Rusia dan Ukraina Mau Rujuk Damai, Harga Minyak Langsung Turun
SabangMerauke News - Harga minyak mentah dunia terjungkal hingga lebih dari 2 persen pada perdagangan Selasa (29/3/2022), waktu Amerika Serikat (AS). Ini terjadi lantaran pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina memiliki kemajuan setelah berperang lebih dari satu bulan.
London ICE Futures Exchange mencatat harga minyak mentah berjangka Brent turun US$2,25 atau minus 2 persen menjadi US$110,23 per barel.
Sementara itu, New York Mercantile Exchange mencatat minyak mentah berjangka West Texas Intermedi
Sebelumnya, perwakilan Rusia dan Ukraina bertemu di Turki untuk membahas rencana perdamaian kedua negara. Rusia berjanji untuk mengurangi operasi militer di ibu kota Ukraina Kyiv.
Namun, saat itu minyak keluar dari posisi terendah ketika perwakilan utama Rusia memperingatkan bahwa janji Rusia untuk mengurangi operasi militer tidak termasuk gencatan senjata dan kesepakatan formal dengan Ukraina masih panjang.
"Mungkin saat ini ada alasan untuk sedikit lebih optimis daripada kemarin, tetapi saya tidak berpikir seluruh situasi Rusia dengan Ukraina ini akan hilang dalam waktu dekat," Direktur Eksekutif Mizuho Robert Yawger, seperti dikutip Antara, Rabu (30/3/2022).
Negara negara Barat telah berbondong-bondong menjatuhkan sanksi terhadap Rusia sejak invasi dimulai pada 24 Februari lalu. Akibatnya, pasokan minyak mentah dunia terhambat dan mendorong kenaikan harga minyak hingga US$140 per barel.
Di lain sisi, Pemerintah China kembali memberlakukan lockdown akibat lonjakan kasus covid-19 yang terjadi. Ini dikhawatirkan dapat kembali memukul harga minyak mentah.
Salah satu kota yang mengalami lockdown adalah Shanghai. Pusat ekonomi China tersebut dikhawatirkan akan mengurangi permintaan minyak dunia. Pasalnya, Shanghai mengkonsumsi minyak mentah hingga 4 persen dari total konsumsi di China.
Pada minggu lalu, pasokan minyak mentah Amerika Serikat (AS) menurun hingga 3 juta barel pada minggu lalu. Sementara, Kazakhstan diproyeksikan akan kehilangan seperlima produksi minyak mentah selama sebulan pasca badai menghantam negara tersebut. (*)