Mengenal Ketapel Raja Daud, Pertahanan Udara Israel Penghancur Rudal Hingga Jarak 300 Km
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Perang kembali berkecamuk di Timur Tengah. Saling serang terus berlanjut dengan Israel sebagai episentrumnya, menghadapi aksi balasan kelompok bersenjata dan negara Iran.
Namun, tampaknya daya rusak serangan ke Israel tak separah wilayah yang diserang negara Zionis tersebut.
Hal ini disebabkan karena Israel memiliki sistem pertahanan udara dan persenjataan yang baik dan berlapis. Serangan roket dan rudal dari kelompok Hamas, Hizbullah maupun ratusan rudal balistik dari Iran dapat ditangkis.
Iron Dome mungkin merupakan sistem pertahanan udara yang paling dikenal oleh khalayak sebagai pelindung langit Israel. Tapi sejatinya, masih ada beberapa lapis pertahanan udara lain yang dimiliki Israel.
Dikutip media dari Missile Threat, Kamis (3/10/2024) ada empat lapisan pertahanan udara Israel terdiri dari Iron Dome, David's Sling, Misil Arrow-2 dan Misil Arrow-3.
Nah, David's Sling atau Ketapel Raja Daud ini cukup menarik untuk dibahas. Tentu saja ketapel yang dimaksud bukan lagi dalam bentuk seperti alat tradisional yang dipakai Daud saat mengalahkan manusia raksasa Goliath, seperti yang dikisahkan di Alkitab. Namun, David's Sling merupakan peralatan supercanggih dengan biaya sangat besar.
Perangkat persenjataan ini dikembangkan perusahaan pertahanan Israel, Rafael Advanced Defense Systems dan perusahaan pertahanan Amerika Serikat, Raytheon.
David's Sling yang beroperasi pertama kali tahun 2017, adalah sistem pertahanan udara dan rudal Israel yang dirancang untuk mengalahkan rudal balistik jarak pendek, roket kaliber besar, dan rudal jelajah. David's Sling menempati tingkat menengah dalam arsitektur pertahanan rudal Israel, antara sistem pertahanan Iron Dome dan sistem Arrow.
David's Sling Weapon System (DSWS) mengandalkan rudal yang disebut Stunner, terdiri dari dua bagian. Rudal ini bisa mencegat target setinggi sampai 15 km dan menjangkau jarak antara 40 sampai 300 kilometer.
Kecepatannya tembus Mach 7,5. Stunner tak punya hulu ledak dan mengalahkan target dengan menyerang secara langsung. Hidung rudal ini memiliki dua sensor untuk panduan. Di tengah perjalanan, rudal menerima pembaruan dari radar berbasis darat. Setiap rudal Stunner menghabiskan biaya produksi sekitar USD 1 juta.
Sistem peluncuran vertikal yang dipasang di trailer untuk rudal Stunner dapat menampung sampai 12 unit senjata ini. Adapun radarnya dapat melacak hingga 1.100 target pada jarak 474 km.
Israel mulai mengembangkan David's Sling sejak 2006, dan pada Agustus 2008, menandatangani perjanjian dengan AS untuk mengembangkannya bersama. Dari tahun fiskal 2006 hingga 2020, AS menyediakan bantuan USD 1,99 miliar untuk mendukung pengembangan dan pengadaan David's Sling. Sebanyak 50% komponen David's Sling dibuat di Amerika Serikat. (R-04)