Viral Warga Bengkalis Meradang di Kantor Menteri Kehutanan: Pak Raja Juli Putra Riau, Tolong Kesatria Pak!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sebuah video menunjukkan kekesalan sejumlah warga Duri, Kabupaten Bengkalis, Riau di Kantor Menteri Kehutanan viral di media sosial TikTok. Dalam video tersebut, warga yang mengaku berasal dari Kelompok Tani Duri XIII Desa Pamesi, Kecamatan Bathin Solapan, ini kecewa karena tidak bisa bertemu dengan Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni.
"Kami berangkat jauh-jauh dari pelosok Duri. Kami jauh-jauh ingin kemari, mengumpulkan seribu dua ribu patungan untuk ongkos. Udah berapa hari kami di sini, bapak ingin tahu? Saya rasa bapak gak ingin tahu ya," kata seorang mengaku Widodo dalam video tersebut.
Widodo mengaku dirinya sebagai Sekretaris Kelompok Tani Duri XIII. Ia ditemani oleh sejumlah warga lain datang ingin bertemu dengan Menhut Raja Juli Antoni.
Dalam video lainnya, warga sempat terlibat cekcok dengan petugas keamanan Kantor Kementerian Kehutanan. Tampaknya mereka dilarang ngotot bertahan di Kantor tersebut dan terkesan dihalangi ingin bertemu Raja Juli Antoni.
Widodo dalam video tersebut menjelaskan, mereka ingin bertemu langsung dengan Menhut Raja Juli Antoni untuk menyelesaikan masalah dengan perusahaan yang dituding menyerobot tanah masyarakat. Ia mengklaim masyarakat telah memenangkan perkara di pengadilan dan status putusannya sudah berkekuatan hukum tetap (inkrah).
"Kami masyarakat memiliki lahan yang diserobot oleh perusahaan. Kami menang di pengadilan secara inkrah. Bapak gak usah khawatir membela kami melanggar hukum. Tidak, kami gak ingin meminta Bapak untuk melanggar hukum demi membela kami. Kami taat hukum dan prosedur," tegas Widodo.
Warga, kata Widodo, ingin agar Raja Juli Antoni bisa membantu mereka menyelesaikan masalah tersebut.
"Kami cuma butuh Bapak sebagai menteri atau Pak Presiden Prabowo. Atau Bapak membawa kami ke Presiden Prabowo untuk menyelesaikan perkara kami," terangnya.
Widodo menjelaskan, lahan warga diserobot oleh PT Murini Wood Indah Industri. Perusahaan itu terafiliasi dalam First Resources yang dulunya dikenal dengan Surya Dumai Grup milik Martias.
"Kami jauh-jauh datang, sejak jam tiga sore. Kami datang ke sini resmi. Kami tamu resmi bukan tamu bodong. Kalau Bapak sibuk lagi ketemu Presiden, kami tunggu. Atau bawa kami ke Presiden. Bapak kan dekat dengan presiden, kami lihat di TV bapak dekat dengan Presiden," kata Widodo lagi.
Ia menjelaskan, akibat masalah ini ada dua anggota kelompok tani masyarakat yang dipenjara. Saat ini perkaranya sudah disidangkan di pengadilan.
"Dua anggota kelompok tani dipenjara. Sudah sidang keempat karena dituding mencuri di ladang yang dimenangkan kelompok tani," kata Widodo.
Widodo mengaku masalah penyerobotan lahan tersebut sudah lebih dua tahun dilaporkan warga ke Kementerian Kehutanan. Namun, tindak lanjutnya tak pernah ada. Alasannya, pengaduan masyarakat masih ditelaah.
"Jangan kami dilempar sana lempar sini. Masih ditelaah 2 tahun kirim surat ke sini. Kurang lebih 50 surat sudah kami kirim, tapi gak ada tanggapan. Tolong Pak. Kami gak tiba-tiba ujug-ujug datang ke sini. Kami berproses kurang lebih dua tahun. Silahkan cek," kata Widodo.
Ia berharap Raja Juli Antoni dapat menerima kedatangan mereka. Harapannya agar Raja Juli bisa mendengar langsung fakta-fakta tentang penyerobotan lahan warga yang terjadi.
"Sebagai rakyat yang patuh hukum, mohon terima kami untuk mendengarkan langsung kami. Supaya kami pulang ke Riau dengan hati tenang, menyampaikan kepada masyarakat yang menunggu. Bapak gak melanggar hukum setelah baca dokumen kami," katanya.
Di ujung video tersebut, Widodo mengait-kaitkan Menhut Raja Juli Antoni yang merupakan putra asal Riau.
"Pak Raja Juli Putra Riau, tunjukkan Bapak ksatria. Kami ingin Bapak menemui kami," pungkas Widodo.
Diketahui, video tersebut dibuat pada Senin (16/12/2024) silam saat warga berada di lantai IV gedung Kementerian Kehutanan, tempat Raja Juli berkantor. (R-03)