Ini yang Bisa Terjadi Ketika Penumpang Tidur Saat Pesawat Lepas Landas dan Mendarat
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Penumpang yang mengambil penerbangan pada pagi hari umumnya akan bangun lebih pagi dari biasanya guna menghindari keterlambatan. Sehingga, tidak jarang ada penumpang yang merasa mengantuk dan memutuskan untuk tidur pada saat telah duduk di kursi pesawat.
Namun, kamu perlu menunda waktu tidur sampai pesawat berhasil lepas landas, dan harus terjaga kembali sesaat sebelum pesawat mendarat. Mengapa demikian?
Namun, kamu perlu menunda waktu tidur sampai pesawat berhasil lepas landas, dan harus terjaga kembali sesaat sebelum pesawat mendarat. Mengapa demikian?
Alasan keselamatan
Dilansir dari media berita, penumpang dilarang untuk tidur pada saat pesawat lepas landas dan mendarat karena alasan barotrauma telinga dan keselamatan evakuasi.
Barotrauma telinga atau kerap dikenal dengan telinga pesawat, ialah tekanan yang terbentuk di telinga akibat perbedaan tekanan udara antara lingkungan sekitar dan telinga bagian dalam.
Ketidakseimbangan ini dapat menyebabkan gendang telinga menonjol dan menimbulkan rasa sakit. Kondisi seperti ini umumnya terjadi pada saat pesawat lepas landas dan mendarat.
Tekanan udara berubah dengan cepat di dalam kabin pesawat, sehingga gendang telinga manusia sulit mengimbangi.
Itulah mengapa banyak penumpang yang mengalami telinga tersumbat dan sakit pada saat bepergian menumpangi pesawat.
Kondisi ini juga dapat menyebabkan sedikit kehilangan pendengaran atau pendengaran menjadi teredam.
Apabila mengalami hal tersebut saat naik pesawat, penumpang bisa menekan telinga secara manual dengan cara menguap, menelan, atau mengunyah.
Cara ini dapat membuka saluran eustachius di telinga, yang mengatur perubahan tekanan di organ tersebut.
Bagi sebagian orang dewasa yang sehat, trik ini umumnya berhasil. Namun, ada beberapa faktor yang terkadang dapat meningkatkan risiko telinga berdenging, hidung tersumbat, akibat penyakit, alergi, atau infeksi.
Tidur yang bisa picu masalah telinga
Seorang profesor di University of Nevada, Dan Bubb, mengatakan bahwa tidur merupakan faktor risiko untuk terjadinya barotrauma telinga.
"Saat kita tidur, kita tidak menelan banyak cairan untuk menyeimbangkan tekanan di telinga kita," kata Bubb, dikutip dari media berita, Minggu (27/10/2024).
Rasa sakit yang ditimbulkan, tambahnya, adalah salah satu alasan mengapa tidur selama pesawat lepas landas dan mendarat tidak dianjurkan. Selain alasan kesehatan telinga, alasan lainnya yaitu demi keselamatan penerbangan.
Menurut dua produsen pesawat terbesar di dunia yaitu Boeing dan Airbus, lepas landas dan mendarat adalah dua fase penerbangan yang secara statistika lebih mungkin menglami kecelakaan.
"Alasan lain untuk menghindari tidur saat lepas landas dan mendarat adalah agar Anda benar-benar menyadari apa yang terjadi jika terjadi keadaan darurat dan penumpang serta awak pesawat harus mengevakuasi pesawat," kata Bubb.
Jika tertidur saat keadaan darurat terjadi, penumpang tentu perlu waktu untuk kembali fokus dan benar-benar menyadari hal yang terjadi. Ini tentu akan menjadi masalah pada saat proses evakuasi. (R-03)