Kawanan Kerbau di Kampar Mati Mendadak, Gejala Awal Sesak Nafas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Peternak di Desa Mentulik Kecamatan Kampar Kiri Hilir merugi karena Kerbaunya mati mendadak.
Peristiwa kerbau mati mendadak ini diawali dengan gejala sesak nafas pada hewan ternak tersebut.
Kerugian pun tak dapat dihindari oleh peternak.
Seperti yang diungkapkan Rusman Ali, seorang peternak setempat. Ia mengatakan, kematian pertama terjadi pada Sabtu (7/9/2024).
Kawanan Kerbau miliknya dan warga lain semula ada 23 ekor.
Kini tinggal delapan ekor. Kerbau miliknya yang mati sebanyak lima ekor.
Dua ekor lainnya masih sempat dipotong sebelum mati.
"Yang mati lima. Yang dipotong dua. Jadi kalau dirupiahkan, kerugian ada 100 juta," katanya kepada awak media, Jumat (13/9/2024).
Ia tidak tahu penyebab pasti Kerbau mati mendadak. Menurut dia, gejala awalnya sesak nafas. Lalu Kerbau mencari air untuk berendam.
"Kalau lagi sakit berendam di air, disitulah mungkin Kerbau jadi masuk angin dan gembung. Kejang-kejang dan mati," kata Rusman berasumsi menurut pengetahuannya.
Ia masih merasa asing dengan gejala tersebut.
Gejala tersebut tidak sama dengan penyakit Kerbau Ngorok atau keracunan.
"Mulutnya nggak berbusa seperti keracunan. Yang dibilang Kerbau Ngorok itu, (gejalanya) nggak seperti itu juga," katanya.
Sejumlah bangkai hewan ternak itu ditemukan mengapung di Sungai Kampar Kiri. Sebagian ditemukan di tepi sungai.
Sebelumnya, beredar video bangkai-bangkai Kerbau mengapung di Sungai Kampar Kiri dan tepiannya.
Di video itu terlihat ada delapan bangkai Kerbau. (R-03)