Digoreng Kampanye Jokowi 3 Periode, Citra Demokrasi Pemerintah Babak Belur
SabangMerauke News - Survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) menemukan wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden berdampak negatif kepada pemerintah. Ada tiga indikator penilaian publik terhadap pemerintah mengalami penurunan.
"Apakah wacana penundaan pemilu dan presiden lebih dari dua periode itu punya dampak terhadap bagaimana publik menilai berbagai kondisi. Kita lihat ternyata keliatannya itu punya dampak yang negatif," ujar Direktur Riset SMRC Deni Irvani saat pemaparan survei secara virtual, Jumat (1/4/2022).
Dampak pertama adalah evaluasi publik terhadap tren arah perjalanan bangsa memburuk. Pada survei Desember 2021, pandangan publik mencapai 79 persen. Namun menurun pada Maret 2022 dengan angka 68 persen.
Pada Desember 2021, responden yang menilai perjalanan bangsa ke arah yang salah berada di 14 persen. Maret 2022 meningkat menjadi 23 persen.
"Kita tahu wacana penundaan pemilu, tiga periode itu terjadi akhir-akhir ini, pada satu tahun lalu sebelum semasif sekarang pemberitaannya. Karena itu kita bisa menduga bahwa wacana pemilu yang diundur punya dampak yang negatif terhadap sentimen publik pada berbagai kondisi termasuk arah perjalanan bangsa," jelas Deni.
Penilaian publik terhadap kinerja demokrasi juga mengalami penurunan. Dari 63,6 persen pada Desember 2021 menjadi 61,7 persen pada Maret 2022. Pandangan masyarakat yang tidak puas dengan demokrasi di Indonesia juga meningkat dari 31,6 persen Desember 2021, menjadi 33,5 persen pada Maret 2022.
"Bertepatan dengan wacana penundaan pemilu yang berkembang dalam beberapa bulan terakhir. Kegiatannya menurut saya punya dampak yang negatif," kata Deni.
Evaluasi publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo sampai mengalami tren negatif gara-gara isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan tiga presiden.
Kepuasan Jokowi dari 71,7 persen pada Desember 2021 menjadi 64,6 persen pada Maret 2022. Yang tidak puas meningkat dari 25,3 persen pada Desember 2021 menjadi 32,2 persen pada Maret 2022.
"Jadi kinerja Presiden dinilai semakin memburuk. Walaupun masih mayoritas, tetapi penurunan ini sangat besar dalam satu tahun terakhir, ini yang terendah saya kira kinerja presiden dinilai oleh publik," kata Deni.
SMRC menggelar survei tatap muka pada 13-20 Maret 2022. Responden sebanyak 1220 dipilih secara multistage random sampling. Responden yang diwawancarai secara valid sebesar 1027 responden. Margin of error survei kurang lebih 3,12 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (*)