69% Perusahaan Sawit di Riau Belum Miliki Sertifikat ISPO
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Tantangan pemerintah dalam mewujudkan industri kelapa sawit yang berkelanjutan adalah sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO).
Sejak tahun 2020, pemerintah mewajibkan seluruh perusahaan kelapa sawit di Indonesia mengantongi sertifikat ISPO, tapi di Riau, dari 393 perusahaan yang beroperasi, baru 121 perusahaan yang berhasil mendapatkan sertifikat tersebut. Artinya, masih ada 272 perusahaan atau 69 persen yang belum memenuhi kewajiban ini.
Kepala Dinas Perkebunan Riau, Syahrial Abdi, mengungkapkan pihaknya telah melayangkan surat teguran kepada perusahaan-perusahaan yang belum mengurus sertifikasi ISPO.
Meski tenggat waktu pengurusan masih berlaku hingga November 2025, Syahrial menegaskan bahwa perusahaan harus segera bergerak untuk memenuhi kewajiban tersebut.
"Ada perusahaan yang beralasan kebunnya belum memiliki Hak Guna Usaha (HGU), bahkan ada yang terindikasi berada di kawasan hutan. Mereka masih menunggu Surat Keputusan pelepasan kawasan hutan," jelas Syahrial, Jumat (10/1/2025).
Namun, Syahrial menegaskan bahwa alasan tersebut tidak dapat menjadi pembenaran untuk menunda pengurusan ISPO. Jika hingga batas waktu yang ditentukan perusahaan tidak juga mengantongi sertifikat tersebut, sanksi tegas akan diberlakukan. Mulai dari teguran tertulis, penghentian operasional sementara, hingga pencabutan izin usaha.
"Setiap sanksi diberikan tenggat waktu enam bulan, sesuai dengan Pasal 58 Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 38 Tahun 2020," tegasnya.
Lebih lanjut, Syahrial menjelaskan bahwa sertifikasi ISPO bukan sekadar formalitas. Sertifikasi ini menjadi standar penting untuk meningkatkan daya saing minyak sawit Indonesia di pasar global.
Selain itu, ISPO juga mendorong pengurangan emisi gas rumah kaca dan memastikan pengelolaan perkebunan yang lebih ramah lingkungan dan memperhatikan aspek sosial ketenagakerjaan.
"Dengan ISPO, mutu pengolahan dan hasil produksi perusahaan akan meningkat. Ini otomatis memperkuat daya saing dan membuat operasional lebih ramah lingkungan," tutupnya. (R-03)