Memprihatinkan, Siswa Madrasah di Pekanbaru Belajar Dalam Kelas Terendam Banjir
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Hujan deras yang melanda sebagian besar Kota Pekanbaru pada Kamis siang (16/1/2025), membuat aktivitas belajar-mengajar di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Darul Ulum, kawasan Bukit Raya Kota Pekanbaru terganggu.
Namun demikian, para siswa masih terlihat belajar dalam kondisi kaki terendam air setinggi mata kaki akibat banjir yang menggenangi sekolah.
Banjir yang melanda sekolah tersebut tidak hanya berasal dari luapan air hujan yang tidak dapat mengalir dengan baik, namun juga dari atap kelas yang bocor, genangan air di ruang kelas semakin memperburuk situasi.
Para murid terpaksa memindahkan meja dan kursi ke sudut ruangan yang lebih kering agar tetap bisa belajar.
Salah seorang siswa, Ina, mengungkapkan perasaannya terhadap kondisi sekolah yang minim fasilitas.
"Kalau hujan deras, kami sering belajar dalam genangan air seperti ini. Kadang kami harus menunggu hujan reda, bahkan ada saat di mana kami tidak belajar sama sekali," ujarnya dengan nada sedih.
Ina juga menyampaikan rasa iri ketika membandingkan fasilitas sekolahnya dengan sekolah lain yang lebih baik.
"Sekolah kami banyak yang tidak layak. Kami belajar seadanya, sementara sekolah lain fasilitasnya lengkap dan bagus," tambahnya.
Genangan air di sekolah ini tidak hanya mengganggu proses belajar, tetapi juga menimbulkan risiko kesehatan bagi para siswa. Lapangan sekolah yang berubah seperti kolam besar dengan air tergenang.
Kepala sekolah MI Darul Ulum, Intan Sukmi mengatakan, masalah banjir sudah menjadi rutinitas setiap kali hujan deras turun.
"Banjir ini disebabkan atap yang bocor dan sistem drainase yang tidak memadai. Para murid sering kali harus belajar dalam genangan air seperti ini," katanya.
Intan menambahkan, selain banjir, sekolah swasta tersebut juga menghadapi berbagai masalah fasilitas seperti dinding yang rontok, pintu kelas rusak, dan kekurangan toilet.
Dengan jumlah siswa lebih dari 100 orang, MI Darul Ulum hanya memiliki dua toilet, sehingga sering terjadi antrean panjang.
Meski dalam keterbatasan, semangat belajar siswa dan semangat para guru tetap tinggi.
Mereka berharap ada perhatian dari pemerintah maupun pihak swasta untuk memperbaiki kondisi sekolah agar kegiatan belajar-mengajar bisa berlangsung dengan layak. (R-04)