Rohil dan Inhil Marak Kasus Malaria, Diskes Riau Minta Warga Tak Keluar Malam Hari
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Dinas Kesehatan Provinsi Riau mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah yang menjadi endemis penyakit malaria agar meningkatkan kewaspadaan. Pasalnya saat ini kasus malaria di Riau mengalami peningkatan. Khususnya di dua daerah di Riau, Kabupaten Rokan Hilir dan Indragiri Hilir.
"Kami menghimbau kepada masyarakat yang tinggal di wilayah yang tinggi kasus malaria nya agar memperhatikan kebersihan lingkungan. Sebab penyakit malaria ini disebabkan oleh gigitan nyamuk Anopheles," kata Kasi P3M Diskes Riau, Syarifah Dewi Handayani, Minggu (29/9/2024).
Sebagai langkah pencegahan kasus malaria, warga diminta untuk membersihkan tempat bersarangnya nyamuk Anopheles. Nyamuk ini paling senang bersarang dan berkembang biak di genangan air yang kotor dan lembab. Sehingga pola hidup bersih dan sehat sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya penyakit ini.
"Selain itu warga yang ingin keluar rumah juga kami imbau untuk selalu menggunakan obat anti nyamuk yang oles," ujarnya.
Pihaknya juga mengimbau agar masyarakat agar menghindari keluar rumah malam hari, khusus bagi warga yang tinggal di daerah yang tinggi kasus malaria.
"Karena nyamuk ini biasanya mengigitnya mulai senja sampai malam hari, jadi sedapat mungkin hindari keluar rumah senja dan malam hari, kalau bisa di rumah tidurnya pakai kelambu, bisa juga pakai obat nyamuk," katanya.
Syarifah mengungkapkan, dari laporan yang pihaknya terima, hingga 28 September 2024 ini jumlah kasus malaria di Rohil mencapai 1.660 kasus. Daerah yang paling banyak ditemukan kasus ini berada di kelurahan panipahan, kecamatan pasir limau kapas.
Sedangkan di Inhil hingga 29 September ini jumlah kasusnya sebanyak 34 kasus. Daerah yang paling banyak ditemukan kasus malaria ini ada di Kecamatan Guntung. (R-03)