Usaha Kecil Mi Sagu di Meranti Setop Produksi, Harga Tepung Sagu Naik Gila-gilaan
SabangMerauke News, Selatpanjang - Kenaikan harga tepung Sagu di Kepulauan Meranti kian meroket. Lonjakan harga naik hingga 60 persen lebih bila dibanding beberapa waktu lalu. Akibatnya, usaha kecil yang memroduksi mi sagu sementara setop beroperasi.
"Saya sudah hampir seminggu tidak produksi membuat mi sagu. Kami tak sanggup lagi. Harga tepung mahal sekali. Kalau kami paksakan produksi, tak ada untungnya juga. Macam mana mau kerja," kata pengusaha kecil mi sagu di Selatpanjang, Darmizun kepada SabangMerauke News, Senin (11/4/2022).
BERITA TERKAIT: Ironi Meranti Daerah Penghasil Sagu Terbesar di Indonesia, Tapi Langka dan Mahal: Mengagetkan,Ternyata Ini Penyebabnya!
Lonjakan harga tepung sagu mencapai Rp 170 ribu lebih. Bila sebelumnya harga kemasan 50 kilogram hanya Rp 280 ribu, kini tepung sagu dijual seharga Rp 450 ribu.
Kenaikan harga secara tak wajar ini dipicu dua hal. Yakni faktor kenaikan harga pembelian bahan baku tual sagu dari sebelumnya Rp 45 ribu, kini menjadi Rp 60 ribu. Itu belum termasuk biaya pengolahan berupa pembelian bahan bakar solar dan upah pekerja.
BERITA TERKAIT: Lapor Pak Bupati! Pengusaha Mi Sagu di Meranti Menjerit: Penghasil Terbesar di Indonesia, Tapi Sulit Dapatkan Tepung Sagu
Penyebab paling rumit yakni permintaan tepung sagu yang besar dari Cirebon, Jawa Barat. Pengusaha kilang tepung sagu sudah terikat praktik ijon dengan pengepul dari Cirebon.
Akibatnya, pemilik kilang di Selatpanjang hanya memrioritaskan pesanan dari Pulau Jawa. Stok lokal tepung sagu yang tinggal cekak membuat harga jual di Selatpanjang membumbung tinggi.
Darmizun yang merupakan Ketua Asosiasi Meranti Bersagu sangat menyesalkan sikap para pengusaha kilang sagu yang terkesan tidak berpihak kepada sektor UMK di Selatpanjang.
"Sudah ada rapat dengan Disperindag Meranti. Mereka berjanji stok sagu tidak akan putus. Namun justru sekarang ajdi langka, harganya juga makin naik," ungkap Darmizun.
Naikkan Harga Jual
Selain pilihan untuk setop produksi mi sagu, pelaku UMK lain berencana menaikkan harga jual mi sagu. Dimana harga jual yang akan disepakati menjadi Rp 9 ribu per kilogram.
Giarti, pelaku usaha mi sagu bahkan sudah lebih dulu menaikkan harga jual mi sagu menjadi Rp 9 ribu per kilogram.
"Saya masih tetap produksi, namun harga jual sudah dinaikkan jadi Rp 9 ribu per kilogram. Kalau untuk pesanan luar kota banyak yang keberatan dengan harga segitu. Ya, terpaksa saya hentikan dulu permintaan mereka," kata Giarti.
Ia juga terpaksa mencampur jenis tepung sagu dengan kualitas yang kurang baik. Merek yang lebih bagus dicampur dengan jenis yang lain.
"Untuk tepung sagu yang biasa saya gunakan sudah dibatasi pembeliannya hanya dua karung per hari. Sementara produksi saya hampir 200 kilogram. Saya akali dengan membuat campuran tepung sagu merek lain," ujarnya.
Kilang Menjual Maksimal 2 Karung
Sementara itu salah satu pengusaha kilang sagu, Abi mengungkapkan jika pihaknya masih kewalahan untuk memenuhi permintaan pasar Cirebon. Untuk pasar dalam daerah Selatpanjang, ia menetapkan kuota terbatas. Hanya dua karung per hari bagi setiap pelaku UMK di Selatpanjang.
"Saat ini kita tengah fokus untuk memenuhi permintaan di Jawa karena mereka sudah bayar sejak lama. Harga mahal karena di sana harga jual sudah mahal, belum lagi biaya angkut dan upah buruh," ungkapnya.
"Untuk UMKM kita sudah bagi kuotanya dua karung setiap orang. Namun kemaren ada yang memborong, kita tak bisa berbuat banyak," kata Abi. (R-01)