Tragedi Truk Masuk Sungai Tewaskan 15 Orang Pekerja dan Anak di Pelalawan, Polisi Periksa Manajemen Perusahaan

Polres Pelalawan mendalami kesalahan PT Empat Res Bersaudara (ERB) dalam tragedi truk terjun ke sungai yang menewaskan 15 orang di Desa Segati, Kecamatan Langgam, Kabupaten Pelalawan, Riau pada Sabtu (22/2/2025). Foto : Istimewa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Polres Pelalawan mengusut tragedi kematian 15 pekerja dan keluarga akibat truk masuk sungai di Desa Segati, Kecamatan Langgam, Pelalawan pada Sabtu (22/2/2025) lalu. Penyidik akan memeriksa manajemen PT Empat Res Bersaudara (ERB), perusahaan yang diduga merupakan pemilik truk.
PT ERB adalah kontraktor PT Nusa Wana Raya (NWR). Perusahaan ini sebagai penyedia tenaga penanaman kayu akasia di areal Hutan Tanaman Industri (HTI) perusahaan. PT NWR memasok bahan baku kayu industri ke PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang terafiliasi dalam APRIL Grup.
Kapolres Pelalawan, AKBP Afrizal Asri menyatakan, sopir truk bernomor polisi BM 8699 ZO, Maranatha Zendrato telah ditetapkan sebagai tersangka. Namun, karena Zendrato ikut tewas dalam kecelakaan tersebut, proses hukumnya dihentikan.
"Karena sudah meninggal dunia, kasusnya dihentikan. Sekarang sedang didalami pasal 277 mengarah perusahaan yang memiliki mobil truk itu," kata AKBP Afrizal Asri SIK kepada media, Jumat (28/2/2025).
Diterangkannya, dalam pasal 277 ini mengarah ke pihak yang merubah bentuk dan tipe kendaraan. Pasalnya, truk colt diesel yang digunakan para pekerja dan keluarganya saat kecelakaan telah dimodifikasi dari angkutan barang menjadi angkutan orang.
Hal tersebut diduga kuat telah menyalahi Undang-undang nomor 22 tahun 2009 dan diduga menjadi salah satu penyebab kecelakaan tunggal yang merenggut 15 nyawa orang dewasa hingga anak-anak itu.
AKBP Afrizal menjelaskan, penyidik dari Satlantas Polres Pelalawan akan memanggil para saksi-saksi dan ahli terkait kendaraan yang dimodifikasi tersebut. Termasuk memeriksa manajemen PT ERB sebagai pemilik kendaraan dan tempat para korban berkerja.
"Ini sesuai dengan arahan dari Pak Kapolda Riau ketika turun ke TKP. Proses hukum harus dijalankan. Makanya pihak perusahaan akan dipanggil dan diperiksa," tanda Kapolres Afrizal.
Polisi telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), meminta keterangan para saksi, serta melakukan gelar perkara. Jika nantinya ditemukan adanya pelanggaran hukum, status perkara akan dinaikan ke penyidikan.
Tersangka akan dikenakan pidana penjara selama 1 tahun dan denda Rp 24 juta.
"Kami akan sampaikan lagi bagaimana perkembangan kasus ini setelah penyelidikan tuntas," kata Afrizal.
Jikalahari Desak Direksi PT NWR dan APRIL Grup Jadi Tersangka
Sebelumnya diwartakan, Jaringan Kerja Penyelamat Hutan Riau (Jikalahari) mendesak Polda Riau menetapkan direksi PT Nusa Wana Raya (NWR) dan APRIL Grup bertanggungjawab atas tragedi terjunnya truk pengangkut tenaga kerja dan keluarganya ke Sungai Segati di Pelalawan, Sabtu (22/2/2025). Peristiwa ini menewaskan 6 orang dan 9 lainnya masih hilang.
“Kami menyampaikan belasungkawa terhadap korban dan keluarga dan mendorong Polda Riau mengambil alih dan segera menetapkan tersangka direksi PT NWR dan APRIL Grup serta menuntut pertanggungjawabannya,” kata Koordinator Jikalahari, Okto Yugo Setiyo, Senin (24/2/2025).
Okto menyebut, peristiwa tersebut dapat terjadi akibat pelanggaran regulasi dan hak asasi manusia. PT NWR, kata Okto, jelas melakukan pelanggaran karena membiarkan mobil truk Colt Diesel dijadikan sebagai alat transportasi pekerja penanaman dan perawatan tanaman di dalam konsesinya. Hal itu disebutnya, melanggar Pasal 137 Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
“Mengangkut penumpang dengan menggunakan truk adalah terlarang, karena secara aturan fungsi mobil barang dan penumpang berbeda,” kata Okto Yugo
Ia juga menuding kalau APRIL gagal dalam menjamin keselamatan pekerja. Padahal APRIL selalu membanggakan Kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (OHS). Grup APRIL, kata Okto, kerap menyatakan meningkatkan pemeliharaan lingkungan kerja yang selamat, sehat dan aman bagi seluruh karyawan, kontraktor, konsumen dan pengunjung.
Sebagaimana diketahui, PT NWR merupakan perusahaam afiliasi PT Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) yang memasuk bahan baku industri pulp and paper dari tanaman akasia dan eukaliptus di areal konsesinya. PT RAPP tergabung dalam raksasa APRIL Grup.
Okto juga meminta pemerintah segera mengaudit kinerja APRIL grup atas jaminan keselamatan kerja dan kesejahteraan pekerjanya dan masyarakat sekitar.
“Pemerintah harus mengaudit pelaksanaan kerja APRIl Grup dan memastikan hak seluruh korban baik yang meninggal maupun korban selamat. Serta memastikan kejadian serupa tidak terulang kembali, baik bagi pekerja maupun masyarakat sekitar,” kata Okto.
Menurut Jikalahari, tragedi yang terjadi bukanlah yang pertama kali di lingkungan APRIL Grup yang mengakibatkan korban para pekerja dan masyarakat sekitar. Pada Februari 2023 silam, 32 orang karyawan PT MSM yang bekerja di Project PT RAPP mengalami gangguan pernafasan, diduga karena menghirup gas beracun (sulfur acid) dari pipa zat kimia PT RAPP yang mengalami kebocoran.
Kemudian pada November 2024, terjadi kecelakaan lalu lintas tragis di jalan koridor PT RAPP Km 42 Desa Segati. Kala itu, mobil pick up Mitsubishi L 300 yang dikemudikan masyarakat Desa Segati bertabrakan dengan truk Hino milik PT DNR, subkontraktor PT RAPP yang mengangkut kayu akasia. Kecelakaan ini mengakibatkan supir mobil L 300 meninggal dunia.
Jikalahari dalam pernyataannya mendesak Gubernur Riau mengintruksikan dinas terkait melakukan audit K3 seluruh wilayah operasional APRIL Grup
"Polda Riau agar mengambil alih melakukan penyidikan sampai tuntas terhadap Direksi PT NWR dan APRIL Grup yang membiarkan truk Colt Diesel digunakan sebagai kendaraan operasional untuk pekerja. APRIL Grup harus bertanggung jawab penuh terhadap 32 korban, baik yang meninggal maupun yang dalam perawatan," tegas Okto.
Bupati Zukri Lakukan Investigasi
Sebelumnya, Bupati Pelalawan, Zukri menyatakan akan melakukan investigasi atas peristiwa terjunnya truk yang mengangkut pekerja dan keluarga buruh yang bekerja di perusahaan hutan tanaman industri (HTI) PT Nusa Wana Raya (NWR). Peristiwa tragis ini menewaskan 6 orang dan 9 lainnya masih dinyatakan hilang pada Sabtu (21/2/2025).
Zukri menyatakan, saat ini pihaknya bersama instansi terkait masih fokus untuk menemukan 9 orang korban yang hilang usai truk colt diesel tersebut masuk ke dalam sungai. Ia berharap para korban dapat segera ditemukan.
"Saat ini kita masih fokus mencari 9 orang korban yang belum ditemukan. Atas nama pemerintah Bupati Pelalawan saya menyampaikan belasungkawa atas kejadian ini dan berharap seluruh korban dapat ditemukan," kata Zukri kepada SabangMerauke News, Senin (24/2/2025).
Politisi PDI Perjuangan ini menegaskan, akan segera melakukan investigasi atas kejadian tersebut. Investigasi akan difokuskan pada penerapan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) yang dilakukan di dalam perusahaan yang mempekerjakan korban. Termasuk dalam hal ini yakni perlindungan dan jaminan hak-hak pekerja.
"Kita akan lakukan investigasi terkait penerapan K3 di perusahaan tersebut," terang Zukri.
Berikut adalah daftar nama korban selamat:
1. Yerniwati
2. Arkian Zebua
3. Yasman Gulo
4. Novayanti
5. Taogomano
6. Nenek Seja
7. Ina Nove
8. Epriniwati
9. Dameria
10. Jelisman
11. Otonius
12. Yantonius
13. Melianus
14. Juventus
15. Febri
16. Wia
17. Berkat
Daftar nama korban meninggal:
1. Maranata Zendrato
2. Solina
3. Cahya
4. Tri
5. Cel
6. Yaman Hulu
7. Aferius
8. Yusnidar
9. Yasani
10.Setia Murni
11. Arman
12. Amel
13. Noel
14. Wilda
15. Ciras. (R-04)