Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Ini Profil Pria yang Dijuluki 'Orang Mati Berjalan'
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, dilaporkan tewas setelah tank Israel menembaki salah satu rumah di Gaza, Palestina. Begini profil Yahya Sinwar.
Dilansir dari catatan pemberitaan media, Jumat (10/10/2024), Sinwar lahir di kamp pengungsi Khan Younis di Gaza selatan. Sinwar bergabung dengan Hamas ketika Sheikh Ahmad Yassin mendirikan kelompok tersebut sekitar waktu intifada Palestina pertama dimulai pada tahun 1987.
Sinwar mendirikan aparat keamanan internal kelompok tersebut pada tahun berikutnya dan kemudian memimpin unit intelijen yang didedikasikan untuk mengusir dan menghukum tanpa ampun --terkadang membunuh-- warga Palestina yang dituduh memberikan informasi kepada Israel.
Sinwar merupakan lulusan Universitas Islam di Gaza. Ia mempelajari bahasa Ibrani dengan sempurna selama 23 tahun di penjara Israel dan disebut memiliki pemahaman yang mendalam tentang budaya dan masyarakat Israel.
Sinwar menjalani empat hukuman seumur hidup atas pembunuhan dua tentara Israel, ketika ia menjadi yang paling senior dari 1.027 warga Palestina yang dibebaskan sebagai ganti tentara Israel Gilad Shalit pada tahun 2011.
Sinwar kemudian menjadi komandan senior di Brigade Ezzedine al-Qassam, sayap militer Hamas, sebelum mengambil alih kepemimpinan keseluruhan gerakan di Gaza.
Sementara pendahulunya, Haniyeh, telah mendorong upaya Hamas untuk menampilkan wajah moderat kepada dunia, Sinwar lebih suka memaksakan masalah Palestina ke depan dengan cara yang lebih keras.
Sosok Yahya Sinwar dijuluki "dead man walkingwalking" atau "orang mati berjalan".
Sebelumnya, Radio Angkatan Darat Israel melaporkan tank Israel menembak sebuah rumah karena ada pergerakan mencurigakan pada tengah malam. Pagi harinya, Radio Angkatan Darat Israel mengatakan sebuah pesawat nirawak memindai area serangan dan tentara mengenali wajah yang diduga Yahya Sinwar di antara reruntuhan.
Israel kini sedang memeriksa sidik jari dan catatan gigi dari jasad yang diyakini sebagai Yahya Sinwar. Pemeriksaan itu dilakukan seiring tes DNA oleh Israel.
Pemerintah Israel juga dilaporkan telah memberi tahu Amerika Serikat (AS) bahwa mereka sedang melakukan pengujian DNA untuk mengonfirmasi kematian Sinwar. Pemerintah Israel memiliki data biometrik Sinwar karena dia menghabiskan lebih dari dua dekade di penjara Israel atas tuduhan pembunuhan. (R-03)