Bupati Adil Tinggalkan Meranti Sibuk Safari Ramadan, Akademisi dan Tokoh Masyarakat Beri Kritik Menohok
SabangMerauke News, Selatpanjang - Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil disibukkan oleh agenda safari Ramadan ke kabupaten lain di Riau. Alih-alih fokus membenahi Meranti yang merupakan kabupaten termiskin di Riau, Adil dinilai lebih sibuk dengan agenda politik pilgubri 2024.
Pengamat politik Universitas Islam Riau (UIR) Dr Panca Setyo Prihatin menilai, Bupati Adil seharusnya lebih memperhatikan tugasnya sebagai kepala daerah. Ia diminta lebih fokus memenuhi visi dan misi dan janji politik menyejahterakan masyarakat Meranti yang telah memilihnya dalam pilkada tahun lalu.
"Jabatan bupati di satu sisi adalah kepala pemerintahan dan di sisi lain adalah jabatan politik. Sebagai bupati tugas-tugasnya adalah urusan pemerintahan di daerahnya," kata Panca Setyo Prihatin kepada SabangMerauke News, Rabu (20/4/2022).
Meski demikian kata Panca, konsekuensi bupati sebagai jabatan politik memiliki motif mempertahankan bahkan memperluas kekuasaannya. Namun, agenda politik pribadi tersebut tidak boleh menggunakan fasilitas negara dan menggerakkan birokrasi dalam aktivitas politiknya.
"Kalau justru sebaliknya yang terjadi, maka itu sangat kacau," kata pengamat pemerintahan ini.
Menurutnya, political will seorang kepala daerah harus diwujudkan lewat pelaksanaan tanggung jawab jabatan dalam rangka memenuhi harapan masyarakat.
"Artinya urusan pemerintah dan politik adalah urusan yang berbeda. Tapi komitmen untuk membangun daerah sesuai visi dan misinya harus diwujudkan," ungkap Panca.
Jadi Batu Loncatan
Tokoh masyarakat Kepulauan Meranti di Pekanbaru, Wan Abu Bakar menilai kunjungan berbalut safari Ramadan ke kabupaten lain, mengesankan Bupati Adil lebih memperhatikan masyarakat daerah lain daripada masyarakatnya sendiri.
"Dia kan harus serius pikirannya di sini. Turun ke masyarakatnya, bukan ke daerah lain. Ini kan keliru. Melakukan safari kemana-mana walaupun pada hari libur itu tak boleh. Apalagi bukan libur, ini tentu salah," kata Wan.
Wan juga mempertanyakan anggaran yang digunakan dalam melakukan safari ke sejumlah daerah, disinyalir menggunakan anggaran pemerintah daerah.
"Saya mendapatkan kabar jika anggaran yang digunakan adalah berasal dari anggaran pemda. Kalau saya menilai itu tidak wajar dia
pergunakan. Jika pakai fasilitas pemda, ini sudah salah guna namanya. Penyalahgunaan ini perlu ditegur dan inilah fungsinya DPRD," tegas Wan.
Wan meminta agar Muhammad Adil sebagai Bupati berkonsentrasi memperbaiki daerah selama kepemimpinannya, bukan justru sibuk promosi pencalonan menjadi Gubernur Riau.
Menurut mantan Gubernur Riau ini, sejak Bupati Adil menjabat, belum ada perkembangan pembangunan yang signifikan dan masih biasa-biasa saja.
"Harusnya berbenah dulu, tunjukkan kinerja bukan hanya berkoar-koar terhadap program yang baru dijalankan. Kalau saya menilai dia tidak amanah. Dia jadi bupati itu hanya sebagai batu loncatan, jadi ini perlu kita luruskan," kata Wan Abu Bakar yang ditemui di Selatpanjang, Selasa (19/4/2022) kemarin.
Wan menilai, jika Bupati Adil punya niat yang baik untuk membangun Kepulauan Meranti, tentunya dia harus fokus dan tidak memikirkan hal yang lain.
"Kalau betul-betul dia punya niat yang baik, sebagai bupati dia harus fokus membangun Meranti. Pikirannya tidak ke yang lain. Kalau prestasinya bagus selama tiga tahun jadi Bupati Meranti dan sudah nampak hasilnya, silakan kalau dia mau jadi calon gubernur," ujar Wan Abu Bakar.
Menurut Wan Abu Bakar, yang perlu dilakukan Bupati Kepulauan Meranti saat ini adalah bagaimana menggali potensi daerah dan meningkatkan pendapatan asli daerah.
"Jangan gara-gara APBD kecil atau memang dia tak menyangka APBD Merant itu sebesar ini. Mungkin dia mengira besar dan bisa digunakan seenaknya. Tapi itulah tugasnya, bagaimana menggali potensi yang ada dan meningkatkan pendapatan asli daerah untuk meningkatkan APBD. Bukan semata-mata hanya tergantung kepada provinsi," tuturnya. (R-01)