Beruang Kerap Datang, Rusak Usaha Budidaya Madu Kelulut di Kampar
SabangMerauke News, Kampar - Beruang liar di Desa Koto Tibun, Kampar mengancam usaha budidaya madu kelulut warga. Satwa liar dilindungi itu kerap merusak kotak budidaya diduga untuk menikmati manisnya madu yang dikelola oleh masyarakat setempat.
Hal tersebut dilaporkan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau dalam unggahan Facebook, Minggu (17/4/2022).
Menindaklanjuti laporan warga tersebut, petugas BBKSDA telah melakukan kegiatan mitigasi konflik berkomunikasi dengan warga Desa Koto Tibun tersebut terkait gangguan satwa liar jenis beruang yang merusak kotak budidaya lebah madu kelulut milik warga bernama Saqbian di areal kebun karet.
"Dari hasil keterangan Saqbian, beruang sudah tiga kali datang dalam jangka waktu 8 bulan terakhir yaitu pada bulan September 2021, bulan Januari dan April 2022," demikian penjelasan BBKSDA Riau.
Tim BBKSDA telah melakukan observasi di lokasi kejadian yang di kelilingi kebun kelapa sawit dan kebun karet.
"Berdasarkan temuan jejak dan kerusakan kotak lebah madu kelulut, diduga kuat akibat adanya aktivitas satwa beruang madu. Jarak lokasi lebah madu dengan hutan adat larangan sebagai habitat alaminya sekitar 2 kilometer," terang BBKSDA.
Petugas lantas memberi pemahaman soal resiko beternak lebah madu kelulut apabila dekat dengan hutan yang merupakan habitat beruang madu.
"Madu adalah makanan kesukaannya (beruang, red)," jelas BBKSDA.
Tim juga melakukan sosialisasi kepada pemilik usaha dan masyarakat yang berada di sekitar usaha budidaya lebah kelulut, agar tidak bertindak anarkis terhadap satwa beruang madu karena satwa tersebut merupakan salah satu satwa yang dilindungi.
"Tim menyarankan agar pemilik usaha membuat bunyi- bunyian dari kaleng susu di sekitaran kotak lebah agar beruang tersebut takut. Tim juga meminta agar selalu melaporkan ke Balai Besar KSDA Riau apabila beruang tersebut kembali muncul," demikian himbauan BBKSDA.
Kemungkinan, beruang madu harus keluar dari habitatnya tidak terpenuhi sehingga satwa liar tidak harus keluar dari rumahnya untuk mencari makanan. (*)