Awal Mula Panggilan Paus oleh Orang Indonesia untuk Pemimpin Katolik Dunia di Tahta Suci Vatikan
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Dalam tradisi agama Kristen Katolik, ada sebutan khusus bagi pemimpin tertinggi agama. Masyarakat internasional memanggil pemimpin tertinggi agama Khatolik dengan sebutan Pope.
Adapun sebutan tersebut diberikan secara berbeda-beda seperti dalam bahasa Italia disebut Papa Francesco, dalam bahasa latin disebut Papa, dalam bahasa Yunani disebut Pappas. sedangkan di Indonesia menyebutnya dengan istilah Paus. Begini asal usulnya.
Asal Usul Istilah Paus
Melansir dari beragai sumber, sebutan Paus di Indonesia untuk pemimpin gereja Katolik karena pengaruh Belanda. Saat zaman kolonial Belanda, para pastur menggunakan istilah mereka saat menyebarkan agama di nusantara.
Adapun pemimpin katolik dalam bahasa Belanda disebut De Paus. Sebutan De Paus kemudian lama-lama disebut dengan paus oleh masyarakat.
Paus dalam Gereja Vatikan memiliki peran ganda yakni sebagai kepala Negara sekaligus pemimpin tertinggi umat Khatolik seluruh dunia.
Saat ini diketahui bahwa gelar tertinggi pemimpin umat Khatolik di dunia dijabat oleh Paus Fransiskus.
Paus Fransiskus merupakan Paus ke 266 yang terpilih dalam konklaf Kepausan 13 Maret 2013. Ia menggantikan Paus Benediktus XVI, dan merupakan Paus pertama dari ordo Yesuit yang berasal dari benua Amerika.
Melansir dari laman kemenag.go.id, seorang Paus akan tinggal dan memimpin Negara Vatikan. Vatikan adalah tempat yang dianggap suci oleh orang Katolik. Negara ini berukuran cukup kecil dengan luas hanya sekitar 0,44 Km2. Negara ini hanya memiliki 880 orang penduduk yang semuanya merupakan rohaniwan rohaniwati yang bertugas mendampingi Paus.
Saat ini adalah era Paus Fransiskus. Ia lahir dengan nama Jorge Mario Bergoglio, adalah pemimpin tertinggi Gereja Katolik global dan Kepala Negara Vatikan.
Lahir di Buenos Aires, Argentina pada 17 Desember 1936. Meski lahir di Buenos Aires, Paus Fransiskus adalah anak dari imigran Italia. Ayahnya, Mario, adalah seorang akuntan di perusahaan kereta api, sedangkan ibunya, Regina Sivori, adalah seorang ibu rumah tangga.
Dia ditahbiskan sebagai imam pada 13 Desember 1969 dan melanjutkan pelatihan di Universitas Alcalá de Henares, Spanyol. Pada 22 April 1973, ia mengucapkan kaul kekal sebagai seorang Yesuit dan kembali ke Argentina untuk mengajar serta berperan sebagai akademisi di Fakultas Teologi San Miguel, Konsultan Provinsi Serikat Yesus, dan Rektor Colegio Máximo.
Pada 20 Mei 1992, Paus Yohanes Paulus II mengangkatnya sebagai Uskup Tituler Auca dan Uskup Auksilier Buenos Aires. Ia menerima penahbisan Uskup pada 27 Mei dan memilih moto episkopal ”miserando atque eligendo.”
Selanjutnya, ia menjabat sebagai Uskup Agung Buenos Aires sejak 1998 dan diangkat sebagai Kardinal pada 2001 oleh Paus Yohanes Paulus II. Kemudian dalam Konklaf Kepausan pada 13 Maret 2013, Bergoglio terpilih sebagai Paus ke-266 menggantikan Paus Benediktus XVI.
Paus Fransiskus baru saja tiba di Indonesia bersama rombongan Takhta Suci Vatikan pada Selasa 3 September 2024. Uskup Roma itu disambut Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Ignatius Kardinal Suharyo, dan Ketua Panitia Kedatangan Paus Fransiskus Ignasius Jonan.
Nunsius Apostolik Vatikan untuk Indonesia Piero Pioppo juga turut menyambut paus bernama asli Jorge Mario Bergoglio itu.
Paus Fransiskus dijadwalkan berada di Indonesia selama empat hari dan akan bertolak ke kunjungan berikutnya di Papua Nugini pada Jumat 6 September 2024.
Dalam kunjungannya ke Indonesia ada sejumlah agenda yang akan dilakukannya mengunjungi Istana Negara, bertemu dengan anggota Serikat Jesus, para uskup, diaskon, seminaris, ketekis, tokoh-tokoh agama Masjid Istiqlal, serta melakukan Misa Kudus di Stadion Gelora Bung Karno yang akan dihadiri sekitar 80 ribu umat Khatolik di Indonesia. (R-03)