Rebutan Bantuan Natal, 67 Orang Tewas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Setidaknya 67 orang, termasuk 35 anak-anak, tewas dalam insiden saling dorong di tiga acara amal Natal di Nigeria dalam seminggu terakhir.
Insiden tersebut mencerminkan krisis ekonomi yang semakin menghimpit negara berpenduduk lebih dari 210 juta jiwa itu.
Tragedi terbesar terjadi di negara bagian Oyo, di mana 35 anak meninggal pada Rabu (18/12/2024) lalu.
Gibran Ungkap Perintah Prabowo, Jangan Ada Kemacetan Saat Libur Natal dan Tahun Baru 2025 Dua insiden lainnya terjadi pada Sabtu (21/12/2024), masing-masing di negara bagian Anambra yang menewaskan 22 orang dan di Abuja, ibu kota Nigeria, dengan korban 10 orang.
Dilansir Euronews, di Abuja, lebih dari 1.000 orang berkumpul di sebuah gereja untuk mendapatkan makanan dan pakaian gratis, bahkan beberapa di antaranya menunggu semalaman.
Krisis ekonomi Nigeria terus memburuk akibat kebijakan pemerintah yang bertujuan menghemat anggaran dan menarik investor.
Kebijakan ini malah mendorong inflasi ke level tertinggi dalam 28 tahun, mencapai 34,6 persen.
Nilai mata uang naira juga jatuh ke rekor terendah terhadap dolar AS, membuat kebutuhan pokok semakin tidak terjangkau.
Menurut data pemerintah, 63 persen populasi Nigeria hidup dalam kemiskinan, dengan sebagian besar pendapatan mereka dihabiskan untuk kebutuhan makan.
“Rata-rata warga Nigeria tidak lagi mampu membeli makanan,” ujar Cheta Nwanze, peneliti dari SBM Intelligence di Lagos.
Tragedi seperti ini bukan pertama kali terjadi di Nigeria. Kurangnya kontrol kerumunan dan langkah pengamanan sering kali menjadi penyebab utama.
Namun, kali ini, tingginya tingkat kemiskinan dan kebutuhan mendesak masyarakat memperburuk situasi.
“Saat orang mendengar ada pembagian makanan, naluri alami mereka adalah mendatangi lokasi tersebut,” kata Nwanze.
“Ditambah lagi budaya antre yang buruk, ini menjadi resep sempurna untuk bencana seperti ini.” (R-04)