Waspada! Inilah 11 Kelompok Rentan Terkena Kanker Payudara
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kanker payudara adalah penyakit yang terjadi karena sel-sel payudara tumbuh tidak tidak normal dan membentuk tumor ganas.
Jika dibiarkan, tumor tersebut dapat menyebar ke seluruh tubuh, dan berakibat fatal atau berbahaya bagi kesehatan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), penelitian menunjukkan, kanker payudara rentan terjadi pada orang dengan kondisi tertentu.
Lantas, siapa saja kelompok yang berisiko terkena penyakit kanker payudara?
Berikut 11 daftarnya.
Kelompok orang yang rentan terkena kanker payudara
Dikutip dari laman Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), perempuan memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Sekitar 99 persen kanker payudara terjadi pada perempuan dan hanya 0,5-1 persen yang terjadi pada laki-laki.
Beberapa faktor juga bisa jadi faktor penyebab kanker payudara, misalnya bertambahnya usia, obesitas, kebiasaan minum alkohol, dan riwayat keluarga.
Berikut daftar orang yang rentan terkena kanker payudara:
1. Berusia lebih dari 50 tahun Risiko kanker payudara semakin meningkat seiring bertambahnya usia.
Sebagian besar kanker payudara didiagnosis pada mereka yang berusia lebih dari 50 tahun. Namun, ada kalanya kanker payudara terjadi pada mereka yang masih muda.
Hanya saja, sebagian besar kanker payudara terjadi setelah menopause.
Sekitar tiga perempat atau 75 persen kasus kanker payudara terjadi pada wanita berusia 50 tahun ke atas.
2. Riwayat keluarga dan genetik Perempuan yang mewarisi mutasi pada gen tertentu, seperti BRCA1 dan BRCA2, berisiko lebih tinggi terkena kanker payudara dan ovarium.
Perempuan yang memiliki mutasi gen-gen di atas disarankan mempertimbangkan strategi pengurangan risiko kanker payudara, misalnya operasi pengangkatan kedua payudara atau strategi kemoprevensi.
Kendati demikian, sebagian besar perempuan yang didiagnosis kanker payudara tidak memiliki riwayat keturunan penyakit tersebut. Hanya saja, risiko terjadinya cukup rendah.
3. Obesitas Dilansir dari Breast Cancer Network Australia, orang dengan kelebihan berat badan atau obesitas rentan terkena kanker payudara, terutama pasca menopause.
Obesitas juga bisa meningkatkan risiko kembalinya kanker payudara (kambuh) bagi orang yang sudah pernah mengalaminya.
Risiko ini terjadi karena jaringan lemak di payudara adalah sumber utama estrogen tubuh setelah menopause.
Memiliki lebih banyak jaringan lemak berarti kadar estrogen yang lebih tinggi dalam tubuh sehingga dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
4. Payudara padat Seseorang dikatakan memiliki payudara yang padat jika mammogram menunjukkan organ tersebut memiliki lebih banyak jaringan kelenjar dan jaringan fibrosa dan lebih sedikit jaringan lemak.
Perempuan dengan payudara padat berpeluang lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang memiliki payudara kurang padat.
5. Pernah menderita kanker payudara Perempuan yang pernah didiagnosis mengalami kanker payudara akan lebih rentang terkena kanker payudara untuk kali kedua.
Beberapa penyakit payudara non-kanker seperti hiperplasia duktal atipikal atau karsinoma lobular in situ (LCIS) juga dikaitkan dengan risiko yang lebih tinggi terkena kanker payudara.
6. Terapi radiasi Seseorang yang pernah melakukan pengobatan menggunakan terapi radiasi terutama di area dada atau payudara sebelum berusia 30 tahun juga memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
7. Paparan obat dietilstilbestrol (DES) Dietilstilbestrol (DES) diberikan kepada beberapa wanita hamil di Amerika Serikat sekitar tahun 1940 dan 1971 untuk mencegah terjadinya keguguran.
Namun, wanita hamil yang mengonsumsi DES memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Perempuan yang ibunya mengonsumsi DES saat hamil juga mungkin memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
8. Mengonsumsi alkohol Sering minum alkohol dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker payudara.
Saat Anda terlalu banyak konsumsi alkohol, tubuh akan membantu molekul penyebab kanker untuk memasuki sel atau merusak DNA sel.
Alkohol juga dianggap meningkatkan kadar hormon estrogen yang dapat memengaruhi risiko kanker payudara.
9. Merokok Belum diketahui dengan jelas hubungan antara merokok dan kanker payudara. Namun, bahan kimia beracun pada rokok ditemukan dalam sel-sel payudara.
Merokok memang dikaitkan dengan penyebab utama penyakit jantung, kanker paru-paru, dan beberapa jenis kanker lainnya.
Kebiasaan merokok juga dapat meningkatkan komplikasi dari pengobatan kanker payudara, termasuk:
- Kerusakan paru-paru akibat terapi radiasi
- kesulitan penyembuhan luka setelah operasi dan rekonstruksi payudara
- risiko pembekuan darah yang lebih tinggi saat mengonsumsi obat terapi penghambat hormon.
10. Tumor payudara jinak Jika Anda pernah didiagnosis mengalami tumor payudara jinak, Anda memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara.
Sebagai contoh, orang yang memiliki hiperplasia atipikal atau neoplasia lobular memiliki peningkatan risiko kanker payudara.
Sebagian besar kondisi payudara jinak tidak meningkatkan risiko kanker payudara.
11. Riwayat kehamilan Perempuan yang belum pernah hamil atau memiliki anak pertama setelah usia 30 tahun ke atas memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara dibandingkan mereka yang melahirkan sebelum usia 30 tahun.
Setelah menyimak siapa saja kelompok orang yang berisiko terkena kanker payudara, kenali juga ciri-ciri kanker payudara.
Ciri-ciri kanker payudara
Sebagai penderita kanker payudara akan mengalami sejumlah tanda-tanda. Namun, ada juga beberapa penderita yang tidak bergejala.
Jika stadium kanker masih awal, penderita biasanya tidak merasakan tanda-tanda apapun.
Namun, ketika stadium lanjut, ciri-ciri kanker payudara memiliki kombinasi gejala.
Berikut ciri-ciri kanker payudara dikutip menurut WHO:
- Muncul benjolan atau penebalan payudara tanpa disertai rasa sakit
- Perubahan ukuran, bentuk atau penampilan payudara
- Perubahan tampilan puting atau kulit di sekitar puting (areola)
- Keluar cairan yang tidak normal atau berdarah dari puting.
Orang yang memiliki benjolan payudara tidak normal sangat disarankan untuk mencari perawatan medis, meskipun benjolan tersebut tidak terasa sakit.
Sebagian besar benjolan pada payudara tersebut bukanlah kanker. Benjolan payudara yang bersifat kanker memiliki tingkat keberhasilan pengobatan yang tinggi, jika masih pada stadium awal atau ukurannya masih kecil dan belum menyebar ke kelenjar getah bening.
Kanker payudara dapat menyebar ke area lain di tubuh dan memicu gejala lain. Seringkali, lokasi penyebaran pertama yang paling umum terdeteksi adalah kelenjar getah bening di bawah lengan.
Meski ada pula kemungkinan kelenjar getah bening yang mengandung kanker tidak dapat dirasakan.
Seiring waktu, sel kanker dapat menyebar ke organ lain termasuk paru-paru, hati, otak, tulang, dan bagian tubuh lainnya.
Jika anda termasuk dalam daftar siapa saja kelompok orang yang berisiko terkena kanker payudara, waspadai ciri-ciri penyakit ini.
Selain itu, lakukan pemeriksaan payudara mandiri dan cek kesehatan secara berkala. (R-03)