Beberapa Cara Makan Orang Indonesia yang Bikin 'Culture Shock'
LSABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Perbedaan kebiasaan dan kebudayaan kuliner di suatu tempat belum tentu awam di daerah lain. Seperti beberapa cara makan yang diakui bisa bikin 'culture shock'.
Culture shock atau kejutan budaya disebabkan oleh adanya perbedaan yang tidak pernah dialami seseorang namun dilihat dilakukan pada orang lain dari budaya yang berbeda. Tak harus membandingkannya dengan orang luar negeri, di Indonesia sendiri banyak orang merasa terkejut dengan budaya dari daerah lain.
Contoh sederhana terlihat pada kebiasaan makan yang berbeda antara suku satu dengan lainnya. Bahkan banyak pendatang yang baru menjajaki kakinya di suatu daerah merasa terkejut dengan kebiasaan makan di tanah rantaunya.
Seperti ketika orang Jakarta melihat cara makan orang Jawa Tengah atau bahkan perantau yang datang ke Jakarta melihat kebiasaan makan di kota metropolitan. Melihat beberapa keluh kesah yang pernah disebutkan di media sosial, ada beberapa pola makan yang dianggap membuat 'culture shock' bagi sebagian orang.
Berikut ini 5 kebiasaan makan yang dianggap membuat 'culture shock' versi netizen lintas media sosial:
1. Soto dicampur nasi
Bagi orang Jakarta, awamnya menyantap soto atau makanan berkuah memisahkan nasi putih sebagai pelengkap. Tetapi hal ini ternyata tak berlaku di kawasan Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Jika merujuk pada kebiasaan masyarakat di Jawa Tengah, Yogyakarta, maupun Jawa Timur biasanya nasi akan disajikan langsung di dalam mangkuk soto. Seorang netizen yang membalas cuitan FOODFESS2 mengaku sempat terkejut saat ia makan bersama teman-temannya di Yogyakarta.
Netizen yang kelaparan tersebut mengatakan bahwa dirinya menunggu nasi putih disajikan sebelum mulai makan soto. Namun setelah melihat teman-teman lain yang langsung menyantap, ia baru mengetahui bahwa sudah ada nasi di dalam semangkuk sotonya.
2. Bakso pakai lontong
Di Jawa Timur ada salah satu kebiasaan untuk menyantap bakso dengan kuah hangat. Pertama-tama, orang yang baru mencoba makan bakso di Jawa Timur seperti Surabaya dan Malang akan bertemu bihun berwarna tosca.
Hal tersebut tidak menunjukkan kualitas yang rendah atau campuran pewarna, melainkan ciri khas bihun lokal yang memiliki warna tersebut. Selain itu, makan bakso di Jawa Timur juga aslinya tak awam dipadukan dengan nasi.
Masyarakat Jawa Timur lebih senang menyantap bakso dengan potongan lontong. Tetapi bagi perantau yang baru datang pasti akan merasa terkejut dan keheranan dengan kebiasaan tersebut.
3. Pisang goreng pakai sambal
Cuitan dari akun X @jawafess (8/1) memetakan bagian wilayah masyarakat Indonesia yang memiliki kebiasaan makan pisang goreng yang berbeda. Sumatera, sebagian Kalimantan, dan pulau Jawa dinyatakan sebagai wilayah yang tidak makan pisang goreng dengan sambal.
Sementara sebagian Kalimantan dan ke arah Timur justru akrab dengan penyajian pisang goreng menggunakan pelengkap sambal. Di Manado, ada kebiasaan untuk menyantap pisang goreng dengan sambal roa.
Penambahan ikan rua yang diasap dianggap membuat rasa sambal menjadi lebih enak. Begitu pula dengan rasa manis dari pisang goreng yang membuatnya lebih seimbang.
4. Pecel sayur vs pecel lele
Tak hanya berbincang tentang provinsi Jawa dan Jakarta, tetapi antara Jawa Tengah dan Jawa Timur sendiri punya definisi yang berbeda soal pecel. Di Jawa Tengah sebutan pecel lebih akrab untuk sayuran rebus.
Biasanya kacang panjang, bayam, tauge, hingga kembang turi akan direbus dan disajikan bersama lontong juga kucuran bumbu pecel. Namun di Jawa Timur istilah pecel ikonik dikenal sebagai penyajian ikan atau ayam yang digoreng dan dipadukan bersama sambal serta lalapan.
Di Jawa Timur juga ada pecel sayur, namun secara khusus dibedakan sehingga sebutannya 'pecel sayur' bukan sekadar 'pecel'. Tetapi ada juga sebagian wilayah yang menyebut pecel lele atau ayam sebagai penyetan guna membedakannya dengan pecel sayur.
5. Sarapan mie ayam
Pada media sosial X dipercaya ada kebiasaan khas orang Jakarta yang tak ditemukan di daerah lain. Kebiasaan ini ialah mengisi perut saat sarapan dengan menu berupa mie ayam atau bakmi.
Bagi masyarakat di daerah lain, sarapan lebih identik dengan bubur ayam bukan mie ayam atau bakmi yang dianggap memberatkan perut. Sementara di Jakarta banyak penjual mie ayam yang hadir di pagi hari dan penjual bubur ayam yang aktif di malam hari.
Perdebatan antara netizen dari akun X @txtdrkuliner mengakui bahwa kebiasaan sarapan mie ayam membuat mereka terkejut ketika tiba di Jakarta. Sebagian lainnya juga menyebut penjual mie ayam di Jakarta lebih panjang antreannya saat pagi hari. (R-05)