Penanaman Padi Gogo di Siak, Pemprov Riau Siap Beri Dukungan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Holding Perkebunan Nusantara PTPN III (Persero) melalui sub holding PTPN IV PalmCo bakal memproduksi sedikitnya 258 ribu ton beras pada 5 tahun ke depan lewat optimalisasi areal peremajaan sawit rakyat. Optimalisasi dilakukan melalui tumpang sari tanaman padi gogo di kebun sawit.
Pelaksanaan program tersebut dilakukan di Siak sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional sesuai Asta Cita Presiden Prabowo. Bahkan program didukung penuh Kementerian BUMN, berkolaborasi strategis dengan Kementerian Koordinator Bidang Pangan, Kementerian Pertanian dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Wakil Menteri BUMN Aminuddin Ma'aruf yang menghadiri dan meresmikan secara langsung program TAMPAN atau Tanam Padi di PTPN hari ini mengapresiasi inisiatif tersebut. Program TAMPAN disebut sebagai langkah yang tepat untuk mengakselerasi target swasembada pangan nasional lewat pemanfaatan areal peremajaan sawit rakyat yang dikelola PTPN.
"Program TAMPAN ini saya kira langkah yang sangat cerdas dari PTPN. Karena selain menjawab kebutuhan swasembada pangan, juga menjawab petani dalam masa transisi peremajaan sawit. Dengan memanfaatkan inovasi intercropping padi gogo di lahan sawit rakyat, maka tidak hanya membantu petani meningkatkan produktivitas, tetapi juga mempercepat upaya Indonesia menuju swasembada pangan yang menjadi visi Presiden," kata Aminuddin, Jumat (29/11/2024).
Untuk mencapai visi tersebut, Aminuddin mengatakan Kementerian BUMN memberi dukungan agar program TAMPAN dapat berjalan secara berkelanjutan. Bahkan, sampai saat ini, Kementerian BUMN telah memiliki ekosistem, program Makmur atau Mari Kita Majukan Usaha Rakyat.
Melalui ekosistem menyangkut komoditas padi tersebut, maka para petani tidak perlu ragu untuk memasarkan hasil panen padi mereka. Terutama menunggu tanaman sawit yang baru diremajakan mulai berbuah atau menghasilkan.
"Kami memiliki ekosistem makmur. Kami yakin dengan dukungan seluruh pihak, bahu membahu, bersama kita bisa wujudkan kemandirian pangan. Tadi sudah disampaikan bahwa Bulog akan jadi off-taker. Mudah-mudahan dengan ekosistem yang sudah ada, menjawab keraguan petani utk peningkatan produktivitas," katanya.
Sementara Dirut Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) Mohammad Abdul Ghani mengatakan dari total perkebunan sawit rakyat seluas 6,94 juta hektare di seluruh Indonesia, 40 persen diantaranya atau sekira 2,8 juta hektare telah memasuki fase tanaman tua. Sehingga harus segera diremajakan.
"Dari 2,8 juta sawit yang memasuki usia renta di Indonesia, terdapat potensi PSR seluas 400 ribu hektare per tahun. Dari angka tersebut, PTPN menargetkan dapat berkontribusi 40 ribu hektare per tahun. Artinya, terdapat potensi program intercropping seluas 206 ribu hektare selama lima tahun mendatang," katanya.
Dari luasan areal TAMPAN selama 5 tahun mendatang, PTPN berpotensi memproduksi sedikitnya setengah juta ton gabah atau 258.491 ton padi untuk masyarakat Indonesia.
Direktur PTPN IV PalmCo Jatmiko Santosa menyebut Sub Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) tersebut siap melaksanakan program TAMPAN dengan bekerjasama para petani sawit plasma. Dia bersyukur program ini mendapat dukungan positif dari para petani.
"Alhamdulillah, rekan-rekan petani menyambut baik program ini. Saya yakin, insya Allah semangat kami, untuk kembali ke khittah sebagai perusahaan yang tumbuh dan berkembang bersama petani akan semakin optimal, terutama saat ini dalam semangat mendukung kemandirian pangan nasional," tuturnya.
Kegiatan kick off program TAMPAN ini turut diwarnai dengan peluncuran salah satu varietas unggulan hasil riset PT Riset Perkebunan Nusantara, anak perusahaan Holding Perkebunan Nusantara III (Persero) perusahaan tersebut fokus dalam riset dan pengembangan.
Adapun varietas yang diperkenalkan adalah NUSAKlon. NUSAKlon disebut memiliki produktivitas lebih tinggi dari yang ada saat ini karena buahnya tebal dan punya banyak kandungan minyak.
Pemprov Riau Optimis Program Sukses dan Siap Memberikan Dukungan
Terkait program tersebut Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Riau, Syahrial Abdi turut memberikan dukungan penuh. Ia justru bangga karena swasembada pangan bisa didorong dengan keberadaan kebun padi gogo di Bumi Lancang Kuning.
"Kita dukung ini karena memang kita harus meningkatkan 20 persen lagi dari capaian kita hari ini. Kita gembiranya karena lahan-lahan kering yang notabene di perkebunan bisa ditanam padi gogo," kata Syahrial Abdi usai kick off program TAMPAN.
Syahrial Abdi menilai potensi itu sangat memungkinkan dengan luas lahan yang ada di Riau. Terutama dalam program tumoang sari setelah proses reolanting kelapa sawit.
"Potensi itu tadi kalau kita dengar dalam laporan 5 tahun akan mencapai 200 ribu. Artinya kita berharap swasembada itu bisa di Riau karena kekurangan itu bisa ditutupi padi gogo," kata Syahrial.
Sedangkan terkait keterbatasan waktu tanam, proses replanting bergilir dinilai menjadi solusi. Sebab, replanting tidak dilakukan secara serentak di seluruh daerah sesuai usia tanam kelapa sawit.
"Replanting ini kan bisa diskenariokan, jadi bisa sampai 2029 dan sudah ada kerjasama dengan IPB dan tanah di Riau layak," katanya. (R-05)