Trauma Jalan Rusak Kontraktor Tak Becus, Warga Jalan Pemuda Pekanbaru Tolak Proyek SPAM
SabangMerauke News, Pekanbaru - Sejumlah warga dan tokoh masyarakat Jalan Pemuda, Pekanbaru menolak penggalian jalan untuk proyek sistem penyediaan air minum (SPAM) yang dikerjakan PT Monhas dan PT Pembangunan Perumahan di kawasan tersebut. Warga trauma karena pada proyek tahun 2017 lalu, jalan yang digali menjadi rusak dan tak kunjung diperbaiki oleh kontraktor maupun pemerintah.
Aksi penolakan warga RT 4/ RW 1 Kelurahan Tampan, Payung Sekaki itu dilakukan dengan mendatangi para pekerja, Sabtu (16/4/2022) malam kemarin. Mereka meminta agar pekerjaan dihentikan sementara, sebelum ada kesepakatan dan tanggung jawab kontraktor untuk memberi jaminan perbaikan jalan.
"Masyarakat di sini sebenarnya mendukung kinerja pemerintah. Namun alasan warga menolak karena setelah penggalian jalan tahun 2017 lalu, tidak ada tindak lanjut perbaikan dan tidak sesuai standar operasi prosedur (SOP) yang telah disepakati di awal," kata Heru, Ketua RT setempat kepada SabangMerauke News, Sabtu malam.
Heru menjelaskan, pada penggalian jalan tahun 2017 lalu, warga kecewa dan protes dengan tidak adanya tanggung jawab kontraktor yang menggali jalan. Pihaknya telah mengajukan permohonan pada pemerintah untuk perbaikan, namun tidak digubris. Alhasil, perbaikan jalan dilakukan dengan biaya masyarakat sendiri.
"Saat itu warga secara iuran mengumpulkan uang untuk memperbaiki jalan yang rusak itu. Itu murni dari uang iuran masyarakat, bukan pemerintah," kata Heru.
Itu sebabnya, dalam aksi malam tadi masyarakat kembali melakukan penolakan dilakukan penggalian jalan oleh kontraktor pada malam hari. Awalnya penolakan ini diupayakan agar tidak dilakukan penggalian. Namun, warga memberi kesempatan kepada kontraktor untuk melaksanakan SOP secara bertanggung jawab.
"Jika dilakukan, maka harus benar-benar sesuai SOP. Jangan seperti tahun 2017 silam. Setelah penggalian jalan di sini rusak dan hanya ditambal-tambal saja," tegas Heru.
Warga mengizinkan kontraktor boleh melakukan penggalian, namun diberi batasan kerja.
"Warga minta pekerjaan dibatasi. Jangan sampai semua jalan rusak," kata Heru.
Warga bersama perangkat pemerintah setempat telah mengumpulkan tanda tangan untuk memperkuat perjanjian agar pekerjaan kontraktor dilakukan sesuai SOP.
"Nanti akan dituangkan dalam surat yang akan dilayangkan kepada pemerintah dan pihak swasta terkait proyek penggalian ini," kata Heru.
Pihak kontraktor SPAM belum bisa dikonfirmasi ikhwal protes dan permintaan warga agar proyek dilakukan bertanggung jawab dan sesuai SOP. (cr1)