Warga Pekanbaru Heran Calon Wali Kota Tak Pernah Ungkap Solusi Atasi Banjir dan Jalan Rusak, Cuma Bisa Bagi-bagi Uang APBD
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sejumlah warga Pekanbaru heran lantaran tidak pernah mendengar janji kampanye para calon wali kota dalam mengatasi dua masalah krusial yang terus berlanjut di Kota Bertuah. Dua problem klasik yang tak pernah disuarakan para calon pemimpin kota ini yakni masalah penanganan banjir dan kerusakan jalan.
Armin, warga Payung Sekali menyatakan, para calon Wali Kota Pekanbaru harusnya berani berbicara tentang solusi mengatasi banjir musiman dan jalan rusak di Pekanbaru. Sebab bagi masyarakat hal yang paling sangat dirasakan dampaknya yakni banjir yang terus berlangsung ketika hujan turun.
"Gak pernah saya dengar para calon Wali Kota Pekanbaru bicara solusi mengatasi banjir. Padahal ini masalah paling penting yang harus diatasi secepatnya. Apakah para calon Wali Kota Pekanbaru tak punya gagasan konkret untuk mengatasi banjir, sehingga mereka tak berani bicara tentang solusi?" kata Armin kepada SabangMerauke News, Minggu (6/10/2024).
Armin heran terjadinya pergantian Wali Kota Pekanbaru dari periode ke periode, namun tak bisa membawa kota ini bebas banjir.
"Heran saya, kemana uang APBD itu dipakai. Kok masalah prioritas tak pernah diatasi serius. Jangan-jangan mereka punya konflik kepentingan karena carut marutnya pendirian bangunan yang hampir tidak mempertimbangkan aspek lingkungan, karena semua dibeton, drainase tak diperhatikan. Saluran pembuangan air gak jelas. Nah, apa solusi dari para calon wali kota yang sedang berkampanye untuk mengatasi banjir, tak pernah kita dengar," kata Armin.
Warga Pekanbaru lainnya bernama Anton juga heran mengapa para calon wali kota tak berani blak-blakan bicara solusi menyelesaikan kerusakan jalan yang kesannya dibiarkan. Apalagi selama ini, perbaikan jalan rusak di Pekanbaru diambil alih Pemprov Riau.
"Soal jalan rusak gak pernah para calon Wali Kota bicarakan. Saya heran, apakah para calon wali kota memahami hal yang prioritas diperlukan masyarakat. Menurut saya, jalan rusak dan banjir ini masalah paling pokok dibanding hal-hal lainnya. Karena kami masyarakat ingin hidup nyaman dan sehat," kata Anton.
Anton mengeritisi janji kampanye para calon Wali Kota Pekanbaru yang justru lebih menunjukkan kesan bagi-bagi uang APBD kepada kelompok tertentu. Misalnya janji menaikkan honor RT, RT, guru mengaji dan bansos lain yang sifatnya bukan prioritas utama.
"Kesannya para calon wali kota cuma umbar janji Bagi-bagi APBD. Untuk honor ini, honor itu yang menurut saya bukan merupakan prioritas. Itu hanya dirasakan oleh kelompok tertentu, bukan masyarakat umum," tegas Anton.
Menurut Anton, membagi-bagi uang APBD untuk kelompok dan perangkat tertentu, sebenarnya tak perlu menjadi program calon wali kota, karena bisa dilakukan oleh siapa saja.
"Rakyat biasa saja pun bisa kalau hanya membagi-bagikan uang APBD. Ngapain harus jadi wali kota. Kami minta agar para calon wali kota punya solusi atasi banjir dan jalan rusak," kata Anton.
Menurutnya, urusan bagi-bagi uang dan program bansos yang dibalut dengan aneka kegiatan, hanya akan menghabiskan uang APBD Kota Pekanbaru. Padahal, Pemko Pekanbaru mengaku mengalami defisit keuangan alias kurang uang untuk memperbaiki jalan rusak.
Lebih baik, kata Anton, para calon Wali Kota Pekanbaru bicara soal solusi terhadap masyarakat. Misalnya mengatasi pungutan uang seragam siswa SD dan SMP Negeri di Pekanbaru yang jadi proyek sekolah saban tahun. Uang seragam siswa itu sangat memberatkan dan seharusnya Pemko Pekanbaru bisa menganggarkannya di APBD atau lewat skema lain yang diatur dan diawasi secara ketat.
"Jadi tolonglah para calon wali kota bicara soal mengatasi masalah kota ini dan masalah maayarakat. Jangan umbar janji soal bagi-bagi honor ini dan itu. Itu program yang cuma menyenangkan kelompok tertentu. Kami butuh calon pemimpin yang cerdas, bukan cuma omon-omon doang," kata Anton. (R-03)