Kelola 438 Ribu Hektare Kebun Sawit Dalam Kawasan Hutan, PT Agrinas Dapat Suntikan Modal Danantara

Perusahaan BUMN sawit bentukan pemerintah, Agrinas, baru-baru ini kembali mendapat penyerahan lahan sitaan dari program penguasaan kembali yang dilakukan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH). Foto : Istimewa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Perusahaan BUMN sawit bentukan pemerintah, Agrinas, baru-baru ini kembali mendapat penyerahan lahan sitaan dari program penguasaan kembali yang dilakukan Satuan Tugas Penertiban Kawasan Hutan (Satgas PKH).
Penyerahan dilakukan secara resmi pada Rabu (26/3/2025) di Kantor Kejaksaan Agung RI, Jakarta.
Adapun lahan yang diserahkan yakni seluas 216.997,75 hektare. Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) yang juga Ketua Pelaksana Satgas PKH Febrie Adriansyah mengatakan, sebelumnya pihaknya telah menyerahkan lahan hasil sitaan tahap I dengan luas 221.868,421 hektar untuk Agrinas pada 10 Maret 2025.
Lahan ini sebelumnya dikuasai oleh Duta Palma Group. Sehingga penyerahan yang dilakukan pada Rabu merupakan tahap II.
"Satgas PKH kembali menyerahkan lahan seluas 216.997,75 hektar yang terdiri dari 109 perusahaan," ujar Febrie dilansir siaran YouTube media berita, Jumat (28/3/2024).
"Sehingga total lahan yang diperoleh Agrinas seluas 438.866,17 hektar," ungkapnya.
Febrie pun mengungkapkan, Satgas PKH sebelumnya mendapat laporan ketersediaan lahan potensial sitaan seluas total 1.177.194,34 hektar.
Dari jumlah itu, yang sudah berhasil dikuasai oleh Satgas PKH seluas 1.001.674,14 hektar. Lahan ini tersebar di 64 kabupaten yang berada di 9 provinsi dan terdiri dari 369 perusahaan.
Sehingga jika dilihat diperbandingkan dengan luasan lahan yang sudah diperoleh Agrinas saat ini, maka perusahaan BUMN itu sudah menguasai hampir setengah dari lahan sitaan yang telah dikuasai oleh Satgas PKH.
Di hari yang sama, Menteri Pertahanan (Menhan) sekaligus Ketua Pengarah Satgas PKH, Sjafrie Sjamsoeddin mengatakan, langkah penyerahan lahan sitaan kepada PT Agrinas itu merupakan upaya pemerintah untuk mengoptimalkan penggunaan lahan yang sudah dikuasai dan mengarahkannya ke produksi kelapa sawit.
Dengan begitu pemanfaatan lahan diharapkan bisa lebih efektif dan berkelanjutan.
Ke depannya, lanjut Sjafrie, Satgas PKH berpotensi kembali melimpahkan lahan-lahan hasil sitaan kepada Agrinas. Sehingga total lahan yang dimiliki Agrinas nantinya bisa terus bertambah.
"Akan kita proses, tapi kita tidak boleh tergesa-gesa, kita harus tepat, dan kita harus berkomunikasi terus dengan pihak pengusaha. Jadi kita tidak akan meninggalkan mereka, sepanjang kewajiban-kewajiban itu dipenuhi," ujar Sjafrie sebagaimana dilansir dari media, Jumat.
Dengan total lahan yang sudah dimiliki Agrinas saat ini, maka perusahaan pelat merah itu sudah menyaingi luasan lahan perusahaan-perusahaan sawit yang sudah lebih dulu ada.
Dari data laporan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) bersama Auriga Nusantara pada 2022 lalu, ada lima perusahaan sawit dengan luasan lahan terbesar.
Rinciannya yakni PTPN III (404.920 hektar), Sinar Mas (307.176 hektar), Wilmar (200.868 hektar), Astra Agro Lestari (187.752 hektar) dan Sime Darby (176,506 hektar).
Agrinas dapat modal dari Danantara
Untuk diketahui, Agrinas merupakan transformasi dari tiga BUMN karya yang kini fokus mengerjakan proyek ketahanan pangan, perkebunan, dan perikanan.
Tiga BUMN yang bertransformasi menjadi Agrinas adalah:
-Virama Karya: PT Agrinas Jaladri Nusantara (fokus perikanan).
-Yodya Karya: PT Agrinas Pangan Nusantara (fokus pertanian).
-Indra Karya: PT Agrinas Palma Nusantara (fokus perkebunan).
Pada Senin (24/3/2025), Presiden Prabowo Subianto menggelar rapat terbatas untuk membahas pembentukan Agrinas.
Setelah rapat, Menteri Investasi dan Hilirisasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, memberi sinyal Agrinas berpotensi mendapat kucuran modal dari dividen Danantara.
Hal ini seiring dengan rencana penggabungan Agrinas ke dalam struktur Danantara.
Rosan menegaskan Danantara akan menyelaraskan berbagai program dan kegiatan, termasuk terkait Agrinas, agar sejalan dengan prioritas pemerintah.
“Kami diminta menyelaraskan semua kegiatan agar sesuai dengan visi penciptaan lapangan kerja. Kami melihat ini sebagai hal yang positif,” ujarnya.
Terkait pembiayaan Agrinas, Rosan menyebut pihaknya masih akan melakukan evaluasi.
Fokus utama saat ini adalah memperkuat struktur Agrinas sebelum memutuskan skema pendanaan lebih lanjut.
"Kami akan evaluasi dulu. Struktur Agrinas harus dibuat semakin kuat," ujarnya.(R-04)