Santri di Pondok Pesantren Tempuling Dikeroyok 4 Kakak Kelasnya, Mengaku Dipukul Pakai Broti Kayu
SM News, Inhil - Dugaan kekerasan di lingkungan pendidikan agama (pesantren) terjadi di Tempuling, Indragiri Hilir. Seorang santri (MR) dilaporkan menjadi korban kekerasan kakak kelasnya. MR mengaku dikeroyok dan bahkan dipukul memakai kayu broti.
Ikhwal adanya dugaan pengeroyokan tersebut disampaikan JK yang merupakan kakak kandung MR. Menurut JK, adiknya MR dikeroyok pada Senin (8/11/2021) lalu di Ponpes Darul Rahman, Tempuling, Inhil. Pengeroyokan terjadi usai salat dhuha.
"Adik saya mengeluh sakit di bagian kepala. Ia mengadukan kepada orangtua kami. Katanya dikeroyok 4 orang kakak kelasnya. Ada yang pakai broti," kata JK kepada media, Minggu (14/11/2021).
JK menyatakan adiknya sudah dibawa ke rumah sakit karena keluhan di bagian kepala. Pihaknya juga sudah mengadukan hal tersebut kepada pihak pengelola ponpes, namun belum direspon.
JK menyatakan kemungkinan adiknya dikeroyok karena MR melaporkan seringnya terjadi kehilangan barang miliknya. Sehari sebelum dikeroyok, orangtua MR datang ke ponpes tersebut. MR mengeluh karena baju batik yang baru dibelikan orangtuanya hilang. Laporan kehilangan itu disampaikan orangtua MR ke pengelola ponpes.
"Besoknya adik saya justru dikeroyok," kata JK.
Dari cerita MR, diketahui saat pengeroyokan dirinya di kunci di dalam kamar. MR diancam untuk tidak melaporkan aksi pengeroyokan tersebut kepada siapapun.
"Jika diadukan adik saya akan diincar jika pelaku pengeroyokan dikeluarkan dari ponpes," kata JK.
Belum adanya tanggapan dari pihak ponpes membuat keluarga akan melaporkan kejadian ini di kepolisian. Pada Senin (15/11/2021) ini laporan akan disampaikan ke Polsek Tempuling.
Secara terpisah media telah mengonfirmasi peristiwa pengeroyokan tersebut pihak ponpes bernama ustadz Habibi. Namun Habibi belum berkenan memberikan penjelasan kepada media. Ia beralasan sedang ada acara ketika dihubungi wartawan. (*)