Mahasiswa Kelompok Cipayung Plus Jumpa Jokowi, Rocky Gerung: Udah Cair, Harusnya Jadi Leader Bukan Dealer!
SabangMerauke News, Jakarta - Kelompok mahasiswa yang menamakan dirinya Cipayung Plus melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi di Istana Negara, Rabu (23/3/2022). Memakai baju batik, usai pertemuan, para mahasiswa menyampaikan beberapa hal yang dibicarakan dengan Jokowi.
Raihan Ariatama, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menyatakan kalau Kelompok Cipayung Plus menyampaikan komitmennya untuk 'membersamai' pemindahan ibu kota ke Nusantara. Dia berharap pemindahan ibu kota tersebut dapat berjalan dengan baik.
"Terkait dengan ibu kota negara baru, hari ini telah kami sampaikan dan Kelompok Cipayung Plus berkomitmen untuk membersamai program ini agar pemindahan ibu kota negara baru itu bisa berjalan dengan baik dan tidak membuat malu dan bisa menjadi prestasi, legasi presiden hari ini di mata dunia ke depannya," kata Raihan.
Kelompok Cipayung juga menyampaikan usulan Rumah Kebangsaan untuk tetap menjaga, merawat persatuan dan kesatuan kita karena Indonesia sangat beragam.
Raihan juga merasa terhormat dan bangga bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi yang biasanya hanya melihat dari media sosial. Ia mengaku mendapat energi positif dari kepemimpinan Jokowi.
Pertemuan para pentolan organisasi mahasiswa tersebut dikritik oleh Rocky Gerung. Ia mengaku tak paham apa nilai 'plus' dari Kelompok Cipayung Plus yang mendatangi kekuasaan. Ia mempertanyakan moralitas para aktivis tersebut.
"Kalau integritas pasti tidak plus. Karena tidak ada tradisi kalau mahasiswa itu berkunjung pada kekuasaan, lalu pulang ceria. Saya gak tahu mungkin lagi pesta-pesta malam ini," kata Rocky Gerung lewat channel YouTube yang ditayangkan, Kamis (24/3/2022) pagi ini.
Menurutnya, mahasiswa seharusnya mengambil jarak dengan kekuasaan. Jika tidak maka publik akan mencurigai di balik "plus" tersebut ada sesuatu.
"Entah proyek, entah apa. Ini keadaan yang menunjukkan tak bisa dicegahnya pembusukan politik," kata Rocky.
Rocky menyayangkan potensi mahasiswa yang seharusnya bisa menjadi leader (pemimpin), namun justru kini menjadi dealer.
"Jadi, Kelompok Cipayung tidak lagi menjadi leader, tapi dealer. Nyalo sebetulnya. Harusnya mahasiswa melihat kekuasaan dengan penilaian etis dan kacamata kritis," kata Rocky.
Tokoh kritis ini menilai pertemuan para ketua organisasi mahasiswa itu sepertinya hanya keinginan bertemu dengan pejabat. Ini bisa dilihat dari pakaian rapi mahasiswa yang mengenakan batik.
"Harusnya kan pakai atribut organisasi. Orang mau lihat mahasiswa pakai jaket almamater atau jaket organisasi. Supaya terlihat mental spartan, bukan mental mengendus-endus proyek, lalu kemudian memuji Presiden. Ini bukan tradisi mahasiswa," kata Rocky.
Rocky juga menilai para mahasiswa lain akan menyebut para pimpinannya tersebut sudah dinegosiasi.
"Kalau istilah sekarang udah cair. Artinya sudah dinegosiasi segala macam. Udah diajak damai," kata Rocky.
Ia membandingkan tindakan pentolan aktivis mahasiswa itu dengan anak muda lain yang sedang berkelahi dengan kekuasaan, yakni Fatia dan Haris Azhar. Kedua aktivis ini tengah berstatus tersangka pencemaran nama baik Menko Marves, Luhut Binsar Panjaitan.
"Sementara Fatia dan Haris Azhar tidak mau damai dengan kekuasaan. Tapi, memang ada kelompok yang seperti ini. Kelompok yang menjadi tanda kalau moralitas sudah runtuh. Memang diperlukan kekonyolan ini," kata Rocky.
Ia juga memprediksi kemungkinan beberapa hari ke depan, para mahasiswa tersebut akan berkemah di ibukota negara Nusantara, seperti yang dilakukan Jokowi bersama menteri-menterinya beberapa waktu lalu.
"Nanti Kelompok Cipayung akan berkemah di situ. Kemudian ada pernyataan pers dari sana. Nanti akan bawa air dan tanah juga mereka ke IKN," kata Rocky.
Adapun Kelompok Cipayung Plus yang bertemu dengan Presiden Jokowi kemarin yakni:
1. Raihan Ariatama, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI);
2. Jefri Gultom, Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI);
3. Muhammad Abdullah Syukri, Ketua Umum Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PB PMII);
4. Benidiktus Papa, Ketua Umum Pengurus Pusat Persatuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PP PMKRI);
5. I Putu Yoga Saputra, Ketua Umum Pengurus Pusat Keluarga Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (PP KMHDI);
6. Abdul Musawir Yahya, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiah (DPP IMM);
7. Wiryawan, Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Budhis Indonesia (PP HIKMAHBUDHI);
8. Muhammad Asrul, Ketua Umum Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND);
9. Rafani Tuahuns, Pengurus Besar Pelajar Islam Indonesia (PB PII);
10. Iqbal Muhammad Dzilal, Ketua Umum Pengurus Pusat Himpunan Mahasiswa Persatuan Islam (HIMA PERSIS);
11. Zaki Ahmad Rivai, Ketua Umum Pengurus Pusat Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (PP KAMMI); dan
12. Arjuna Putra Aldino, Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (DPP GMNI). (*)