BPBD Himbau Warga Waspadai Meluapnya Air dari Sungai Kampar
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Curah hujan yang masih tinggi kembali mempengaruhi tinggi muka air Sungai Kampar yang mengalir di Kabupaten Pelalawan Riau hingga Minggu (12/1/2025).
Kenaikan level Sungai Kampar mencapai 47 Centimeter atau hampir setengah meter dalam sepekan terakhir.
Grafik yang menunjukkan peningkatan debit air ini dipengaruhi besar oleh curah hujan yang masih tinggi di Pelalawan sampai pertengahan Bulan Januari ini.
"Hari ini terpantau debit air Sungai Kampar mencapai 2,17 meter di atas batas normal. Memang trennya naik dalam seminggu ini," kata Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pelalawan, Zulfan M.Si kepada media, Minggu (12/1/2025).
Ia menerangkan, level air Sungai Kampar terpantau 1,7 meter di atas batas normal pada Senin (6/1/2025) lalu.
Kemudian naik menjadi 1,73 meter pada Selasa (7/1/2025). Keesokan harinya meningkat ke angka 1,82 meter dan Kamis (9/1/2025) merangkak ke titik 1,98 meter.
Sedangkan Jumat (10/1/2025) meningkat jadi 2,09 meter dan Sabtu (11/1/2025) pada titik 2,12 meter.
Terakhir pantauan Minggu (12/1/2025) telah di titik 2,17 meter.
Peningkatan ini terlihat jelas melalui alat pengukur level air Sungai Kampar di jembatan penyeberangan ponton di Kecamatan Langgam, Pelalawan.
Debit air Sungai Kampar di angka 2,17 masuk dalam kategori tinggi dengan indikator warna kuning.
Artinya dalam Kondisi ini harus siaga terhadap potensi banjir yang akan melanda beberapa wilayah Pelalawan.
Peluang terjadinya banjir akibat luapan air sungai diperkirakan akan terjadi di daerah bantaran sungai.
"Kita mengimbau agar masyarakat di bantaran sungai meningkatkan kewaspadaannya. Siaga banjir dan longsor tetap diberlakukan dengan posisi debit air yang terus naik," tambah Zulfan.
Ia menyebutkan, beberapa wilayah yang paling sering terendam air akibat luapan sungai yakni di sepanjang bantuan Sungai Kampar.
Mulai dari Kelurahan Langgam Kecamatan Langgam, Desa Kuala Terusan dan Desa Rantau Baru di Kecamatan Pangkalan Kerinci, serta daerah lainnya.
"Memang rumah warga kebanyakan menggunakan panggung, karena sudah biasa menghadapi banjir. Tapi perlu berhati-hati. Kita akan pantau terus perkembangannya," pungkasnya. (R-03)