya penurunan laba bersih pada tahun 2021. Humas BRK, Dwi menyatakan kontraksi laba disebabkan kondisi bisnis yang belum sepenuhnya pulih karena pandemi Covid-19. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena manajemen BRK menerapkan kehati-hatian.
Meski demikian kata Dwi, kontribusi laba tahun 2021 dibanding laba tahun 2020 murni dihasilkan dari kegiatan usaha bank.
"Kontraksi laba disebabkan kondisi bisnis yang belum sepenuhnya pulih karena pandemi Covid-19. Selain itu, hal ini juga disebabkan karena manajemen BRK menerapkan kehati-hatian," terang Dwi, Sabtu malam kemarin.
BERITA TERKAIT: Gubernur Syamsuar Dinilai Tak Serius Benahi Masalah Krusial di Bank Riau Kepri: Skandal Fee Ilegal dari Broker GRM Terkesan Dibiarkan!
Penurunan laba ini menimbulkan spekulasi terhadap rencana BRK yang akan hijrah menjadi bank syariah dalam tahun ini. Diketahui, proses konversi masih terhambat belum disahkannya peraturan daerah (perda) tentang perubahan BRK menjadi Bank Syariah oleh DPRD Riau.
Selain itu, penurunan laba ini bertolak belakang dengan banyaknya aneka penghargaan (award) yang digondol oleh BRK sepanjang tahun ini. Padahal, nyatanya kinerja keuangan BRK yang salah satunya dinilai berdasarkan pertumbuhan laba melorot tajam.
Bila dibandingkan dengan perbankan daerah lain, penurunan laba yang cukup besar ini menjadi tanda tanya.
"Banyaknya penghargaan (award) tidak menjamin kondisi sebenarnya dari perusahaan. Karena award itu hanya sekadar branding. Di dalamnya terkadang ada unsur bisnis juga. Dan lembaga yang memberikan award tersebut juga belum tentu kapabel," kata seorang pengamat perbankan di Riau yang tak ingin disebut namanya. (cr1)