BRIN dan Peneliti Perguruan Tinggi di Riau Kolaborasi Lestarikan Budaya Suku Akit
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah peneliti dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama peneliti Universitas Riau, Universitas Islam Riau menyelenggarakan pertunjukan adat Suku Akit di Desa Hutan Panjang, Pulau Rupat, Bengkalis. Acara bertajuk "Ngenal Adet Istiadet Budaye Suku Akit" ini juga melibatkan Balai Bahasa Provinsi Riau, dan Lembaga Adat Melayu Riau, tokoh adat dan instansi terkait.
Pertunjukan adat ini merupakan wahana untuk melestarikan warisan budaya tak benda serta bagian dari riset eksplorasi tradisi lisan Suku Akit. Berbagai jenis tarian dan seni tradisional Suku Akit yang memukau dipertontonkan dalam kegiatan ini.
Pj Kades Hutan Panjang, Mujimin mengapresiasi upaya untuk melestarikan budaya Suku Akit. Dia juga menekankan peran generasi muda dalam menjaga warisan leluhur. Semangat kebersamaan untuk menjaga warisan budaya semakin diperkuat dengan kehadiran Batin Askarianto, tokoh adat dan masyarakat Akit.
Ketua Tim Peneliti BRIN, Dr. Fatmahwati Adnan, M.Pd mengucapkan terima kasih atas keberhasilan acara tersebut. Dia berharap kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam upaya pelestarian budaya Suku Akit yang semakin terkikis oleh zaman.
Perwakilan dari Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk Adrian Aery Lovian, M.Hum juga sangat mengapresiasi acara tersebut.
"Acara ini sangat penting untuk memperkenalkan kekayaan budaya Melayu, khususnya Suku Akit, kepada generasi muda. Kita harus terus melestarikan warisan budaya kita," kata Datuk Adrian.
Dalam acara ini melibatkan sejumlah peneliti dari perguruan tinggi di Riau. Yakni dari Universitas Riau (Unri) antara lain Medri Osno, M.Hum, Rehan Halilah Lubis, S.Pd., M.Hum, Drs. Achril Zalmansyah, M.Pd, Dr. Hermandra, MA. Sementara, dosen dari UIR yakni Dr. Sudirman Shomary, MA.
"Kolaborasi ini membuktikan bahwa dengan kerja sama yang baik, kita dapat mencapai hasil yang luar biasa," kata Medri Osno.
Raja Shaleh dari Balai Bahasa Provinsi Riau mengatakan bahasa adalah jiwa bangsa. Dengan melestarikan bahasa, maka secara otomatis juga melestarikan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya.
Hal senada juga dikemukakan oleh Dr. Suroyo, M.Pd dari Universitas Riau. Menurutnya, kegiatan ini menjadi bukti bahwa penelitian akademik dapat memberikan kontribusi nyata bagi masyarakat dapat bermanfaat bagi pelestarian budaya Suku Akit.
Perwakilan dari tokoh masyarakat Akit, Batin Akit (Askarianto) mengapresiasi kerja sama antara BRIN, perguruan tinggi, lembaga adat, dan masyarakat. Dia mengatakan bahwa kerja sama seperti ini sangat penting untuk mencapai tujuan pelestarian budaya.
Selain itu, dia berharap kerja sama ini dapat berlanjut. Selain melestarikan budaya, penelitian BRIN bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Suku Akit dengan mencatat dan mengembangkan potensi budaya lokal.
"Kami berharap riset ini dapat memberikan kontribusi nyata untuk peningkatan ekonomi masyarakat Suku Akit. Dengan mengangkat nilai-nilai budaya lokal, kita dapat menciptakan produk-produk yang unik dan bernilai tinggi," harap Yati, warga Akit lainnya.
Ia berharap tarian, musik, dan cerita rakyat Suku Akit dapat lebih dikenal dan dihargai oleh masyarakat umum. Dengan demikian, budaya Suku Akit tidak hanya menjadi warisan bagi generasi muda, tetapi juga menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang diakui dunia. (R-03)