Warga Rokan Hilir Kembali Demo PT Pertamina Hulu Rokan, Tagih Janji Lama Perbaikan Jalan Rusak
![Warga Rokan Hilir Kembali Demo PT Pertamina Hulu Rokan, Tagih Janji Lama Perbaikan Jalan Rusak](https://www.sabangmeraukenews.com/foto_berita/2025/02/2025-02-12-warga-rokan-hilir-demo-pt-pertamina-hulu-rokan-tagih-janji-lama-perbaikan-jalan-rusak.jpg)
Ratusan warga Kepenghuluan Teluk Berembun, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir kembali menggelar untuk rasa kali kedua pada Selasa (11/2/2025). Foto: SM News
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Ratusan warga Kepenghuluan Teluk Berembun, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir kembali menggelar untuk rasa kali kedua pada Selasa (11/2/2025). Massa menuntut pihak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) segera memperbaiki jalan yang rusak.
Warga menilai jalan utama di daerah mereka belum juga diperbaiki PT PHR, meskipun telah dijanjikan sebelumnya.
Aksi ini dilakukan sebagai bentuk kekecewaan warga terhadap kondisi jalan yang semakin parah. Saat hujan turun, jalan menjadi berlumpur dan sulit dilalui, sementara di musim kemarau, debu beterbangan dan mengganggu aktivitas masyarakat.
Demonstrasi damai ini mendapatkan pengawalan ketat dari aparat kepolisian dan TNI. Warga membawa spanduk dan poster yang berisi tuntutan mereka terhadap PT PHR agar segera merealisasikan perbaikan jalan yang dijanjikan.
Salah satu warga yang ikut dalam aksi ini, Al Subarman mengungkapkan bahwa masyarakat sudah terlalu lama menunggu janji perbaikan jalan tersebut.
"Kami hanya ingin janji yang sudah disampaikan sebelumnya segera ditepati. Jalan ini sangat penting bagi kami, karena menjadi akses utama untuk aktivitas sehari-hari, termasuk ekonomi dan pendidikan," ujar Subarman.
Menanggapi tuntutan warga, perwakilan dari PHR, Andrean Siregar datang menemui massa aksi. Ia kembali berjanji kalau PT PHR segera menangani perbaikan jalan tersebut.
"Kami memahami keluhan masyarakat dan berkomitmen untuk segera melakukan pengerasan jalan. Dalam dua hari ke depan, proses pengerasan akan mulai dilakukan," janji Andrean.
Meski kembali mendapat angin segar, warga masih berharap agar janji tersebut benar-benar direalisasikan tepat waktu.
Namun, warga Teluk Berembun tetap menegaskan bahwa mereka akan kembali menggelar aksi lebih besar, jika dalam dua hari ke depan tidak ada tindakan nyata di lapangan.
"Kami akan terus mengawal janji ini. Jika dalam dua hari pengerasan jalan tidak dilakukan, kami akan turun lagi dengan massa yang lebih banyak," kata salah satu perwakilan warga, Ida .
Aksi ini menjadi bentuk perlawanan masyarakat terhadap ketidakpastian janji perbaikan infrastruktur yang menjadi hak dasar mereka. Mereka berharap PHR benar-benar memenuhi komitmennya agar masyarakat tidak lagi dirugikan akibat jalan rusak yang telah lama dikeluhkan.
Jalan Berlumpur dan Berdebu
Sebelumnya, warga Kepenghuluan Bangko Bakti, Kabupaten Rokan Hilir melakukan aksi pemblokiran kendaraan operasional PT Pertamina Hulu Rokan dan mitra kerjanya. Sikap tersebut menyusul deadlock-nya pertemuan antara perwakilan PT PHR dengan warga pada Jumat (7/2/2025) lalu.
Menurut seorang warga bernama Syafrizal, pihak PT PHR tidak memberikan keputusan apapun terhadap tuntutan warga yang mendesak jaminan pembersihan badan jalan lintas Sumatera yang kerap berlumpur akibat tanah tercecer dari truk perusahaan. Sementara, di kala musim kemarau, jalan tersebut berdebu tebal.
"Penyetopan (kendaraan) berlanjut sampai ada keputusan pasti dari Pertamina," kata salah satu Syafrizal.
Menurutnya, warga mengizinkan kendaraan truk dan operasional perusahaan masuk ke lokasi pembuatan sumur minyak. Tapi, kendaraan tersebut tak boleh keluar dari lokasi proyek.
"Karena kalau truk itu keluar, pasti bawa tanah dan lumpur lagi," tegasnya.
Datuk Penghulu (kepala desa) Bangko Bakti, Rudi Hartono juga membenarkan pertemuan warga dengan PT PHR tidak menghasilkan keputusan.
"Tidak ada keputusan," kata Rudi.
Picu Kecelakaan Lalu Lintas
Sebelumnya diwartakan, jalan lintas Sumatera (Jalinsum) di Desa Bangko Bakti, Kecamatan Bangko Pusako, Rokan Hilir kini seakan menjadi arena tarung maut. Kondisi sebagian ruas jalan dipenuhi lumpur dari tanah tercecer yang diangkut truk untuk kebutuhan operasional PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), operator pengelola Blok Migas Rokan.
Lumpur yang menempel di aspal menyebabkan kondisi jalanan menjadi licin. Kecelakaan lalu lintas berulang kali terjadi. Truk bahkan terbalik di tengah jalan, bus antar lintas provinsi terlempar ke tepian jalan hingga mengangkangi parit di tepian jalan. Pengguna sepeda motor tergelincir jatuh menyebabkan warga setempat luka-luka.
Keadaan ini sebenarnya sudah lama terjadi. Tanah yang tercecer dari truk lamban dibersihkan. Ketika hujan turun, tanah menjadi lumpur licin dan aspal pun menguning.
Tak tahan dengan kondisi jalan yang memicu maut, warga Desa Bangko Bakti, beramai-ramai protes. Mereka membentangkan spanduk dan menghentikan truk yang keluar masuk dari area kerja PT PHR pada Kamis (6/1/2025) lalu.
"Kami Masyarakat Bangko Bakti Menuntut PT PHR dan Mitranya. Kembalikan Jalan dan Lingkungan Kami yang Aman, Nyaman dan Bersih," demikian bunyi narasi salah satu spanduk yang dibentang warga.
Di titik lain, ada lagi spanduk bertuliskan "Hentikan Segera Operasional PT PHR Beserta Mitranya yang Merusak Lingkungan Bangko Bakti,". 2 Tahun Lebih PT PHR Beserta Mitranya Memberikan Makan Masyarakat Bangko Bakti dengan Lumpur dan Debu".
Seorang warga Bangko Bakti, Syafrizal menerangkan, kondisi jalan lintas selalu menjadi kubangan lumpur apabila hujan turun. Tidak sedikit kendaraan yang tergelincir dan bahkan terperosok ke beram jalan.
"Jalan berlumpur kembali terjadi sejak beberapa hari terakhir. Yang rugi juga bukan hanya kami masyarakat setempat, tapi orang lain yang melintasi jalan lintas Sumatera ini," kata Syafrizal.
Dia dan warga Desa Bangko Bakti lainnya sangat menyesalkan karena sejak PT PHR beroperasi di kampungnya, lingkungan menjadi rusak tercemar.
"Jika hujan jalan berlumpur. Saat panas jalan berdebu," katanya geram.
Lantaran tak ada kepedulian dari PT PHR maupun otoritas terkait, warga meminta agar PHR memindahkan Desa Bagan Sakti, karena warga sudah tak tahan lagi dengan kondisi tersebut.
"Kami minta Pemkab Rohil dan Pemprov Riau serta pemerintah pusat agar bertindak. Jangan tutup mata. Apakah dengan kondisi ini kami masyarakat masih layak tinggal lagi di Bangko Bakti ini. Tolonglah peduli dan punya keberanian menindak," kesal Syafrizal. (R-02)