Dilantik Jadi Anggota DPRD Kota Pekanbaru, Lindawati Siap Kawal Pendidikan dan Kesejahteraan Buruh
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Unik dan kreatif! Bila kebanyakan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) datang ke gedung Dewan menaiki mobil mewah, Lindawati memilih dengan cara lain. Ia justru mengendarai sendiri sepeda motor vespa matic saat menghadiri acara pelantikan anggota DPRD Kota Pekanbaru periode 2024-2029 pada Jumat (6/9/2024) siang kemarin.
Cara ini dipilih Lindawati untuk menunjukkan bahwa posisi anggota DPRD harus selalu senafas dengan keadaan rakyat. Kendaraan roda dua adalah moda transportasi sederhana yang identik dengan masyarakat umumnya.
"Selain lebih praktis dan bisa lepas dari kemacetan, dengan menggunakan sepeda motor maka masyarakat bisa melihat bahwa wakilnya telah dilantik menjadi anggota DPRD. Jadi kita tidak hanya dilihat warga saat kampanye dulu, namun justru setelah terpilih dan dilantik, maka kita siap bekerja untuk masyarakat, khususnya konstituen yang telah memberi amanah kepada saya," kata Lindawati di kediamannya di kawasan Rumbai.
Lindawati kini menjadi salah satu srikandi asal Rumbai yang siap menjadi jembatan aspirasi bagi warga Pekanbaru, khususnya di Dapil II meliputi Kecamatan Rumbai, Rumbai Barat, Rumbai Timur. Dalam Pileg 2024 lalu, ia berhasil mengamankan satu kursi DPRD Pekanbaru dari Partai NasDem.
Bagi Lindawati, perjuangannya menuju gedung Dewan ditempuh dengan kerja keras. Pada Pileg 2019 lalu, ia sempat mencalonkan diri lewat Partai Gerindra. Meski saat itu ia berhasil meraup sebanyak 2.638 suara, namun belum berhasil duduk sebagai anggota DPRD Pekanbaru.
Pada Pileg 2024, suara pemilih yang diperoleh Lindawati naik hampir dua kali lipat. Ia meraup sebanyak 5.074 suara, sekaligus memastikan langkahnya untuk berjuang lewat jalur politik di rumah wakil rakyat. Ia merupakan caleg Partai NasDem peraih suara terbanyak di Dapil Pekanbaru 2.
Usai prosesi pelantikan di gedung DPRD Pekanbaru, Lindawati didampingi suaminya Armaini disambut kegembiraan warga di sekitar rumah tempat tinggalnya. Ratusan warga mengelu-elukannya, bergantian dengan suara gendang yang ditabuh kian memeriahkan suasana.
"Kami berdoa agar Ibu Lindawati senantiasa sehat dan bisa berkiprah sebagai anggota DPRD Pekanbaru, untuk memperjuangan aspirasi dan kebutuhan masyarakat. Sekarang kami telah memiliki wakil yang kami harapkan bisa bekerja dengan efektif untuk kemajuan Pekanbaru, khususnya wilayah Rumbai sekitarnya.
Fokus Perjuangan Lindawati
Latar belakangnya yang aktif pada sejumlah organisasi sosial dan politik, akan membuat Lindawati dengan cepat memetakan persoalan yang dihadapi masyarakat, sekaligus memberikan rekomendasi penyelesaian yang konkret.
Ia menyadari, peran dan fungsi DPRD dibatasi oleh aturan perundang-undangan. Namun Lindawati akan mengoptimalkan fungsi dan hak yang dimiliki anggota DPRD, yakni budgeting (penganggaran), legislasi dan pengawasan.
"Tentunya, dalam kapasitas sebagai anggota DPRD Pekanbaru, saya juga harus dapat membangun hubungan kemitraan yang positif dengan eksekutif (Pemko). Sehingga aspirasi yang nantinya saya serap dari masyarakat, dapat direalisasikan dalam bentuk program dan kebijakan yang berpihak kepada masyarakat," kata Lindawati.
Ia menyoroti soal isu pendidikan di Kota Pekanbaru. Salah satunya menyangkut penerimaan peserta didik baru (PPDB) yang kerap dikeluhkan oleh masyarakat, khususnya kaum emak-emak. Saban tahun, proses penerimaan siswa baru, meski sudah dilakukan lewat sistem online, namun tetap memicu persoalan.
"Oleh karena itu, kita harus siap mengoreksi PPDB yang sudah berlangsung. Kita perbaiki agar akses anak-anak pada sekolah negeri bisa lebih luas, transparan namun juga kompetitif," kata Lindawati yang juga merupakan Bendahara DPD Partai NasDem Kota Pekanbaru.
Menurutnya, rumor adanya pungutan secara tidak sah dalam setiap PPDB memang benar adanya. Ia sendiri pernah merasakan hal itu ketika membantu anak dari warga tak mampu untuk masuk ke sekolah negeri.
"Namun, saat itu karena niat kita membantu masyarakat yang tidak mampu, maka hal itu terpaksa kita lakukan. Nah, setelah saya menjadi anggota DPRD, maka hal-hal seperti itu harus kita hapus. Anak-anak, khususnya dari keluarga kurang mampu harus bisa mendapat pendidikan di sekolah negeri, tanpa ada pungutan," tegas Lindawati.
Ia juga menaruh concern pada agenda peningkatan ekonomi dan kesehatan masyarakat. Soal ekonomi keluarga, menurut Lindawati, merupakan pondasi yang sangat menentukan.
"Kalau ekonomi keluarga masyarakat kita lemah maka akan menimbulkan kerentanan dan masalah lain yang lebih kompleks. Di dalamnya ada masalah kesehatan, pendidikan dan daya saing. Maka sebenarnya, ekonomi dan kesejahteraan keluarga itu ujung tombaknya. Nah, bagaimana kebijakan pemerintah Kota Pekanbaru difokuskan pada penguatan ekonomi masyarakat, khususnya di lapisan bawah. Ini harus dirumuskan dan punya peta jalan yang konkret," kata Lindawati.
Agenda lain yang akan dilakukan oleh Lindawati yakni memperjuangan kesejahteraan buruh (pekerja) industri minyak bumi dan gas (migas). Apalagi, banyak warga Rumbai sekitarnya yang bekerja sebagai buruh migas kontrak.
Soal isu kesejahteraan buruh migas ini, bagi Lindawati sebenarnya bukan isu baru. Sang suami, Armaini adalah bekas pentolan serikat buruh migas di Kota Pekanbaru. Armaini pernah menjadi Ketua DPC Federasi Pertambangan dan Energi (FPE) Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang kini telah bertransformasi menjadi pengusaha. Lindawati kerap ikut mendampingi suami dalam rapat-rapat buruh migas.
"Bagi saya pribadi, buruh migas adalah keluarga kami sejak lama. Saya mendukung suami untuk memperjuangkan nasib buruh migas sudah cukup lama. Jadi, saya memahami benar kondisi buruh. Maka, setelah saya menjadi anggota DPRD, tentunya pola perjuangan akan pindah pada jalur kebijakan dan politik. Karena perubahan nasib buruh itu juga ditentukan oleh kebijakan politik," terang Linda.
Menurutnya, upah buruh migas yang dipatok standar Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) saat ini masih sangat rentan dan belum bisa menopang kesejahteraan buruh. Itu sebabnya, dibutuhkan kebijakan untuk menaikkan upah buruh migas yang lebih layak lagi.
"Industri migas adalah industri strategis nasional. Oleh karena itu, tingkat upah buruh migas harusnya bisa lebih baik. Kalau sekarang masih sangat terbatas dan belum mencukupi untuk kebutuhan hidup yang layak," kata Lindawati.
Itu sebabnya, ke depan Lindawati akan terus berkomunikasi dengan kalangan pengurus dan aktivis buruh di Pekanbaru, tidak terbatas pada buruh migas semata.
"Saya akan merespon setiap masalah dan aspirasi dari kelompok buruh. Karena kondisi buruh mencerminkan realita kesejahteraan masyarakat di kota ini. Kalau buruhnya miskin, maka berarti ekonomi masyarakat lemah, daya saing akan rendah. Rumah saya terbuka untuk buruh dan masyarakat arus bawah," pungkas Lindawati. (ADV)