Damkar Kepulauan Meranti, Garda Terdepan Andalan Masyarakat Dalam Situasi Darurat

Petugas damkar saat mengamankan beberapa hewan yang kerap masuk ke rumah warga. Foto: SM News
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Petugas pemadam kebakaran (Damkar) kerap menjadi pahlawan di tengah masyarakat. Mereka tidak hanya bertugas memadamkan api, tetapi juga terlibat dalam berbagai aksi kemanusiaan, seperti penyelamatan korban kecelakaan, evakuasi hewan berbahaya, hingga membantu warga dalam situasi darurat lainnya.
Petugas pemadam kebakaran kerap menuai pujian dari masyarakat dan saat ini menjadi instansi yang selalu diandalkan masyarakat karena dinilai selalu sigap untuk membantu dan menolong masyarakat
Di Kabupaten Kepulauan Meranti, Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Damkar (Satpol PP dan Damkar) menjadi salah satu instansi yang paling diandalkan masyarakat. Mereka dikenal sigap dan cepat tanggap dalam setiap laporan yang masuk.
Beban kerja yang penuh variasi ini menuntut para petugas damkar untuk tidak hanya terampil secara teknis, tetapi juga tangguh secara mental. Namun, di balik kerja keras dan pengabdian mereka, ada satu fakta yang mencengangkan—petugas Damkar di Kepulauan Meranti bekerja tanpa pelatihan keahlian yang mendetail.
"Kami hanya mengandalkan pengalaman di lapangan dan belajar secara otodidak," ungkap salah satu petugas.
Profesi sebagai petugas Damkar bukan sekadar pekerjaan biasa. Mereka sering kali harus berhadapan dengan situasi yang mengancam nyawa, baik saat memadamkan kebakaran maupun saat melakukan penyelamatan di medan yang sulit.
Idealnya, setiap petugas pemadam kebakaran harus mendapatkan pelatihan intensif. Namun, realitasnya di Kepulauan Meranti, para petugas ini justru berjuang dengan keterbatasan pengetahuan teknis.
Meski begitu, semangat pengabdian mereka tak pernah surut. Dengan modal keberanian, solidaritas, dan pengalaman di lapangan, mereka terus menjalankan tugas demi keselamatan masyarakat.
Bagi banyak orang, tugas petugas pemadam kebakaran (Damkar) identik dengan memadamkan api. Namun, di Kabupaten Kepulauan Meranti, mereka justru lebih sering dipanggil untuk menangani kejadian nonkebakaran, mulai dari evakuasi hewan liar hingga penyelamatan di berbagai situasi darurat.
Sepanjang tahun 2024, jumlah tugas nonkebakaran yang ditangani mencapai ratusan kasus, jauh melebihi jumlah kebakaran yang hanya 15 titik di kawasan permukiman.
"Kami tidak hanya bertugas memadamkan api, tapi juga menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat dalam berbagai situasi," ujar salah satu petugas Damkar Kepulauan Meranti.
Salah satu laporan yang paling sering diterima Damkar adalah evakuasi ular yang masuk ke rumah warga. Dengan peralatan sederhana seperti tongkat penjepit dan karung, petugas harus memastikan hewan berbahaya ini dievakuasi tanpa mencederai siapa pun.
Sejak Januari hingga Desember 2024, pasukan Damkar telah menangani evakuasi ular yang rata-rata banyak masuk ke rumah dengan menangkap 181 ular. Selain itu juga ada mengatasi ancaman hewan liar berbahaya lainnya seperti Tawon di 55 titik berhasil disingkirkan, biawak 40 ekor dan anjing serta hewan lainnya.
Memasuki tahun 2025, permintaan evakuasi terus berdatangan. Hingga pertengahan Februari, Damkar Kepulauan Meranti telah mengevakuasi 39 ular, serta membantu penyelamatan biawak, anjing yang terjerat jaring, dan hewan lainnya.
Beban kerja yang semakin kompleks ini menuntut kesiapan fisik, mental, dan keterampilan teknis yang lebih baik. Sayangnya, banyak petugas Damkar yang masih bekerja dengan alat seadanya dan tanpa pelatihan khusus.
Terlepas dari keterbatasan itu, para petugas tetap menjalankan tugasnya dengan penuh dedikasi. Keberadaan mereka menjadi jaminan bagi masyarakat bahwa dalam situasi darurat apa pun, selalu ada pihak yang siap membantu. Mereka bukan hanya pemadam kebakaran, tetapi juga penyelamat di tengah masyarakat.
Kepala Satpol PP dan Damkar Kepulauan Meranti, Tunjiarto, melalui Kepala Bidang Damkar, Raja Yusran, mengungkapkan bahwa jumlah permintaan pertolongan terus meningkat setiap tahunnya.
"Permintaan pertolongan ke tim Damkar memang bermacam-macam. Yang terbanyak adalah permintaan untuk mengatasi ancaman hewan liar berbahaya, terutama ular dan tawon," ujar Raja Yusran.
Data menunjukkan bahwa evakuasi ular menjadi kasus penyelamatan tertinggi. Diikuti oleh evakuasi sarang tawon, yang sering ditemukan di gedung, rumah, atau pepohonan dekat permukiman warga. Selain itu, biawak dan anjing liar juga kerap menjadi ancaman bagi masyarakat.
Raja Yusran menjelaskan bahwa ular yang berhasil dievakuasi terdiri dari berbagai jenis, termasuk Ular sawa atau piton, Ular tedung, atau Ular kobra.
"Ular yang kita evakuasi ini merupakan ular yang menimbulkan gangguan terhadap warga. Kebanyakan masuk ke rumah warga," jelasnya.
Meski menimbulkan ketakutan, ular yang berhasil ditangkap tidak dibunuh, melainkan dipindahkan ke lokasi yang lebih aman.
"Setelah dievakuasi, ular ini kemudian kita pindahkan ke dekat Sungai Dorak, karena di situ tempat yang dianggap lebih aman. Kita hanya memindahkan saja dan tidak boleh membunuhnya," tambahnya.
Fenomena ini semakin membuktikan bahwa Damkar Kepulauan Meranti bukan hanya bertugas memadamkan kebakaran, tetapi juga menjadi garda terdepan dalam berbagai tugas penyelamatan di tengah masyarakat.
Dikatakan Yusran, petugas Damkar juga banyak melakukan penyelamatan mulai dari kondisi yang terlihat sepele, sampai yang harus bertaruh nyawa.
Dijelaskan ada beberapa pertolongan yang diberikan yang mencangkup Animal resque dimana membantu masyarakat dari hewan yang mengganggu dan menjijikkan. Selanjutnya juga ada human resque serta
Hantu resque.
"Petugas kita harus banyak bisa nya karena masyarakat tidak tahu harus melaporkan kemana. Apapun laporan masyarakat kita siap turun apa pun kondisinya. Bahkan yang bukan tupoksi kita tetap dilakukan dan ditindaklanjuti, dimana kita memperhatikan juga situasi sebelum bertindak," kata Yusran.
Bukan hanya kebakaran dan penyelamatan hewan liar, tim Damkar Kepulauan Meranti sering kali menerima permintaan bantuan yang di luar tugas utama mereka. Mulai dari menguburkan hewan mati, evakuasi cincin yang tersangkut di jari, hingga mengangkat bangkai ular dari plafon rumah warga.
Kepala Bidang Damkar, Raja Yusran, mengatakan bahwa berbagai permintaan unik dari masyarakat selalu mereka tanggapi dengan sigap.
"Kami pernah mendapatkan laporan dari warga yang meminta bantuan menguburkan ular mati di atas plafon rumah mereka. Selain itu, ada juga yang minta tolong melepas cincin yang sudah lama terpasang dan tidak bisa dibuka," ungkapnya.
Dengan 25 personel yang selalu siaga, tim Damkar Kepulauan Meranti bekerja tanpa libur, siap menerima laporan dari masyarakat kapan saja.
"Personel kita berjumlah 25 orang dan tak ada libur, 24 jam standby di posko," ujar Yusran.
Meski sering mendapat permintaan bantuan di luar tugas pokok mereka, Yusran menegaskan bahwa Damkar tidak pernah memungut biaya dari masyarakat.
"Kami tidak memungut iuran terhadap layanan yang diberikan, meskipun itu di luar tugas pokok. Gaji Damkar memang tidak lebih tinggi dari personel lain, tapi sering kali kami mendapatkan rezeki tak terduga, seperti warga yang mengantarkan nasi bungkus ke posko sebagai bentuk terima kasih," tambahnya.
Dengan dedikasi dan semangat kemanusiaan, Damkar Kepulauan Meranti terus menjadi garda terdepan dalam membantu masyarakat. Dari memadamkan api, menyelamatkan hewan liar, hingga membantu hal-hal kecil yang berdampak besar bagi warga.
Ketulusan mereka dalam melayani menjadi bukti bahwa Damkar bukan hanya penjaga dari kobaran api, tetapi juga pahlawan bagi masyarakat dalam berbagai situasi. (R-01)