Diserang Hama Kumbang, Perkebunan Kelapa Sawit di Kecamatan Enok Inhil Terancam Mati
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sekitar 80 persen perkebunan kelapa milik masyarakat atau sekitar 35 ribu batang pohon kelapa masyarakat Desa Pusaran dan Desa Pengalihan, Kecamatan Enok, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) diserang hama kumbang yang merusak perkebunan kelapa, Jumat (10/12/2025).
Perkebunan yang sebelumnya produktif, kini tak bisa lagi menghasilkan buah dan terancam mati.
Mulai dari daun, batang, hingga buah kelapa habis digerogoti kumbang sehingga menyisakan dampak yang sangat merugikan bagi para petani lokal.
Serangan hama kumbang ini muncul setelah adanya aktivitas replanting atau pembukaan lahan perkebunan perusahaan sawit yang beroperasi di wilayah tersebut.
Warga mensinyalir pembukaan lahan yang tidak sesuai dengan prosedur operasional yang benar (SOP) oleh perusahaan tersebut menjadi pemicu bagi kemunculan hama ini.
“Dampak serangan hama kumbang sangat mempengaruhi ekonomi masyarakat yang sebagian besar bergantung pada hasil perkebunan kelapa,” ujar seorang warga bernama Sismoyo kepada awak media.
Sismoyo menjelaskan, penghasilan dari kebun kelapa hingga Rp10 juta per bulan, namun sekarang hanya sekitar Rp 2 juta.
“Banyak anak-anak yang terpaksa putus sekolah karena orangtua mereka tidak mampu lagi membiayainya,” keluhnya.
Sementara itu Ramli, seorang warga Desa Pengalihan, warga telah berulang kali mengajukan mediasi dengan pihak perusahaan dan pemerintah setempat.
“Hingga kini belum ada langkah nyata yang diambil untuk mengatasi masalah ini,” jelasnya.
Ramli menambahkan, warga juga sudah melapor ke dinas terkait dan bahkan mengadakan hearing di DPRD, namun tidak ada tindakan nyata.
“Kami juga sudah berusaha berkomunikasi dengan pihak perusahaan, namun mereka tidak memberikan tanggapan yang memadai,” imbuhnya.
Menurut laporan dari dinas perkebunan, lebih dari 3.000 batang kelapa diperkirakan sudah mati akibat serangan kumbang, sementara 35.000 batang lainnya sedang dalam kondisi kritis.
Meski sudah diberikan peringatan kepada pihak perusahaan, hingga saat ini belum ada tindakan lebih lanjut.
Warga setempat berharap pemerintah, khususnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertanian, untuk segera turun tangan menyelesaikan masalah ini.
Mereka juga mendesak perusahaan sawit yang bertanggung jawab atas pembukaan lahan tersebut untuk memberikan ganti rugi dan melakukan upaya pengendalian hama secara serius.
Jika masalah ini terus dibiarkan tanpa solusi yang jelas, warga menyatakan akan mengambil tindakan lebih lanjut sesuai dengan hukum yang berlaku.
“Jika perusahaan tidak mau bertanggung jawab, kami akan mencari cara lain untuk menyelesaikan masalah ini. Kami berharap agar pemerintah segera memberikan perhatian dan solusi untuk kami,” tegasnya. (R-03)