Gawat! FFMC Ungkap Wilayah Kepulauan Meranti Risiko Tinggi Karhutla
![Gawat! FFMC Ungkap Wilayah Kepulauan Meranti Risiko Tinggi Karhutla](https://www.sabangmeraukenews.com/foto_berita/2025/02/2025-02-10-gawat-ffmc-ungkap-wilayah-kepulauan-meranti-risiko-tinggi-karhutla.jpg)
Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini berada dalam kondisi sangat rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdasarkan peta tematik Fine Fuel Moisture Code (FFMC) yang dikeluarkan oleh Public Weather Service. Foto: SM News
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kabupaten Kepulauan Meranti saat ini berada dalam kondisi sangat rawan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdasarkan peta tematik Fine Fuel Moisture Code (FFMC) yang dikeluarkan oleh Public Weather Service. Peta tersebut menunjukkan bahwa seluruh wilayah kabupaten ini memiliki tingkat kemudahan terbakar yang sangat tinggi, terutama pada bahan-bahan ringan di lapisan atas permukaan tanah.
Kepala Pelaksana BPBD Kepulauan Meranti, Muhlisin, mengungkapkan bahwa berdasarkan Sistem Peringatan Dini Kebakaran Hutan dan Lahan (Spartan), observasi FFMC mengindikasikan bahwa wilayah tersebut sedang berada dalam kondisi sangat kering, sehingga berpotensi besar terjadi kebakaran jika tidak diantisipasi dengan baik.
"Secara umum, wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti berada dalam kondisi berwarna merah, yang artinya sangat kering dan mudah terbakar. Kami terus meningkatkan kesiagaan dan pengawasan agar karhutla dapat dicegah," ujar Muhlisin, Senin (10/2/2025).
Menghadapi ancaman ini, BPBD Kepulauan Meranti telah mengintensifkan patroli dan melakukan sosialisasi kepada masyarakat, khususnya terkait larangan membakar lahan sembarangan.
Muhlisin menegaskan saat ini seluruh personel dari BPBD maupun lintas sektor lainnya selalu siaga dan terus melakukan upaya pencegahan serta penanggulangan karhutla di berbagai daerah di Kepulauan Meranti.
"Kami terus mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan, terutama saat kondisi cuaca panas seperti sekarang. Selain itu, personel BPBD bersama lintas sektor lainnya juga selalu siaga untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan jika terjadi kebakaran," tegas Muhlisin.
Selain pengawasan dengan langkah-langkah preventif terhadap pembukaan lahan dengan cara membakar, BPBD juga mengoptimalkan sumber daya untuk melakukan pembersihan di daerah-daerah rawan serta menyiapkan tim pemadam yang selalu siaga 24 jam.
Dengan cuaca ekstrem yang meningkatkan risiko kebakaran, BPBD berharap masyarakat ikut berperan aktif dalam mencegah karhutla dengan tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran serta segera melaporkan jika terjadi titik api di wilayahnya.
"Saat ini kita terus melakukan siaga mengantisipasi terjadinya Karhutla sambil melakukan patroli untuk memberitahukan kepada masyarakat untuk tidak sembarangan melakukan pembakaran saat pembukaan lahan mengingat kondisi cuaca yang sangat panas dan memicu mudahnya terbakar," ujarnya.
Memasuki tahun 2025, Kabupaten Kepulauan Meranti kembali menghadapi ancaman Karhutla. Hingga Februari ini, sudah terjadi tiga kebakaran di beberapa wilayah dengan total luas lahan terbakar mencapai 5,5 hektare.
Tiga titik kebakaran tersebut terjadi di Desa Kedabu Rapat, Kecamatan Rangsang Pesisir dengan luas 2 hektare, Kelurahan Selatpanjang Timur seluas 0,5 hektare dan Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat seluas 3 hektare.
Meskipun demikian, Kepala BPBD Kepulauan Meranti, Muhlisin, mengatakan bahwa pihaknya baru menerima laporan resmi untuk dua lokasi.
"Data yang masuk ke Pusat Pengendalian Operasi Penanggulangan Bencana (Pusdalop) baru dua lokasi, yaitu di Selatpanjang Timur seluas 0,5 hektare dan di Tanjung Peranap sekitar 2 hektare karena masih tahap pendinginan dan luas terakhirnya belum masuk. Untuk Desa Kedabu Rapat, kami belum menerima laporan dari Kepala Desa setempat," ujar Muhlisin, Senin (10/2/2025).
Muhlisin menjelaskan bahwa tim pemadam masih melakukan pendinginan di titik karhutla saat ini, sehingga data luas lahan terbakar masih bisa bertambah. Pihaknya juga terus melakukan pemantauan dan menunggu laporan resmi dari aparat desa terkait lokasi kebakaran lainnya.
Sebagai langkah pencegahan, BPBD Kepulauan Meranti telah mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti pembukaan lahan dengan cara dibakar.
"Kami terus berkoordinasi dengan aparat desa, kepolisian, dan TNI untuk mengantisipasi kejadian serupa agar tidak meluas. Kami juga meminta agar setiap kejadian karhutla segera dilaporkan, sehingga dapat segera ditangani sebelum semakin besar," tegas Muhlisin.
Tim Gabungan Kesulitan Air Saat Pendinginan Karhutla di Tanjung Peranap
Sejak Sabtu (8/2/2025) kemarin, Karhutla melanda Dusun Parit Senin, Desa Tanjung Peranap, Kecamatan Tebingtinggi Barat. Hingga hari ketiga, tim gabungan masih berjibaku melakukan pendinginan, meskipun api utama telah berhasil dipadamkan.
Tim yang terdiri dari BPBD, Polsek Tebingtinggi Barat, TNI, Masyarakat Peduli Api (MPA), serta warga setempat terus bekerja keras memastikan tidak ada titik api yang tersisa. Namun, sulitnya mendapatkan sumber air menjadi kendala utama dalam proses pemadaman dan pendinginan.
Kapolsek Tebingtinggi Barat, Iptu Iskandar Novianto, yang memimpin langsung operasi di lapangan, mengatakan bahwa kondisi lahan gambut menyebabkan bara api tetap bertahan di bawah permukaan tanah, meskipun api di permukaan telah padam.
"Pendinginan masih berlangsung hingga saat ini. Api sudah padam, tetapi masih ada titik asap karena lahan gambut menyimpan bara di dalamnya. Kendala utama kami adalah sulitnya mendapatkan sumber air untuk pemadaman," ujar Iptu Iskandar, Senin (10/2/2025).
Selain minimnya air untuk pemadaman, tim di lapangan juga mengalami kesulitan air untuk minum, sehingga harus menahan haus saat bertugas.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Kurnia Setyawan, SH., S.I.K, melalui Kapolsek Tebingtinggi Barat, menjelaskan bahwa kebakaran pertama kali diketahui pada Sabtu (8/2/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Saat itu, Bhabinkamtibmas menerima laporan dari warga Desa Tanjung Peranap yang melihat kobaran api di lahan tersebut.
"Begitu menerima laporan, Bhabinkamtibmas bersama perangkat desa langsung menuju lokasi dengan membawa peralatan pemadaman. Selanjutnya, tim dari kepolisian, MPA, dan masyarakat segera melakukan upaya pemadaman," jelasnya.
Saat ini, tim juga telah membuat sekat bakar di area terdampak untuk mencegah api merembet ke lokasi lain. Meski pemadaman sudah hampir selesai, tim tetap waspada agar tidak ada titik api yang kembali menyala.
Dengan kondisi cuaca yang panas dan minimnya sumber air, kebakaran lahan gambut di Meranti menjadi tantangan besar. Pihak berwenang terus mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan pembakaran lahan secara sembarangan, guna mencegah kebakaran yang lebih luas di masa mendatang. (R-01)