Inilah 10 Negara Terkorup di Dunia, Indonesia Nomor Berapa?
Korupsi masih menjadi masalah besar yang belum bisa ditangani di Indonesia. Foto : Istimewa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Korupsi masih menjadi masalah besar yang belum bisa ditangani di Indonesia. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, korup adalah buruk, rusak, busuk. Arti kedua korup adalah suka memakai barang atau uang yang dipercayakan padanya. Pada arti kedua, orang korup adalah orang yang dapat disogok atau memakai kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.
Sementara itu, arti korupsi adalah penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara, perusahaan, organisasi, yayasan, dan sebagainya untuk keuntungan pribadi dan orang lain.
Laporan 2024 Corruption Perception Index (CPI) dari Transparency International menunjukkan korupsi masih menjadi masalah besar yang berbahaya di banyak negara, sementara sejumlah perbaikan terjadi di beberapa wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara.
Laporan CPI 2024 meliputi korupsi berupa suap, alihdana publik, pejabat menggunakan jabatannya untuk keuntungan pribadi tanpa dihukum, nepotisme di pengangkatan PNS dan PPPK, masalah perlindungan hukum bagi pelapor kasus suap dan korupsi, dan lain-lain.
Negara Paling Korup di Dunia Versi CPI 2024
Laporan CPI 2024 berisi peringkat 180 negara dan wilayah berdasarkan persepsi tingkat korupsi sektor publik masing-masing. Skor tiap negara diurutkan dari 0 (paling korup) sampai 100 (sangat bersih). Makin kecil skornya, makin korup negaranya.
Skor CPI 2024 dihitung dari kombinasi minimal tiga sumber data dari 13 survei dan penilaian korupsi yang berbeda-beda terhadap para ahli dan pelaku bisnis.
Sudan Selatan menjadi negara paling korup di dunia versi CPI 2024. Laporan komisi PBB menyatakan pemimpin politik Sudan melanggengkan kekerasan, menghambat perdamaian, dan membiarkan pelanggaran HAM berat lewat korupsi dan impunitas.
Berikut sepuluh negara dengan tingkat korupsi paling tinggi di dunia versi CPI 2024:
1. Sudan Selatan
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 8
2. Somalia
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 9
3. Venezuela
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 10
4. Syria
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 12
5. Guinea Ekuatorial
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 13
6. Eritrea
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 13
7. Libya
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 13
8. Yaman
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 13
9. Nikaragua
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 14
10. Korea Utara
Skor Indeks Persepsi Korupsi 2024: 15
Indonesia Negara Paling Korup di Dunia?
Berdasarkan laporan CPI 2024, Indonesia tidak masuk 10 negara paling korup di dunia. Namun, Indonesia masih sorotan negara dengan tingkat korupsi tinggi di Asia Pasifik.
Indonesia memperoleh skor 37 pada CPI 2024. Dengan skor tersebut, Indonesia meraih peringkat 99 dari 180 negara dan wilayah. Posisi Indonesia soal bersih dari korupsi sektor publik masih lebih rendah dari Malaysia (peringkat 57, skor 50), Singapura (peringkat 3, skor 84), dan India (peringkat 96, skor 38).
Di lingkup Asia Pasifik, tindak korupsi antara lain berupa maling bantuan dana iklim (Bangladesh) hingga menerima suap kontrak bisnis energi (India).
Sektor energi Indonesia menurut CPI 2024 juga masih dipenuhi orang-orang yang dekat dengan elit politik pelaku eksploitasi untuk keuntungan pribadi. Korupsi dan konflik kepentingan politisi membuka jalan korup untuk merugikan negara, khususnya di sektor energi.
CPI 2024 salah satunya menyorot proyek Rempang Eco City, Batam, Kepulauan Riau. Dalam laman TrendAsia, Transparency International Indonesia dan TrendAsia menggarisbawahi bahwa proyek yang dipromosikan sebagai Proyek Strategis Nasional berkelanjutan ini bergantung pada tenaga batu bara untuk menjalankan pabrik kaca panel surya sehingga dampak lingkungannya dipertanyakan.
Warga Rempang, yang menolak keras proyek ini juga digusur paksa, mengalami intimidasi, dan mengalami kekerasan dari pasukan keamanan gabungan. Masyarakat adat setempat berisiko tergusur tanpa perlindungan dan dialog yang benar-benar ada substansinya untuk mendukung masa depan mereka.
Terkait proyek Rempang Eco City, Transparency International Indonesia dan TrendAsia menyorot kurangnya transparansi, dugaan korupsi , dan konflik kepentingan. Bagaimana orang di balik proyek ini memprioritaskan keuntungan finansial ketimbang hak masyarakat dan perlindungan sosial dinilai tampak dari cepatnya proses persetujuan proyek dan hubungan erat dengan tokoh politik berpengaruh serta perusahaan asing.(R-04)