Tantangan Infrastruktur di Tengah Pemangkasan Anggaran, Pemkab Kepulauan Meranti Lanjutkan Ruas Jalan Sungai Tohor-Tanjung Sari Senilai Rp 4,8 Miliar

Pembangunan ruas Jalan Sungai Tohor-Tanjung Sari. Foto: SM News
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kabupaten Kepulauan Meranti menghadapi tantangan besar dalam pembangunan infrastruktur setelah pemerintah pusat merasionalisasi anggaran secara signifikan. Pemangkasan Transfer ke Daerah (TKD) seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU) menyebabkan banyak rencana pembangunan yang harus direvisi atau bahkan tertunda.
Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, mengakui bahwa selama ini pembangunan infrastruktur di daerahnya sangat bergantung pada kucuran anggaran dari pemerintah pusat. Dengan pemangkasan besar-besaran ini, perawatan dan pembangunan jalan serta fasilitas umum lainnya menjadi semakin sulit.
"Meskipun kita berharap banyak pada TKD berupa DAK dan DAU yang akhirnya dipotong, kita tidak kehilangan semangat untuk membangun. Bagaimanapun, kita tetap berusaha mewujudkan impian dan harapan masyarakat," ujar Asmar.
Kondisi ini menjadi pukulan telak bagi Kepulauan Meranti, yang merupakan daerah termuda di Provinsi Riau dan masih memiliki banyak kebutuhan infrastruktur dasar yang harus dipenuhi. Sejumlah proyek yang telah direncanakan pun terancam tertunda dan dilakukan revisi anggaran agar tetap bisa direalisasikan.
Menghadapi keterbatasan ini, Pemkab Kepulauan Meranti tidak tinggal diam. Melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), pemerintah daerah mulai menggencarkan strategi baru, salah satunya dengan mengoptimalkan anggaran yang bersumber dari APBD.
Meskipun APBD juga mengalami pemotongan, upaya ini dilakukan agar proyek infrastruktur yang sebelumnya bergantung pada DAK dan DAU tetap bisa berjalan.
"Memang pembangunan memerlukan anggaran, namun dengan kondisi saat ini kita harus memutar otak agar tetap bisa memenuhi kebutuhan infrastruktur masyarakat. Meskipun tidak maksimal, setidaknya pembagian dilakukan secara merata di sejumlah kecamatan, sehingga nanti tinggal melanjutkan lagi jika anggaran kembali normal," jelas Asmar.
Pemangkasan anggaran infrastruktur menjadi tantangan besar bagi kepemimpinan Plt Bupati AKBP (Purn) H. Asmar dan Wakilnya Muzamil Baharuddin, SM, MM. Namun, harapan tetap ada bahwa pembangunan infrastruktur di daerah ini akan terus berjalan demi kesejahteraan masyarakat.
Ke depan, Pemkab Kepulauan Meranti akan berusaha mencari sumber pendanaan lain, untuk mendukung pembangunan infrastruktur yang lebih baik.
"Kami berharap masyarakat tetap bersabar dan mendukung upaya pemerintah dalam mengatasi keterbatasan ini. Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, pembangunan yang diimpikan bersama tetap bisa diwujudkan, meskipun secara bertahap," kata Asmar.
Sementara itu, Sekretaris Dinas PUPR Kepulauan Meranti, Rahmat Kurnia, ST, menyatakan bahwa pihaknya akan terus berupaya mewujudkan visi dan misi kepala daerah dalam membangun infrastruktur yang memadai bagi masyarakat.
"Meskipun anggaran pembangunan infrastruktur telah dipotong dan minim, kami tetap berusaha untuk mewujudkan visi kepala daerah dalam menciptakan infrastruktur yang baik. Namun tentunya kami tidak melupakan kualitas dari pembangunan tersebut," ujar Rahmat.
Bupati Kepulauan Meranti, AKBP (Purn) H. Asmar, kembali menegaskan komitmennya dalam meningkatkan infrastruktur jalan di Kecamatan Tebingtinggi Timur. Hal itu disampaikannya saat melakukan Safari Ramadan 1446 H di Masjid Al Hidayah, Desa Lukun, Selasa (18/3/2025) malam.
Di hadapan masyarakat, Asmar menyampaikan bahwa pembangunan jalan poros di Kecamatan Tebingtinggi Timur akan tetap dilanjutkan pada tahun 2025, dengan harapan tidak ada kendala dalam pelaksanaannya.
"Insyaallah untuk tahun 2025 ini, pembangunan jalan poros Lukun akan dilanjutkan dengan sisa 10 kilometer lagi," ungkapnya.
Selain itu, Asmar juga menyebutkan bahwa ruas Jalan Sungai Tohor-Tanjung Sari akan segera dibangun, dengan pengerjaan dimulai dari Desa Tanjung Sari menuju Desa Nipah Sendanu.
"Hanya saja dari jarak 4,3 kilometer itu, kita hanya bisa membangun setengahnya, mengingat kondisi keuangan daerah yang dipangkas oleh pemerintah pusat," jelasnya.
Dalam kesempatan tersebut, Asmar mengajak masyarakat Desa Lukun dan Kecamatan Tebingtinggi Timur untuk bersama-sama mendoakan serta mendukung seluruh program strategis yang telah dicanangkan pemerintah daerah.
"Mohon didoakan agar program-program strategis yang disusun dapat berjalan dengan sukses, sehingga berdampak positif bagi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Kepulauan Meranti," ujar Bupati.
Meskipun pemangkasan anggaran dari pemerintah pusat menjadi tantangan besar, Pemkab Kepulauan Meranti tetap berupaya menyelesaikan proyek infrastruktur yang telah direncanakan, termasuk pembangunan jalan yang sangat dibutuhkan masyarakat.
Dengan adanya pembangunan ini, diharapkan akses antar desa di Kecamatan Tebingtinggi Timur semakin lancar, memudahkan aktivitas ekonomi, pendidikan, dan keseharian masyarakat.
Salah satu proyek yang tengah dikerjakan adalah Peningkatan Jalan Sungai Tohor-Tanjung Sari, yang akan berlangsung selama enam bulan pada tahun 2025 dengan anggaran sebesar Rp 4.880.715.000.
Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) PUPR Kepulauan Meranti, Gusfi, ST, mengungkapkan bahwa proyek ini dikerjakan oleh PT Sultan Ratu Hapis melalui proses e-Katalog dan saat ini telah memasuki tahap land clearing atau pembersihan lahan.
"Berdasarkan perhitungan Harga Perkiraan Sendiri (HPS), panjang proyek ini mencapai 3,3 kilometer. Namun, mengingat kondisi lahan yang berupa tanah gambut, maka panjang yang bisa dikerjakan secara aman adalah sekitar 2,5 hingga 3 kilometer," jelas Gusfi.
Dikatakan, ruas Jalan Sungai Tohor-Tanjung Sari memiliki total panjang 14,528 kilometer, berdasarkan Surat Keputusan (SK) yang telah ditetapkan. Hingga saat ini, baru sekitar 2 kilometer yang telah dikerjakan, dan proyek tahun ini akan melanjutkan pembangunan jalan tersebut.
"Dalam pembangunan kali ini, kita melanjutkan struktur sebelumnya menggunakan quarry waste, tujuannya agar struktur jalan lebih stabil sebelum dilanjutkan ke tahap berikutnya, yakni base B, base A, dan lapisan hotmix," ungkapnya.
Meski progres pembangunan terus berjalan, tantangan utama dalam proyek ini adalah kondisi tanah gambut yang memerlukan proses pemadatan bertahap agar jalan yang dibangun bisa bertahan lebih lama.
"Untuk mencapai Desa Tanjung Sari masih tersisa sekitar 12 kilometer jalan yang perlu dibangun, yang saat ini masih dalam kondisi semenisasi. Dengan perencanaan yang matang dan dukungan masyarakat, kami berharap pembangunan ini bisa berjalan lancar dan memberikan manfaat besar bagi warga setempat," tambahnya.
Pembangunan jalan ini diharapkan dapat meningkatkan aksesibilitas masyarakat, memperlancar distribusi hasil pertanian dan perikanan, serta mempercepat mobilitas penduduk di wilayah Kecamatan Tebingtinggi Timur. (R-01)