Ekspor Minyak Goreng Indonesia Terbesar ke Tiongkok dan AS, Jokowi Larang Mulai 28 April
SabangMerauke News - Presiden Joko Widodo resmi menutup keran ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) serta produk minyak goreng. Larangan ekspor ini sebagai tindak lanjut lantaran gaib dan mahalnya minyak goreng di pasaran.
Adapun, kebijakan larangan ekspor mulai akan berlaku pada Kamis, 28 April mendatang. Hal tersebut ia ungkapkan seusai memimpin rapat tentang pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat bersama jajaran menteri.
"Dalam rapat tersebut telah saya putuskan, pemerintah melarang ekspor bahan baku minyak goreng dan minyak goreng mulai Kamis, 28 April 2022 sampai batas waktu yang akan ditentukan kemudian," kata dia Jumat (22/4/2022).
Lalu, dengan adanya kebijakan larangan ekspor ini, negara mana saja yang akan terdampak?
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), ekspor olahan CPO Indonesia pada 2021 meningkat 21,8% menjadi 25,7 juta ton dibandingkan dengan 2020 yang hanya 21,1 juta ton.
Begitu juga dengan porsi ekspor dibandingkan produksi yang sebesar 54%, naik dari 2020 sebesar 44,9%. Porsi ekspor tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak 2017 sebesar 57,5%.
Kenaikan terutama terjadi di negara tujuan utama ekspor minyak kelapa sawit Indonesia seperti China, AS, Pakistan, Bangladesh dan Mesir. Tingginya harga CPO pun mendongkrak nilai ekspor Indonesia sebesar 54,6% menjadi US$ 28,52 miliar atau Rp 407 triliun (kurs Rp 14.300/US$).
Berdasarkan data BPS volume ekspor ke China sepanjang 2021 meningkat 7,12% menjadi 4,7 juta ton setara 17,55 dari total volume ekspor Indonesia. Sementara itu volume ekspor CPO ke Amerika Serikat melonjak 45,96% menjadi 1,64 juta ton.
Ekspor CPO ke Bangladesh juga melejit 27,75% menjadi 1,3 juta ton, sedangkan volume ekspor tetangga Bangladesh, Pakistan, meningkat 6,7% menjadi 2,66 juta ton. Sementara itu, ekspor ke Mesir tembus 1 juta ton setelah ada peningkatan volume sebesar 6,64% sepanjang tahun 2021.
Faktor lain yang turut membuat harga minyak goreng naik yakni pasokan minyak nabati pengganti CPO dunia pada tahun 2021/2022 turun. Ekspor minyak biji bunga matahari tercatat 12,17 juta ton turun 9,65% dan minyak rapeseed turun 7% menjadi 5,39 juta ton. Sementara minyak kedelai naik tipis 2,43% menjadi 11,8 juta ton.
Beberapa negara besar Eropa pun meningkatkan impor CPO dari Indonesia. Inggris misalnya yang menambah impor hingga 5,8% menjadi 80,870 ton pada tahun 2021. Sementara Ukraina naik 24,57% menjadi 300.073 ton.
Meskipun perdebatan mengenai CPO di Eropa juga menekan volume ekspor di negara-negara benua biru lainnya, nilai ekspor Indonesia ke Eropa melonjak 32%. Nilai ekspor CPO Indonesia ke Eropa pada tahun 2021 senilai US$ 3,45 miliar atau Rp 49,33 triliun. (*)