Survei: Rakyat Lebih Percaya TNI Ketimbang Presiden!
SabangMerauke News - Indikator Politik merilis survei terbarunya, Minggu 3 April 2022. Survei ini memotret beragam opini publik masyarakat. Mulai dari calon presiden hingga proses demokrasi di Indonesia.
Survei dilakukan secara tatap muka pada 11 Februari - 21 Februari 2022. Penarikan sampel menggunakan metode multistage random sampling. Survei melibatkan 1.200 orang.
"Tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik cukup rendah dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain seperti KPK, Polri, hingga kejaksaan"
Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Dengan asumsi metode simple random sampling, ukuran sampel basis 1.200 responden memiliki toleransi kesalahan (margin of error MoE) sekitar ±2.9% pada tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.
Berikut hasil survei Indikator Politik April 2022:
TNI Jadi Juara
Lembaga Survei Indikator Politik mencatat tingkat kepercayaan publik terhadap partai politik cukup rendah dibandingkan dengan lembaga-lembaga lain seperti KPK, Polri, hingga kejaksaan. Yakni, sebesar 54 persen.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi menilai hal itu dinilai kurang baik. Padahal partai politik, DPR, DPD, MPR merupakan institusi yang krusial dalam sistem demokrasi.
Kemudian, KPK alami tren penurunan. Dia menilai penurunan itu terlihat saat revisi UU KPK muncul pada 2019, 2020, 2021, hingga saat ini.
Tingkat kepercayaan publik tertinggi diraih oleh Tentara Nasional Indonesia (TNI) dengan 93 persen. Burhanuddin menjelaskan, selama 12 terakhir publik menganggap TNI berbeda dengan sebelum masa reformasi.
Berikut hasil survei:
- TNI 93 persen
- Presiden 85 persen
- Polri 76 persen
- KPK 74 persen
- MA 79 persen
- MK 78 persen
- Pengadilan 74 persen
- Kejaksaan 74 persen
- MPR 67 persen
- DPR 61 persen
- DPD 65 persen
- Partai politik 54 persen
Kebijakan Pengurangan Dampak Pandemi
Pada masa pandemi Covid-19 pemerintah mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mengurangi dampak pandemi Covid-19. Adapun sejumlah kebijakan dilakukan mulai dari memberikan bantuan sosial, hingga pembatasan sosial.
Resen menilai, bantuan sosial lebih baik diberikan dalam bentuk uang tunai dibandingkan dengan sembako. Hal itu tercatat yang memilih diberikan uang tunai yaitu 46,4% sedangkan sembako 37,9%.
Kemudian dari sikap terhadap pembatasan sosial juga para responden menilai 67,9 persen masyarakat Indonesia menilai pandemi sudah terkendali. Artinya, sudah bisa menjalankan aktivitas secara normal.
Sementara itu, 27,7% responden menilai pandemi belum berakhir. Bahkan tidak masalah jika memang diperlukan maka pembatasan sosial harus diberlakukan kembali.
Isu RUU TPKS, UU ITE dan RUU Perampasan Aset
Survei Indikator Politik pun mendapati hanya ada sekitar 38% warga yang tahu atau pernah dengar dengan Rancangan Undang-Undang (RUU) Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS). Walaupun begitu sebanyak 65,3% setuju atau sangat setuju jika RUU itu disahkan. Terutama kata Burhanuddin jika tahu tentang RUU TPKS 86,2%.
Terkait dengan rencana revisi UU ITE. Walaupun masih ada 33,9% responden yang belum mengetahui adanya hal itu, tetapi mayoritas sebanyak 59,6% setuju dengan rencana revisi. Terutama jika mengetahui adanya usulan itu 83,6%.
Sama halnya dengan dengan warga yang belum mengetahui tentang RUU Perampasan Aset. Burhanuddin menjelaskan, baru 27,6 persen responden yang mengetahui tentang RUU tersebut. Kemudian ada 71,5 persen respondennya yang setuju dan terdapat 93,1 persen respon yang setuju jika tahu tentang revisi itu.
Pemilihan Calon Presiden
Terkait pemilihan presiden, survei indikator politik juga masih menemukan Jokowi pada posisi teratas top of mind pilihan presiden. Tercatat sebanyak 15,9% masih menjawab Jokowi, kemudian disusul Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto 12,3%, Ganjar Pranowo 10,5. Tetapi setelah nama Jokowi dihilangkan, suara beralih ke Prabowo.
Kemudian jika diurutkan dalam simulasi 7 nama. Ganjar Pranowo berada pada posisi teratas dengan elektabilitas 27,6%, disusul Prabowo Subianto 27.4%, Anies Baswedan 22,0%. Lalu terlihat juga Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono 6,7%. Kemudian ada pula Menteri BUMN Erick Thohir 2,4%.
Kemudian jika dilakukan dengan simulasi 3 nama, secara umum tidak banyak berubah dibanding temuan sebelumnya, Prabowo 32,7% cenderung mengalami perubahan yang lebih besar dibanding dua pesaingnya, Ganjar 30.8% dan Anies 24.9%. Dalam tiga bulan terakhir dukungan terhadap Prabowo cenderung melemah.
Bukan cuma menilik calon presiden. Indikator Politik Indonesia juga melakukan simulasi 3 pasangan nama secara umum tidak banyak berubah dibanding temuan sebelumnya.
Simulasi tiga pasangan nama:
• Anies – AHY (27.4%) Vs Ganjar – Erick (32.2%) Vs Prabowo – Puan (28.7%)
• Anies – AHY (27.1%) Vs Ganjar – Airlangga (29.7%) Vs Prabowo – Erick (31%)
• Anies – AHY (29.2%) Vs Ganjar – Puan (26.9%) Vs Prabowo – Erick (31.8%)
• Anies – Erick (26.2%) Vs Ganjar – Airlangga (31.2%) Vs Prabowo – Puan (29.4%)
Simulasi dua pasangan nama:
• Anies – Erick (41.1%) Vs Vs Prabowo – Puan (38.9%)
• Ganjar – Erick (41.8%) Vs Prabowo – Puan (39%)
• Ganjar – Puan (33.1%) Vs Prabowo – Erick (47.5%)
• Ganjar - Anies (44.1%) Vs Prabowo – Erick (39.7%)
Dalam tiga nama teratas, terdapat 98% yang mengetahui dan 76% suka Prabowo. Lalu disusul Anies Baswedan, sebanyak 83,4% tahu dan 78,8% suka. Di posisi terakhir terdapat Ganjar. Terlihat ada 65,3% yang tahu dan 89,4 yang suka dengan Ganjar.
"Jika pilihan warga diisolasi pada kelompok warga yang tahu sekaligus tiga nama, tahu Prabowo sekaligus juga tahu Anies dan Ganjar, maka dukungan terhadap Ganjar unggul jauh dari pesaingnya. Anies stabil dengan kecenderungan sedikit menguat, sementara Prabowo menurun sangat besar," kata Burhanuddin.
Pilihan Partai
Elektabilitas tertinggi dalam survei indikator politik masih diperoleh PDIP dengan perolehan sebesar 26,8%. Lalu disusul Gerindra 13% dan Golkar 12,5%.
Bukan cuma itu, terlihat juga partai oposisi yaitu Demokrat masuk pada peringkat 4 dengan elektabilitas 9,3% selanjutnya PKS dengan kedudukan terakhir yaitu 5.0%.
Partai NasDem berada di bawah deretan PKS yaitu 3,7%. Kemudian ada PPP 2,7%. Walaupun begitu Burhanuddin menjelaskan ada peningkatan elektabilitas baru yaitu partai Gelora mendapatkan 0,2%. (*)
BERITA TERKAIT :
Jendela Hukum
Ini Perbedaan Ius Constitutum dengan Ius Constituendum