Terkuak Alasan PDIP Pilih Pramono Anung Jadi Cagub Jakarta, Singgung Pembelahan Pendukung Anies-Ahok
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Ketua DPP PDIP, Deddy Yevry Sitorus menyebut bahwa nama Menteri Sekretaris Kabinet Pramono Anung merupakan jalan tengah bagi partainya dari residu politik Pilgub DKI 2017 antara kubu Ahok dan Anies Baswedan.
"Bisa disebut beliau menjadi jalan tengah yang kemudian nanti bisa diharapkan mem-bridging antara dua kelompok ini," kata Deddy di kantor DPP PDIP, Rabu (28/8).
Deddy menilai residu politik sejak Pilgub DKI 2017 belum sepenuhnya selesai. Keduanya memiliki basis pemilih masing-masing yang saling berseberangan.
Ahok, kata dia, mewakili kelompok masyarakat yang ingin perbaikan dalam sistem birokrasi. Sedangkan Anies mewakili basis masyarakat Islamis-religius.
"Oleh karena itu kita mencoba melakukan pendalaman dengan Pak Ahok sampai hari Senin kemarin. Pendalaman untuk melihat bagaimana Pak Anies itu bisa bridging antara kelompok, katakanlah kelompok tanda kutip Islam, dengan kelompok-kelompok lain, komunasionalis, dan seterusnya," kata Deddy.
Meski begitu, Pramono kata dia, bukan mendadak diputuskan maju Pilgub Jakarta. Nama eks Sekjen PDIP itu sudah muncul dalam dua bulan terakhir untuk menjadi opsi di antara Ahok maupun Anies.
Di sisi lain, Deddy mengaku juga tak menutup mata soal elektabilitas Pramono yang belum terlihat. Menurut dia, elektabilitas dalam hasil survei akan selalu bergerak dinamis.
Dia meyakini beberapa poros pada Pilkada akan mengubah konfigurasi politik. Lagi pula, Deddy meyakini masih ada waktu hingga Pramono-Rano resmi ditetapkan sebagai Paslon.
"Jadi kita tidak berpegangan 100 persen pada hasil survei saat ini. Karena apapun bisa terjadi di bawah," katanya.
Pasangan Pramono-Rano Karno bakal menghadapi Ridwan Kamil-Suswono dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Duet RK-Suswono dimotori oleh Gerindra dan 14 partai lain yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus. Sementara Dharma-Kun maju lewat jalur perseorangan. (R-03)