Ratusan Hektar Sawah-Kebun di Pulau Rangsang Terendam Banjir Rob, Nama Gubernur Riau Disebut Lagi
SabangMerauke News, Meranti - Ratusan hektar sawah dan areal kebun masyarakat di Pulau Rangsang, Kepulauan Meranti terendam banjir rob akibat pendangkalan sungai. Gagal panen dan kerusakan fatal tanaman menghantui masyarakat. Puluhan rumah juga terkena imbas dari meluapnya air laut yang masuk melalui sungai tersebut.
Banjir disebabkan oleh makin parahnya pendangkalan Sungai Sendaur dan Sungai Melai. Keadaan diperparah akibat rusaknya tanggul menyebabkan pengairan air pasang tidak berjalan normal, justru air hanya mengendap di sawah.
"Sudah lama sungai itu sejak zaman Bengkalis dulu. Jadi wajar saat ini kian mendangkal. Kalau tidak diperbaiki, maka tidak tahu seperti apa nanti nasib petani kita ke depannya," kata Muhammad, warga desa tersebut kepada SabangMerauke News, Minggu (10/4/2022).
Irman warga lainnya menuturkan, sejak mendangkalnya sungai dan mengakibatkan banjir, banyak tanaman yang mati.
"Banjir Rob menghabiskan lahan pertanian padi kami. Hasil panen pun tidak seberapa, tidak macam dulu lagi. Kami minta agar pemerintah mendengar keluhan kami," ungkap Irman.
Gubernur Riau, Syamsuar pernah menjanjikan normalisasi kedua sungai tersebut saat melakukan kunjungan kerja ke ke Desa Bina Maju beberapa waktu lalu. Syamsuar di hadapan ratusan petani Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir, berjanji untuk segera mengirim alat melakukan normalisasi sungai tersebut.
Sungai Sendaur dan Melai dibangun sejak Meranti masih tergabung dalam kabupaten induk Bengkalis. Sungai dengan lebar lima meter dan kedalaman mencapai 2,5 meter ini, tak lagi berfungsi normal. Lumpur asin yang dibawa air laut saat pasang dari perairan Selat Malaka, telah menutup permukaan sungai dengan ketebalan mencapai dua meter.
Mirisnya lagi, aliran sungai yang dulunya mengalir deras air gambut, kini tak lagi mampu menampung debit curah hujan tinggi. Sungai yang membelah desa dari timur ke barat sudah penuh dengan sedimentasi dan ditumbuhi vegetasi pohon bakau.
Pemprov Riau Normalisasi Sepanjang 2 Kilometer
Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Kepulauan Meranti, Sopandi Rozali SSos mengatakan, rusaknya sawah masyarakat di Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir akibat air laut pasang di akhir tahun membuat para petani menjadi kesusahan. Ditambah pula dengan rusaknya tanggul dan pendangkalan Sungai Sendaur dan Sungai Melai.
"Saya selaku wakil dari masyarakat Rangsang Barat dan Rangsang Pesisir berharap Pak Gubernur Riau bisa melakukan normalisasi dua sungai ini. Apalagi tanggulnya sudah jebol. Untuk itu kita minta juga tanggulnya juga direhab," Sopandi.
Ia menjelaskan, tahun ini akan ada program normalisasi sungai sepanjang 2 kilometer dari Pemprov Riau. Tetapi masyarakat mengharapkan program ini harus tuntas sampai ke hulu sungai.
"Kalau tidak dikerjakan sampai ke hulu, maka air asin akan tetap membanjiri areal persawahan, perkebunan dan pemukiman masyarakat. Itu tidak mungkin akan mengurangi banjir, jika musim hujan atau musim air pasang laut datang," kata Sopandi.
Ia meminta agar Gubernur Riau yang pernah datang ke Desa Bina Maju Rangsang Barat menambah lagi volume panjang normalisasi sungai Sendaur sehingga masyarakat tidak rugi akibat gagal panen.
Pada dua tahun silam, luas lahan yang tergenang air asin berupa lahan persawahan seluas 100 hektar dan perkebunan kelapa 70 hektar. Selain itu sebanyak 52 rumah masyarakat juga rusak.
Sopandi menyebut tanggul sepanjang 8 kilometer mempunyai ketinggian 30-40 sentimeter. Sedangkan ketinggian air asin di atas tanggul yakni mencapai 30-50 sentimeter.
"Kita prihatin dengan kondisi petani saat ini yang dihantui rasa takut gagal panen. Tentu ini akan menjadi persoalan baru karena akan kekurangan kebutuhan pangan nantinya. Mudah-mudahan persoalan ini bisa segera diatasi," pungkasnya. (R-01)