17 Gubernur, Bupati dan Wali Kota di Riau Masuk Penjara Gara-gara Korupsi, Tapi Kok Masih Banyak Rebutan Jadi Kepala Daerah, Aneh Gak?
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Pertarungan politik di musim Pilkada serentak 2024 sedang berlangsung. Para kandidat kepala daerah di Riau sedang sibuk berkampanye.
Mereka menebar aneka janji dan program ingin membuat ini dan itu. Berbagai wacana digelontorkan, terkadang tak peduli apakah rasional atau tidak. Kampanye memang jadi ajang tebar pesona dan janji, syukur-syukur meraih simpati pemilih.
Pilkada serentak 2024 di Provinsi Riau diikuti total sebanyak 43 pasangan calon. Terdiri dari 3 paslon gubernur-wakil gubernur serta 40 paslon bupati-wakil bupati dan wali kota-wakil wali kota.
Sementara, Pilkada di Riau hanya menyediakan 13 slot paslon sebagai pemenang. Yakni 1 paslon pemenang Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Riau dan 12 pasangan bupati-wakil bupati serta wali kota-wakil wali kota. Dipastikan 30 paslon lain akan gagal dalam pertarungan.
Animo para kandidat menjadi kontestan Pilkada 2024 di Riau cukup tinggi. Sudah pasti, mereka merasa yakin akan jadi pemenang, meski sang juara hanyalah satu paslon.
Fenomena rebutan jadi gubernur, bupati dan wali kota di Riau ini sebenarnya cukup unik. Di mana uniknya?
Kita tidak bisa melupakan fakta kelam yang terjadi pada banyak pemimpin daerah di Riau. Sejak reformasi bergulir dua dekade silam, sedikitnya terdapat 17 gubernur, bupati dan wali kota di Riau yang masuk penjara. Semuanya terjerat dalam kasus korupsi.
Sebagian dari kepala daerah di Riau yang masuk bui itu, memang bukan saat menjabat kepala daerah. Ada yang terjerat dalam kasus korupsi sewaktu menjadi anggota DPRD dan kepala dinas. Nah, ketika mereka duduk sebagai kepala daerah, 'kasus lawas' mereka diusut kembali hingga menjadi pesakitan.
Berikut daftar 17 kepala daerah di Riau yang pernah masuk bui gara-gara kasus korupsi:
1. Gubernur Riau, Saleh Djasit
2. Gubernur Riau, Rusli Zainal
3. Gubernur Riau, Annas Maamun
4. Bupati Indragiri Hulu, Raja Thamsir Rachman
5. Bupati Kuansing, Andi Putra
6. Bupati Kuansing, Mursini
7. Bupati Kuansing, Sukarmis
8. Bupati Rokan Hulu, Ramlan Zas
9. Bupati Rokan Hulu, Suparman
10. Bupati Kampar, Burhanuddin Husein
11. Bupati Indragiri Hilir, Indra Mukhlis Adnan
12. Bupati Pelalawan, Tengku Azmun Djafar
13. Bupati Siak, Arwin AS
14. Bupati Bengkalis, Herliyan Saleh
15. Bupati Bengkalis, Amril Mukminin
16. Wali Kota Dumai, Zulkifli AS
17. Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil
Dari ke-17 kepala daerah yang terjerat kasus korupsi itu, praktis hanya tinggal dua daerah di Riau yang pemimpinnya belum ditangkap karena kasus rasuah. Yakni Wali Kota Pekanbaru dan Bupati Rokan Hilir.
Sudah 17 kepala daerah di Riau terperangkap kasus korupsi, namun masih banyak juga elit daerah yang doyan mau jadi gubernur, bupati dan wali kota.
Mungkin, karena kehormatan yang diperoleh dengan jabatan politik bersifat sementara itu, atau candu kekuasaan yang kerap membuat kalap.
Kita berharap, masyarakat bisa makin cerdas dalam menentukan pemimpinnya di Riau. Tidak terbuai dengan janji dan beragam aneka politik uang yang mungkin terjadi. Memilihlah sesuai hati nurani.
Para calon kepala daerah yang berlaga di Pilkada serentak 2024, juga harus benar-benar mawas diri. Jangan terlalu banyak menghabiskan amunisi, agar kelak tak masuk bui untuk mengembalikan 'energi'. (R-03)