Kedatangan Orang Tionghoa ke Selatpanjang: Sejarah, Pengaruh, dan Solidaritas Komunitas
Oleh: Nazaruddin | Pemerhati Sosial dan Ekonomi
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Wilayah Selatpanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan kehadiran komunitas Tionghoa. Sejak awal kedatangan mereka, komunitas ini tidak hanya menjadi motor penggerak ekonomi lokal, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga stabilitas sosial dan budaya.
Artikel ini mengupas sejarah kedatangan orang Tionghoa, peran penting mereka dalam perdagangan, simbol spiritual seperti Kelenteng Hoo Ann Kiong, hingga terbentuknya organisasi milisi Poh An Tui sebagai respons terhadap kondisi keamanan pasca kemerdekaan.
Kedatangan Orang Tionghoa dan Awal Komunitas di Selatpanjang
Kedatangan orang Tionghoa ke Selatpanjang bermula pada masa kolonial Belanda. Sebagian besar imigran berasal dari provinsi Fujian dan Guangdong, Tiongkok. Mereka tiba sebagai pedagang, buruh, dan pemukim, memanfaatkan posisi strategis Selatpanjang di jalur perdagangan Selat Malaka. Pada masa itu, wilayah ini menjadi titik transit penting bagi perdagangan hasil bumi seperti sagu, karet, dan rempah-rempah.
Kehadiran komunitas Tionghoa diperkuat oleh sistem kepemimpinan kapitan yang diterapkan oleh pemerintah kolonial. Salah satu figur penting dalam sejarah Tionghoa di Selatpanjang adalah Kapiten Kang Coan Po, seorang pemimpin yang memainkan peran kunci dalam mengorganisir masyarakat dan memperkuat jaringan perdagangan. Di bawah kepemimpinannya, komunitas Tionghoa menjadi semakin terorganisir dan berdaya.
Peran Ekonomi: Komunitas Tionghoa Sebagai Penggerak Perdagangan
Orang Tionghoa di Selatpanjang terkenal sebagai pedagang ulung yang menguasai perdagangan hasil bumi lokal. Mereka membuka toko, gudang penyimpanan, dan membangun jaringan dagang yang terhubung hingga ke luar wilayah Kepulauan Riau. Kemampuan mereka dalam beradaptasi dengan masyarakat lokal dan memperkenalkan teknologi pertanian modern juga membantu meningkatkan produksi dan kualitas hasil bumi Selatpanjang.
Hingga saat ini, peran ekonomi komunitas Tionghoa masih terlihat. Pasar tradisional di Selatpanjang, toko-toko, dan bisnis keluarga yang dikelola turun-temurun mencerminkan kontribusi mereka yang berkelanjutan.
Kelenteng Hoo Ann Kiong: Simbol Spiritual dan Harmoni Sosial
Salah satu ikon budaya dan spiritual penting di Selatpanjang adalah Kelenteng Hoo Ann Kiong, yang dibangun pada abad ke-19. Kelenteng ini menjadi pusat kehidupan religius komunitas Tionghoa sekaligus tempat pertemuan untuk membahas berbagai isu sosial dan ekonomi.
Kelenteng Hoo Ann Kiong memainkan peran penting dalam memperkuat solidaritas komunitas Tionghoa. Perayaan-perayaan seperti Imlek dan Cap Go Meh tidak hanya dirayakan oleh masyarakat Tionghoa, tetapi juga melibatkan berbagai etnis lain, menciptakan harmoni budaya yang unik di Selatpanjang.
Poh An Tui: Dari Milisi ke Organisasi Sosial
Pasca kemerdekaan, situasi keamanan di Selatpanjang menjadi tidak stabil. Sebagai respons terhadap ancaman kriminalitas dan konflik sosial, komunitas Tionghoa membentuk Poh An Tui, yang berarti "Pasukan Perdamaian" dalam bahasa Hokkian. Organisasi ini awalnya berfungsi sebagai milisi sukarelawan yang bertujuan melindungi masyarakat Tionghoa dari berbagai ancaman, termasuk perampokan dan kekerasan.
Namun, seiring waktu, ketika keamanan mulai pulih, peran Poh An Tui berkembang. Dari sebuah milisi, organisasi ini bertransformasi menjadi lembaga sosial yang fokus pada bantuan kemanusiaan, seperti memberikan bantuan kepada korban bencana, mendukung pendidikan, dan menjaga kesejahteraan masyarakat. Evolusi ini mencerminkan adaptasi komunitas Tionghoa terhadap perubahan zaman, tanpa kehilangan semangat solidaritasnya.
Warisan dan Pengaruh yang Berkelanjutan
Hingga saat ini, keberadaan komunitas Tionghoa di Selatpanjang tetap menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Tradisi seperti Barongsai, Cap Go Meh, dan penggunaan aksara Tionghoa pada papan nama toko menambah warna lokal yang unik. Warisan sejarah seperti Kelenteng Hoo Ann Kiong dan pengalaman organisasi Poh An Tui menjadi pengingat tentang kontribusi besar mereka dalam membangun Selatpanjang.
Kisah kedatangan orang Tionghoa ke Selatpanjang adalah bagian tak terpisahkan dari sejarah daerah ini. Dari peran Kapiten Kang Coan Po hingga organisasi seperti Poh An Tui, komunitas Tionghoa telah memberikan kontribusi yang signifikan di bidang ekonomi, sosial, dan budaya. Warisan mereka tidak hanya menjadi saksi perjalanan masa lalu, tetapi juga inspirasi bagi masa depan Selatpanjang yang harmonis dan inklusif. (R-03)