SMA Negeri 10 Pekanbaru Bikin Kegiatan Wisata Edukasi, Orangtua Siswa Sampai Ngutang Bayar Biaya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah orangtua siswa SMA Negeri 10 Pekanbaru mengeluhkan rencana pihak sekolah yang akan melaksanakan kegiatan Wisata Edukasi atau Praktik Kerja Lapangan (PKL) ke luar provinsi. Biaya yang ditetapkan pihak sekolah dinilai terlalu besar, hingga membuat orangtua terpaksa mengutang.
Berdasarkan informasi yang diperoleh SabangMerauke News, kegiatan PKL atau Wisata Edukasi ini akan dilakukan dengan pilihan dua kota, yakni Medan dan Jakarta. Adapun biaya yang dipungut sebesar Rp 1.700.000 per siswa untuk tujuan ke Medan menggunakan bus.
Sementara, tujuan ke Jakarta diberikan dua alternatif. Jika memakai bus dikenakan biaya Rp 2.900.000, namun jika menggunakan pesawat biayanya sebesar Rp 4.000.000 per siswa.
Besarnya biaya wisata edukasi tersebut tak pelak membuat para orang tua siswa meradang, karena merasa terbebani. Bahkan ada yang harus berhutang untuk menutupi biaya tersebut.
"Memang kondisi sekarang lagi sulit, saya sampai ngutang untuk itu," keluh salah seorang orang tua siswa SMA Negeri 10 Pekanbaru, Minggu (13/10/2024) malam.
Sang orangtua murid yang tak bersedia disebut namanya menjelaskan, banyak orangtua siswa yang sebenarnya mengeluh atas program tersebut. Selain merasa takut, mereka juga tidak tahu harus mengeluh kepada siapa.
Para orangtua juga menilai, kegiatan Wisata Edukasi atau PKL tersebut tidak memiliki output atau manfaat yang jelas, lebih pada perjalanan wisata semata alias refreshing.
"Kayaknya cuma refreshing aja. Kami sudah pasti terutang. Kami khawatir jika menolak, nanti berimbas pula ke nilai anak," tukasnya.
Orangtua siswa lainnya meminta pihak sekolah membatalkan kegiatan tersebut. Menurutnya, agenda tahunan begini tidak berguna, selain cuma menyusahkan orang tua siswa dan juga tidak memberikan dampak yang signifikan.
"Jangan salahkan kalau masyarakat menilai kegiatan tahunan ini untuk mencari uang masuk sekolah, karna tidak ada gunanya. Juga buang-buang duit dan tidak semua orangtua murid yang mampu untuk membayar kegiatan ini," tegasnya.
Kepala SMA Negeri 10 Pekanbaru, Abdul Gafar belum merespon konfirmasi yang dilayangkan media terkait keberatan orangtua siswa atas kegiatan Wisata Edukasi yang akan dilakukan.
Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan Riau, Edi Rusma Dinata hanya menyebut akan mempelajari soal kegiatan yang dikeluhkan orangtua siswa tersebut.
"Akan kami pelajari dan perhatikan. Terimakasih Informasinya," balas Edi Rusma.
Masalah dugaan komersialisasi pendidikan di lingkungan sekolah di Riau kembali mengemuka. Tidak hanya terkait beragam kegiatan yang berujung pada pungutan biaya, namun pengadaan seragam siswa SMA/SMK Negeri di Riau juga tengah menjadi sorotan.
Tahun ini, nilai kapitalisasi proyek pengadaan seragam siswa tingkat SMA/SMK Negeri di Riau mencapai Rp 174 miliar. Tiap siswa SMA dipungut biaya sebesar Rp 1,7 juta. Sementara siswa SMK dikenakan biaya Rp 2,1 juta.
Padahal, berdasarkan penelusuran media ini, harga paket seragam siswa di tingkatan pengusaha konveksi dan tukang jahit hanya berkisar Rp 1,1 juta. (KB-04/R-03)